MM : 32 Terbongkar

6 3 0
                                    

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : BobrokClub

32 || Terbongkar

"Memang benar, rahasia akan terbongkar di waktu yang tak di duga-duga."

- Alvero Anugrah

•••

Dua buah mobil Alphard putih terparkir di halaman depan rumah Alvero. Seorang gadis yang cantik nan anggun, turun dari mobil tersebut dengan senyum menawannya.

"Yok!"

Brenda tersenyum dan meraih tangan Papanya. Bersama, mereka berjalan menghampiri kediaman keluarga Alvero, disusul dengan keluarga besar Brenda.

Sambutan meriah di hadirkan dari keluarga Alvero. Tapi dari sisi Herman yang terlihat bahagia, dia seakan merasa bersalah dengan Alvero.

Mereka bersalaman, bercakap cakap, Herman dan Amanda mempersilahkan mereka masuk. Dilihatnya dekorasi yang mewah dengan nuansa putih yang menambah elok kesucian di hari sakral itu.

Tapi disisi lain, Alvero sedang terpuruk. Akan kan dia bisa hidup dengan Brenda tanpa cinta nantinya? Alena juga pasti akan sangat membencinya. Pikiran nya kini terisi oleh wanita mungil yang bernama Alena, Alena yang katanya baru merasakan cinta, tapi kini? Alena juga harus merasakan luka karena dirinya."

"Alvero nya mana, Ma?" tanya  Herman.

"Oiya, bentar Mama panggil."

Amanda pun menaiki tangga demi tangga menuju kamar Alvero.

"Al, ayo keluar. Brenda sama keluarganya udah datang."

Alvero menghembuskan napas kasar tatkala mendengar ucapan Amanda.

"Iya, Ma," jawabnya lesu.

Alvero lalu bergegas merapikan jas nya, lalu berjalan menyusul Mama nya. Dan ternyata benar, sudah banyak orang di bawah.

Brenda menatap Alvero kagum, sangat menawan sekali Alvero menggunakan jas itu, jas hitam putih yang sepadan dengan dress Brenda.

Iyos, Adnan dan Irsyad datang, Seketika pula Brenda merasakan hal yang berbeda kala melihat Iyos. Iyos jauh lebih menawan daripada Alvero. Entahlah, perasaan apa yang datang ini. Jantung nya berdenyut lebih cepat ketika iyos mengulas senyum yang tertuju untuk dirinya.

Iyos sendiri sebenarnya juga tak tahu perasaan apa yang datang pada dirinya, mungkin bisa dibilang kalau Iyos dan Brenda adalah benci jadi cinta.

Brenda menggeleng cepat, tidak. Tidak mungkin dirinya menghilangkan kesempatan perjodohan ini, setelah bertahun-tahun Brenda memperjuangkan cinta nya untuk Alvero.

Sedangkan Alvero, terlihat jelas bahwa dirinya sedang gundah, gelisah galau merana. Bagaimana tidak? Ia tidak melihat Alena dari kemarin.

"Bisa dimulai acara tunangan nya?" ucap salah satu MC.

"Pa, Alvero gabisa," lirih Alvero lemas.

"Ssttt, bisa kok pak, silahkan dimulai!" ujar Herman tanpa memperdulikan ucapan Putranya sama sekali.

Sambutan demi sambutan selesai, kini acara memasuki cincin akan segera dimulai, pertanda sebentar lagi mereka akan resmi bertunangan.

Alvero pasrah, ia tak bisa berbuat apapun. Lihat? bahkan seseorang yang biasanya memberontak pun tak bisa berbuat apa apa jika itu kemauan orang tuanya.

"Ayo silahkan untuk nak Alvero memasukan cincin ke jari manis Brenda," suruh seorang MC.

Denyut jantung Brenda berpacu sangat cepat, kali ini bukan perasaan senang, tapi khawatir.

•••

Alena tersentak kaget kala Iyos mengabari bahwa Alvero akan melaksanakan acara tunangannya hari ini.

Alena segera bergegas, menyusul kediaman Alvero. Selama di perjalanan, gadis itu khawatir bahwa Alvero akan menjadi milik Brenda.

Sesampainya di gerbang kompleks Alvero tinggal, benar saja, semuanya ramai.

Alena segera turun dari ojek dan langsung memberi uang lalu pergi meninggalkan ojek itu begitu saja.

"NENG! KEMBALIANNYA!" teriak si tukang ojek.

"AMBIL AJA, PAK!"

Alena tertatih-tatih berjalan, tak peduli banyak orang yang ia tabrak. Baginya, Alvero lebih penting.

Alena terkejut ketika Alvero akan memasuki cincin itu ke jari manis Brenda.

Dengan spontan Alena berteriak, "STOP!"

Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke arah Alena. Gadis itu mulai terisak. Wajar saja, melihat orang yang dicintainya ingin memasukkan cincin di jari orang lain yang dari dulu sangat membencinya.

"Alena?" Brenda terkejut.

"Kenapa?Lo kaget gue disini? Lo kan yang udah nabrak gue kmrn, masih mau ngehindar lo?"

Brenda terkejut, bagaimana Alena tahu kalau dia yang menabraknya? Kini, mata semua orang tertuju pada dirinya.

Flashback on ...

Alena berjalan santai di sekitar perumahannya, rasa nya udara pagi lebih sejuk daripada hatinya kemarin, panas.

"Aaa ada kucing, lucu banget!" ucap Alena antusias.

Alena segera menghampiri kucing yang ada di tengah jalan itu, tanpa menyadari bahwa di kejauhan ada motor melaju dengan kecepatan tinggi.

"AAA!"

Brak!

Alena tergolai lemas, tapi untungnya dia masih sadar. Hanya saja kakinya sedikit lecet dan tak bisa di gerakan.

"Wah wah ada yang kena tabrak lari pak!"

"Pak Ucup, tolong kejar motor itu!" ucap Alena kepada satpam yang menjaga rumahnya.

Lelaki paruh baya itu meng-iyakan ucapan Alena. Dengan segera pak Ucup mengambil motor yang tak jauh dari tempat Alena ditabrak lari.

Setelah mengambil motor, Pak Ucup segera menancap gas. Sedangkan Alena, di bantu untuk diobati kakinya yang lecet.

•••

"Heiii, berhenti kamu!,"

Satu orang itu menoleh kebelakang, dan tersentak kaget ketika melihat ada orang yang mengejar mereka.

"Bos, ada yang ngejar kita nih!"

"Tancap gas boss!" suruh orang itu.

Dengan segera pula Pak Ucup menancapkan gas motor Supra jadul miliknya. Dan aksi kejar-kejaran pun terjadi diantara mereka.

•••

Mysterious ManWhere stories live. Discover now