Mysterious Man

MM : 33 Everything is Okay

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : Evankurniawansrinurc

33 || Everything is Okay

•••

"Mulai detik ini, kau milikku ...."

•••

Brenda menghela napas lelah. Dia menatap seluruh tamu undangan yang balik menatapnya.

"Gua emang salah. Kalian semua pantes nyalahin gue. Alena, gue minta maaf itu semua emang ulah gua," ucap Brenda dengan menundukkan kepala.

"Gue ngelakuin itu semua karena gua iri sama lo, Alena. Lo selalu dapet apa yang lo ingin kan. Kasih sayang, perhatian, cinta dari semua orang, terutama Alvero. Orang yang gue suka bertahun tahun, tapi dengan mudahnya lo dateng dan rebut Alvero dari gue," ucap Brenda dengan mata memerah menahan air mata.

seluruh tamu undangan mendengar bahkan ada yang merekamnya. Merasa tak tahan melihat hal yang berada di deptanya, laki-laki dengan baju biru itu perlahan memundurkan kakinya dan berbalik menuju pintu keluar.

"Tapi-" Langkah kakinya terhenti kala mendengar ada sebuah jeda yang dibuat Brenda.

"Ada seorang laki-laki yang bilang ke gue kalau lo mau orang yang lo suka bahagia, ikhlaskan dia. Bahagia dengan orang lain walaupun bukan lo alasan buat orang itu bahagia. Di situ gua selalu merenunginya. Tapi ego gua yang buat semua ini menjadi lebih sulit," lanjutnya

Laki-laki itu berbalik dan menatap Brenda. Brenda tersenyum menatap Iyos, laki-laki yang dimaksudkannya.

"Pa." Kali ini Brenda berbalik menatap Papanya

"Brenda minta maaf kalau Brenda sering nyusahin Papa. Brenda mau minta sesuatu sama Papa boleh?" tanya Brenda kemudian. Rico hanya menganggukan kepalanya.

"Brenda mau pertunangan Alvero sama Brenda dibatalkan."

"HAH?!"

Setelah mengatakan itu, seluruh tamu undangan heboh dengan apa yang Brenda lontarkan. Terutama Alvero dan Alena. Mereka tidak menyangka seorang Brenda yang sangat keras kepala dan egois bisa mengucapkan itu semua.

Rico tersenyum. "Papa bangga sama kamu, nak."

Rico kemudian menatap Herman. "Pak Herman, maaf pertunangan antara anak kita dibatalkan. Tapi kerja sama antara kita akan tetap dilanjutkan."

"Terimakasih pak!" balas Herman sembari menjabat tangan Rico. Brenda berjalan menuju Alena yang masih menatapnya tanpa berkedip.

"Gue minta maaf ya Al, selama ini gue masig nyakitin lo," tutur Brenda.

"Makasih kak, makasih banyak!" Alena melempar senyum manisnya ke arah Brenda.

"Makasih!" ucap Alvero menatap Brenda yang berada di pelukan  Alena.

"Gue gak nyangka orang kayak lo bisa mikirin keadaan orang lain," celetuk Tania sembari menepuk bahu Brenda.

"Jadi?"

"Apa alasan lo buat ngebatalin pertunangan yang lo impikan dari dulu?" tanya Iyos kemudian.

"Karena gue sadar cinta gua bukan di Alvero tapi di lo," ucap Brendra yang membuat Iyos membulatkan matanya.

"ALHAMDULILLAH YA ALLAH! AKHIR BEBEB BRENDRA GAK JADI TUNANGAN!" sorak Iyos lebay.

Krik ... Krik ... Krik ....

"Bukan teman gue." gumam Adnan kemudian.

"Salah apa gue sampai bisa punya temen kayak lo."

"Malu-malu in!"

Iyos hanya tersenyum kikuk dan menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Maaf gue tadi senang banget."

Setelah itu Alena menatap laki-laki yang sedang menatap nya dalam diam.

"Jadi, pertunangan kalian resmi batal?" tanya Adnan yang dibalas anggukan oleh Brenda.

"Gue mau pulang dulu, udah malem," ujar Alena sembari menampilkan senyumnya. Setelah itu, gadis tersebut membalikkan badan dan mulai berjalan. Sebelum kemudian, sebuah tangan menahannya.

•••

Di dalam sebuah mobil berwarna Silver, sepasang kekasih yang beberapa hari ini dipisahkan oleh sebuah kesalahanpahaman, kini tengah duduk bersama.

Hening. Tak ada yang ingin bersuara sampai mobil tersebut sampai di depan sebuah rumah berwarna putih.

Saat Alena ingin keluar dari dalam mobil, sebuah tangan mencegahnya untuk keluar.

"Makasih." Alena menoleh ke belakang, menatap seseorang yang juga sedang menatapnya.

"Gue cuma mau ngomong kalau gue cinta sama lo, Al!" ucap Alvero sembari menatap Alena dengan lekat.

Semilir angin lembut menjadi saksi ungkapan cinta Alvero pada hari itu.

•••