MM : 18 Rintikan Air Hujan

22 4 6
                                    

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : reniisa07 and CitaApriati

18 || Rintikan Air Hujan

"Aku memang tak menyukai hujan, tapi aku menyukai moment ketika hujan. Disaat aku kedinginan, selalu ada seseorang yang memberikan kehangatan."

-Alena Maharani-
reniisa07 and CitaApriati

•••

Alena menatap jalanan yang sangat amat ramai oleh siswa siswi yang berhamburan untuk pulang.

"Duh... Pak Ucup mana sih? Lama banget! Bisa-bisa jamuran nih aku nungguinnya!" gerutu Alena.

Sudah 25 menit lamanya dia menunggu Pak Ucup, yang sedari tadi tak kunjung juga datang.

Tingg ....

Pak Ucup

Non, maaf Non. Pak Ucup gak bisa jemput hari ini. Ban mobil nya pecah kemaren, Pak Ucup lupa benerin. Non cari taxi aja ya.

Alena mendengus, Inikah yang dinamakan menunggu kepastian, tapi sudah diberi kepastian malah sakit?

Alena
Iya pak, gapapa ko.

Alena menaruh ponsel nya kembali kedalam saku.

Gadis itu celingak-celinguk melihat jalanan yang ramai, tapi tak satupun ada taxi yang lewat.

Dia menghembuskan napas kasar.

"Kalau tau begini, kenapa tadi gak ikut Rio aja? Arghhh!"

"Mana Tania udah pulang lagi, ihh!" Alena kembali menggerutu sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Alena terdiam sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

Tin ....

Klakson yang berbunyi nyaring itu membuat gadis tersebut menoleh ke samping dan dilihatnya seorang pria dengan menggunakan motor hitam merah berjalan menghampiri Alena.

•••

"Al, Lo balik bareng kita gak? Kebetulan gue lagi bawa mobil," ajak Adnan

"Engga deh, gue bawa si Redba," tolak Alvero sembari menyambar helm nya di loker sekolah.

"Oh, si Redba udah balik? Kok, bisa? tanya Adnan.

"Iya Al, kok bisa?" sahut Iyos dan Irsyad kemudian.

"Gue tebus, dahlah gue mau balik."

Alvero melangkah meninggalkan ketiga sahabatnya yang hanya bisa menggeleng-gelengkan saja.

Sesampainya di parkiran, Alvero segera menghampiri motor kesayangan nya itu.

Rasa rindunya sudah terobati, namun rasa dendam kepada musuhnya itu tetap di hati.

Alvero melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Namun kemudian, segera dia memperlambat laju motornya, ketika dari kejauhan, terlihat seorang gadis yang berdiri sendiri di tepi jalan.

Ya, itu adalah Alena, seseorang yang selama beberapa hari terakhir, selalu mengisi benaknya.

Tin ....

Mysterious ManWhere stories live. Discover now