Chapter 24

78 7 0
                                    

Usai bersih-bersih diri alias mandi, Lucas mengajak Haechan untuk sarapan di sebuah café dekat penginapan. Lucas juga berkata akan mengajaknya ke suatu tempat setelahnya. Maka dari itu, ia pun mengurus administrasi penginapan.

Seperti perjalanan sebelumnya, mereka kembali menaiki kendaraan umum. Kali ini kereta cepat hyper-tube, rintisan bisnis milik papa Chanyeol. Kabarnya kereta itu mulai direncanakan lima tahun yang lalu, dan terlaksana secara mandiri oleh pendanaan dari perusahaan Valentino miliknya.

 Kabarnya kereta itu mulai direncanakan lima tahun yang lalu, dan terlaksana secara mandiri oleh pendanaan dari perusahaan Valentino miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Keretanya bagus. Cepat dan stylish,” ucap Haechan.

“Iya, dong,”

Lucas tersenyum bangga. Ia menahan diri untuk tidak menyombong ria demi tidak terungkap identitasnya. Barangkali dalam penyamarannya yang lengkap dengan topi hitam dan masker yang menutupi wajah tampannya itu bisa diketahui satu di antara bejibun orang yang ada di stasiun. Terlebih lagi akan meyakinkan jika ia menunjukkan pengetahuannya tentang kereta canggih itu.

..
Perjalanan singkat membawa mereka ke tempat yang indah yang menjadi salah satu warisan alam dunia UNESCO pada tahun 2007. Tempat itu tak lain adalah Gunung Hallasan dan memiliki hubungan yang erat dengan Lucas. Namun kali ini Lucas memulainya dari Danau Baengnokdam yang memiliki lingkar 3 kilometer. Tempat itu juga membuat Haechan merasakan ketenangan seperti apa yang saat ini Lucas rasakan. Pulang ke rumah memang menjadi obat tersendiri kala jenuh dengan kehidupan dunia yang fana.

“Apa kau merasa senang pergi bersamaku, baby?,” tanya Lucas dengan tatapan menggoda.

“Ishhh..,” Haechan tersipu dengan wajah yang merah.

“Aku tanya, sayang?,”

Lucas terus menggoda Haechan dengan mendekatkan wajahnya di depan kecintaannya itu. entah apa yang ia harapkan lagi dari ekspresi Haechan. Mungkin saja ia menikmati saat menggoda seorang yang ia cintai. Tetapi nyatanya semua berakhir dengan hal yang membagongkan.

Baagh!
Lucas tersungkur dengan pukulan Haechan yang sangat keras di pipi kirinya. Ia hanya bisa meraba ujung bibirnya barangkali ada darah di sana sembari meringis kesakitan. Haechan mengibaskan dua telapak dan tersenyum puas. Tak lama Lucas pun bangkit.

“Mau ke suatu tempat yang indah?,” Lucas mengulurkan tangannya.

Haechan mengerutkan dahinya tanpa menjawab pertanyaan Lucas. Namun tanpa babibu lagi, Lucas menarik tangan Haechan dan berlari menuju dua pohon kembar yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Konon dua pohon itu adalah leluhur bangsa api yang telah kembali ke nirwana dan meninggalkan wujud sebagai pohon. Dengan wujud itu, mereka bisa terhubung dengan keturunannya. Merekalah yang membangun negeri api. Dan berawal dari kisah cinta keduanya lahirlah keturunan bangsa api hingga kehidupan Lucas saat ini.

Setelah melewati kedua pohon yang keramat itu, Lucas dan Haechan telah berada di tempat lain. Itulah portal menuju negeri api. Namun kali ini, dengan mantra khusus yang diucapkan Lucas dalam hati, ia membawa Haechan menuju lapisan ke tujuh negerinya.

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now