Chapter 29

145 4 0
                                    

Angin berembus menerpa telinga Winwin. Ia merinding tapi tetap melanjutkan tugasnya. Angin itu berembus mengikuti langkah Jungwoo. Kali ini yang diikuti tak merasakan apapun.

Seorang yang sudah diduga masuk ke dalam laboratorium

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Seorang yang sudah diduga masuk ke dalam laboratorium. Mengendus bau seorang yang berada di dalam ruangan serba putih itu. Jungwoo, sang master penyembuh tertidur dengan tangan masih menggenggam tabung kecil berisi darah Jaehyun. Nampak seperti seorang yang tertidur pulas di atas kursi dengan merebahkan kepalanya di atas meja dengan susunan keramik putih. Ia tak akan sadar jika beberapa saat lalu seseorang yang sudah diduga itu telah membuatnya seperti itu. seorang itu telah berhasil menikam seorang warga dari bangsanya dengan menggunakan sikunya.
Cess!
Mungkin bunyi itu tak pernah didengar oleh siapapun, tapi bagi master angin suara sekecil apapun mampu ia dengar. Seringaian penuh kemenangan telah terlukis di wajahnya. Ia segera melesat dengan kemampuan teleportase dan menghilang bak angin yang berembus. Tak terlihat namun mampu menggoyangkan sebuah botol yang kosong.
“Sial! Apa yang dilakukannya sekarang? Lama sekali hanya untuk mengamankan hal berharga itu,” gerutu Winwin.
Peluhnya nampak banjir di dahinya. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menahan racun yang sempat disematkan pada tubuh Jaehyun oleh Tuan Suho. Beliau memang petarung yang hebat karena di antara serangan standarnya pun mampu untuk menyisipkan racun berbahaya di tubuh lawannya. Setara sengatan ubur-ubur Irukandji dewasa yang sudah sangat langka.
Tubuh Winwin sudah terasa lemas karena kehilangan banyak energi. Bahkan matanya sudah setengah terpejam. Di sekian kalinya Winwin berusaha untuk tetap terjaga, Jungwoo datang. Saat itulah ia menggantikan posisi Winwin untuk menahan racun di dalam tubuh Jaehyun agar tidak cepat menyebar.
“Shit! Lama sekali kau,”
“Sudah. Suntikan saja penawarnya,”
Winwin dengan tenaga terakhirnya pun menyuntikan penawar berwarna ungu terang ke dalam tubuh Jaenyuh. Seketika tubuh Jaehyun kejang tak terkendali. Mereka pun mengamankannya dengan memasang tali di ujung tangan dan kaki Jaehyun.
“Kau tunggulah dia sampai mereda. Aku akan memulihkan tubuhku,” ucap Winwin pada Jungwoo.
“Tunggu! Aku tertidur di lab tadi,” ucap Jungwoo.
“Ah, kau jelaskan nanti saja. Aku sudah tidak tahan lagi dengan tubuhku,”

Kepulangan Kai dan rombongan ke Indonesia tercinta menyisakan banyak tanya di dalam benak Haechan, pun Mark. Usai dinyatakan membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter rumah sakit, mereka tak menunda waktu untuk memesan pesawat saat berada di apartment Mark dan Haechan.
“Mengapa secepat itu pulang, Romo?,” tanya Haechan dengan raut sedih.
“Romo membutuhkan banyak istirahat, nak,” jawab Kyungsoo sembari memasukkan barang-barangnya ke dalam koper.
“Ini semua demi kebaikan romo Kai, Chan,” Mark mengelus pundak Haechan untuk menenangkannya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now