Chapter 2

1.2K 105 2
                                    

Semalaman penuh, tidur Haechan begitu tak tenang. Kadang saat lelap mulai membuatnya lengah, kesadaran tak dapat meninggalkannya. Di tengah malam, Mark menggeliat untuk berganti posisi tidur. Seketika Haechan bersiap seolah pasang kuda-kuda untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

"Haihh, melelahkan juga," bisik Heechan dalam hati. Sudah sekian jam lamanya dia terus berjaga, sementara Mark mungkin sudah berada di alam mimpi. Akhirnya Haechan memutuskan untuk terlelap dalam tidur.

Jam tengah malam pun berganti angka. Tepat saat subuh mengumandang, Mark menggeliat dan matanya terbuka. Meskipun dengan begitu buram memandang. Dia berganti posisi tidur. Ternyata di sampingnya tergeletak Haechan yang masih terlelap.

Mark mendekatkan wajahnya ke wajah Haechan yang tengah meringkuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark mendekatkan wajahnya ke wajah Haechan yang tengah meringkuk. Diciumnya kening Haechan penuh dengan cinta. Haechan tersenyum dan semakin meringkukkan tubuhnya.

Mark bangun dari tempat berbaringnya dan pergi ke kamar mandi. Saat melewati dapur, Mark berpapasan dengan kanjeng ibunya.

"Sudah bangun kamu, Mark? Mbok ya nanti nak Haechan diajak main ke mana gitu, ini kan seminggu terakhir kalian bareng-bareng tho?," ucap kanjeng ibu Xiumin.

"Inggih, bu. Nanti Haechan mau saya ajak ke tempat eyang, sehabis itu kita ke museum," jawab Mark.

"Lho, jangan ke tempat eyang dulu. Ke tempat eyang bareng saja sama Kanjeng romomu. Nanti kalo kamu sama nak Haechan saja yang ke sana, pasti ndak boleh pulang. Kanjeng ibu kan masih mau nemenin calon mantu," kata kanjeng ibu Xiumin sambil tersenyum.

"Ah, kanjeng ibu bisa saja. Ya sudah, nanti Mark ajak saja Haechan ke museum sama nonton film,"

"Lagian kamu ini bagaimana tho, le? Ngajak calon istri main koq ke museum. Mbok yang romantis sedikit lho, seperti kanjeng romomu,"

Kanjeng ibu Xiumin tersenyum-senyum mengenang masa-masa indah bersama suaminya. Mark hanya tersenyum melihat kanjeng ibunya salah tingkah dengan ucapannya sendiri.
00

Haechan terbangun saat jam dinding kamar Mark menunjukkan pukul 06.03. Matanya masih begitu buram untuk melihat. Dia segera bangun dan melangkah menuju kamar mandi.

Rupanya di dapur sudah ada kanjeng ibu Xiumin, Mark dan dua pelayannya sedang mempersiapkan sarapan pagi. Heaechan merasa begitu canggung.

"Ehalah, nak Haechan sudah bangun? Bagaimana tidurnya nyenyak tho?," sambut kanjeng ibu Xiumin sembari melangkah mendekati Haechan.

Haechan hanya tersenyum.

"Dia tidak bisa tidur sampai tengah malam, kanjeng ibu. Ndak tau kenapa. Glasah glusuh ndak jelas," ucap Mark tiba-tiba.

"Owalah, mbok ya nak Haechan dibikinkan susu hangat kalo ndak bisa tidur. Mark ini memang ndak seperti kanjeng romonya," Kanjeng ibu Xiumin merangkul Heechan dan mengelus pundaknya begitu lembut.

5 Dost (Hiatus)Where stories live. Discover now