MM : 13 Apakah dia masa depan ku?

18 3 0
                                    

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : CitaApriati

13 || Apakah dia masa depan ku?

"Tolong yakinkan aku. Apakah benar kau masa depan ku?"

-Alena Putri Maharani-
CitaApriati

•••

Alvero terus membopong tubuh mungil Alena dengan santai, bahkan saat di koridor pun Alvero masih santai. Padahal banyak mata yang menatap mereka dengan tatapan iri juga tidak suka.

"Ya ampun! Gimana rasanya dibopong kayak gitu, hikss."

"Ih, dasar adek kelas caper!"

"Haha, iya tuh. Palingan dia yang minta di gendong kayak gitu."

"Alena! Enak banget sih, jadi lo."

Celotehan dari para siswi itu membuat Alena malu.

Alena terus memberontak hingga memukul-mukul punggung Alvero, namun Alvero tak bergeming. Padahal pukulan itu sudah sekencang mungkin Alena lakukan.

Alena mendengus, percuma saja Alena meneriaki dan memukuli sang lelaki yang tak berperasaan ini.

"Alena!" panggil seseorang.

Alena mendongak, melihat Tania sang sahabat itu sedang menatap Alena.

"Tania... tolongin gueee!" teriak Alena.

"Lo kalau ngomong gak usah teriak juga kali. Congek nih kuping gue," protes Alvero sambil memegangi telinganya yang rasanya berdengung.

Alena tak peduli, Alena terus meneriaki Tania sang sahabat nya itu, berharap Tania akan menolong. Namun, harapan Alena pupus ketika Tania melambangkan tangannya  yang membentuk silang, pertanda Tania tidak bisa menolongnya.

Alena kembali memukuli punggung Alvero. "Kak! Turunin Alena! Alena mohon...," lirih Alena sudah kehabisan kata-kata dan pita suara nya seakan sudah putus dan tak bersuara lagi.

Mendengar lirihan Alena, Alvero sedikit tak enak hati kepada Alena, Alvero pun menuruti kemauan Alena yang sejak tadi sudah di ucapkan dari keluar pintu rooftop sampai di sini. Sudah kebayang gimana suara Alena saat ini.

Alvero memperhatikan wajah Alena yang sudah pucat serta bibir yang mengering. Rasa tak enak hati itu muncul kembali, niat ingin mengobati malah semakin menyakiti.

Alena menundukkan wajah. Rasa sakit akibat tangan yang lebam itu terjepit oleh leher orang yang tak berperasaan, membuat tangannya kembali berdenyut sakit. Alena memegangi tangannya itu.

"Sakit, ya?" ucap Alvero lembut, bahkan sangat lembut.

Alena menatap wajah Alvero nanar, seperti ingin mengeluarkan segala amarahnya namun seperti ada yang menahannya.

Getaran di saku baju itu, membuat Alena berhenti menatap Alvero. Alena membalikkan tubuhnya dan mengambil cermin itu dari sakunya.

Alena ingat akan seseorang di dalam mimpi, sahabatnya, Zena.

"Jika cermin itu bergetar, artinya kamu bisa melihat masa depan orang di dekatmu."

Alena berpikir, Masa iya gue bisa ngeliat masa depannya Kak Al?

Mysterious ManWhere stories live. Discover now