MM : 14 Brenda Selalu Seperti Itu

21 4 12
                                    

The Writers Marigold Present

Mysterious Man - Kelompok 2

Created By : _indra_23

14 || Brenda selalu seperti itu

“Lo bayar berapa sih biar bisa selalu deket sama Alvero?”

- Brenda -
_indra_23

•••

“Tes... Tes...." Suara speaker  di SMA  Antariksa berbunyi dan itu membuat Tania terkejut.

“Siswi yang bernama Rindy Agustania, diharap datang ke sumber suara,  terima kasih.”

“Tuh, kan. Lo sih, gue harus ke kantor.”

“Iyaudah, lo pergi sana.”

Tania pergi meninggalkan Alena yang masih merapihkan rambutnya lalu berjalan memasuki salah satu toilet.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki dari luar toilet yang membuat Alena mengerutkan keningnya sejenak begitu suara langkah kaki tersebut semakin dekat dengannya.

“ALENA! DI MANA LO?" bentak Brenda dengan kencang sambil menggebrak salah satu toilet yang di mana di dalamnya terdapat Alena.

Hening, tidak ada jawaban apapun dari Alena. Gadis itu gemetar ketakutan karena suara Brenda.

Dia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun dari mulutnya. Tiba-tiba cerminnya kembali bergetar yang membuat dirinya kaget dan langsung mengambil cermin tersebut.

Alena menggeleng dengan kuat setelah melihat kejadian di dalam cermin tersebut. Cermin tersebut menunjukkan bahwa dirinya akan disiram Brenda habis-habisan hanya karena kecemburuan Brenda kepadanya.

Tiba-tiba ....

BRAKKKK!

Brenda berhasil membuka salah satu pintu toilet. yang ternyata di dalamnya terdapat Alena, Alena terpaku di tempatnya dan memandang aneh ke arah Brenda.

“Ternyata di sini lo rupanya,” ucap Brenda sinis dia berjalan mendekati Alena.

“Lo kenapa masih deket sama Alvero? Centil banget, sih?” tanya Brenda yang membuat Alena menatap tajam ke arahnya.

“Aku gak centil, Kak! Kakak kalau ngomong jangan sembarangan dong!” ucap Alena dengan sedikit penekanan yang membuat Brenda melotot tidak percaya.

“Lo berani sama gue?” tanya Brenda pelan sambil menatap dalam ke arah Alena.

“YA, GUE BERANI! GUE SELAMA INI SELALU DIAM , BRENDA! TAPI LO KELEWATAN!” bentak Alena dengan kencang yang membuat Brenda kembali melotot tidak percaya.

“Oh, lo udah berani beneran sama gue sekarang?” tanya Brenda dengan penuh penekanan.

Tiba-tiba seember air yang tadinya berada di dekat Alena, kini mulai membasahi seragam Alena dan membuat gadis itu sedikit menggigil kedinginan.

“Lo keterlaluan, Bren!” sahut seseorang datar dari arah belakang Brenda yang membuat keduanya melonjak kaget.

“Al-Alvero?” gumam Brenda pelan dan terbata-bata karena sudah mengetahui bahwa orang yang berbicara adalah Alvero.

Tiba-tiba tangan Alvero menarik seragam Brenda yang membuat Brenda sedikit meringis kesakitan.

“Aww... sakit tau!” ringis Brenda sambil menepis pelan tangan Alvero.

“Lo mau sampai kapan sih, gangguin Alena terus? Dia gak pernah cari masalah sama lo dan yang ada juga lo yang cari masalah sama dia!” ucap Alvero dengan napas yang menderu di dekat Brenda sehingga Brenda bisa merasakan deru nafasnya.

“Itu karena gue cemburu, Al. Gue suka sama lo dan dia selalu dekat lo, lo bayangin jadi gue! Apa lo gak akan cemburu kalau orang yang lo suka deket sama orang lain, hah?” balas Brenda dengan mata berkaca-kaca yang membuat Alvaro terdiam sejenak

“Gue 'kan udah bilang, sampai kapan pun gue gak akan mencintai lo! Kelakuan lo buruk begitu, yakin udah pantes jadi pacar gue?” tanya Alvero yang membuat Brenda terdiam sejenak.

“Intinya, lo jangan pernah gangguin Alena lagi!” bentak Alvero yang membuat Brenda keluar dari toilet dan lari terbirit-birit.

“Kak, seragam aku basah.” Suara Alena membuat Alvero langsung menoleh ke arah dirinya yang sedang menunduk.

Perlahan, Alvero berjalan mendekatinya dan mengusap puncak kepalanya pelan.

“Lo tunggu sini ya, gue bakal cariin seragam baru buat lo,” ucapnya demikian sambil pergi sekolah meninggalkan Alena yang masih mengembangkan senyumnya.

“Makasih, Al.”

•••

OMG, itu lo pakai seragam siapa Alena?” tanya Tania terkejut karena seragam yang dipakai Alena terlalu kebesaran.

“Seragamnya Alvero,” jawabnya demikian yang membuat Tania menaikkan sebelah alisnya.

“Kenapa lo harus pakai seragam punya dia?” tanya Tania menyelidik kepada Alena

“Tadi... gue disiram sama Brenda di kamar mandi.” Ucapan Alena membuat Tania langsung geram seketika kepada Brenda.

“Terus? Lo gak papa, kan?” tanya Tania khawatir sambil memperhatikan sekujur tubuh Alena.

“Gak papa,” sahut Alena singkat sambil duduk menuju kursi di ruang kelasnya.

Brenda, liatin aja lo, setelah pulang sekolah nanti bakal gue balas lo, batin Tania sambil mengikuti Alena dari belakang.

•••

KRINGG ....

Bel pulang sekolah mulai berbunyi. Semua orang langsung keluar dari ruangan kelasnya masing-masing, begitu juga dengan Tania dan Alena. Keduanya kini sedang berjalan menuju koridor sekolah untuk menuju ke gerbang sekolah.

Tiba-tiba Tania melihat Brenda di ujung koridor yang membuat dirinya langsung mempercepat langkah.

“Tan, jangan cepet-cepet,” ucap Alena memperingati. Namun, Tania masih mempercepat langkahnya untuk menuju ke tempat Brenda berada.

PLAK!

Sebuah tamparan keras dari Tania membuat Alena dan Brenda melonjak kaget karena hal tersebut.

“Tania,” panggil Alena pelan.

“Diam, Alena. Dia ini udah kelewatan banget! Jangan mentang-mentang dia kakak kelas, dia bisa menginjak-injak lo sembarangan!” ucap Tania sambil menatap tajam ke arah Brenda yang masih mengusap pipinya di mana bekas tamparan dari Tania masih ada.

“Asal lo tau ya, gue gak akan gangguin lo, kalau lo gak kegatelan sama Alvero!” bentak Brenda membuat Alena melotot tajam ke arahnya.

“Lo dibayar berapa sih biar bisa selalu deket sama Alvero?” tanya Brenda demikian membuat Alena dan Tania terkejut bukan main.

•••

Mysterious ManWhere stories live. Discover now