MM : 06 Keajaiban Cermin

24 6 0
                                    

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : reniisa07

06 || Keajaiban Cermin

"Masa lalu... Tak ada seorang pun yang ingin menceritakannya. Namun, salahkah aku jika mengintip sedikit ke sana?"

-Alvero Anugrah-
reniisa07

•••

"Woii, Al! Busett dah, lo darimana aja, sih?  Gue cariin di perpustakaan, rooftop, kantin, kagak ada! Bentar lagi kelas mulai, lo mau kena hukum sama Pak Pardi?"

Suara cempreng Tania menyambut ketika Alena melangkahkan kakinya memasuki kelas XI MIPA 2.

Omelan panjang lebar itu hanya ia balas dengan senyuman yang menyebabkan rasa perih di pipinya.

Setelah menduduki bangku, barulah Tania membelalakkan mata, mendapati wajah sahabatnya yang sedikit memerah.

"Eh, muka lo... kenapa?"

"Em... ini?" Dengan polosnya Alena menunjuk pipinya yang terluka.

"Iya. Kok, merah-merah gitu?"

"Ooh, tadi...." Rentetan peristiwa beberapa menit yang lalu, mengalir dari bibir Alena.

Usai sahabatnya bercerita, Tania menggeram kesal.

"BISA-BISA NYA TUH ORANG NYAKITIN LO CUMAN GARA-GARA COWOK!"

Tania menghentakkan tangannya ke atas meja. Alena panik, seisi kelas kini memperhatikan mereka.

"Eh Tan, gak usah teriak-teriak juga kali. Malu-maluin, deh!" bisik Alena sembari melempar tatapan  'harap maklum' kepada teman-teman sekelasnya.

"Gue kesel, tau gak? Lo juga, kenapa gak melawan?"

"Lo pikir gua bisa ngelawan kakak kelas yang tiba-tiba datang terus ngelabrak gue? Lo kayak gak tau aja gue gak bisa bela diri," ujar Alena sembari mengelus luka di pipinya dengan hati-hati.

"Yaelah, lo tendang aja udah pada ngacir tuh mereka."

"Heh, mereka kakak kelas, sopan dikit kenapa!"

Tania memijit pelipisnya. "Al... Al... lo jadi orang kok baik banget, sih? Herman gue." Perkataan Tania, mengundang jitakan yang diberikan Alena.

"Heran, heh!"

"Nah iya, itu... eh, by the way, usut punya usut nih, tuh luka lo obatin sendiri?" tanya Tania penasaran.

Seketika Alena terdiam di tempat. Wajah lelaki yang hadir dalam hidupnya sejak kejadian tempo hari, berkelebat di dalam benak.

Tanpa sadar sudut bibirnya tertarik, menimbulkan segaris lengkung senyuman di bibir Alena.

Pletak!

"Aww!" Gadis berambut sepinggang itu mengusap dahinya yg barusan menjadi sasaran empuk dari jitakan maut sang sahabat.

"Kenapa, sih? Main jitak aja!"

"Seharusnya gue yang tanya. Lo kenapa jadi senyum-senyum gak jelas kek gitu?"

Hening.

"Apa jangan-jangan...." Tania menyipitkan matanya, curiga. "lo diobati sama cowok ganteng, ya?"

Mysterious ManWhere stories live. Discover now