•08

436 79 29
                                    

         Taehyung dengan senyuman hangatnya menatap sang adik yang kini tengah menghabiskan waktu menonton televisi di ruang tengah.

        Dia senang. Yeonjun libur dari kerja, karena mungkin hari Minggu, namun biasanya Yeonjun akan tetap bekerja dihari Minggu. Libur dan diam dirumah adalah hal yang jarang Yeonjun lakukan.

        Taehyung baru saja ingin mendekat, namun ia urungkan, bahkan tangannya kini membeku, terlalu terpaku hanya untuk bergerak, bak gravitasi yang memaksanya untuk tetap diam.

        Ia hanya tidak ingin mood adiknya turun. Bukankah Yeonjun sangat tidak suka bila Taehyung terus saja mendekatinya? Taehyung hanya tersenyum hangat menatap Yeonjun walaupun jarak yang cukup jauh untuk memisahkan.

        Senyuman mengembang saat melihat mulut Yeonjun yang kini tengah tak diam saat sebuah cookies masuk kedalam rongga hangatnya. Pipi yang menggembung kecil serta bibir yang terus saja bergerak. Sungguh menggemaskan, ia teringat masa lalu.

       "Sedingin apapun sikapmu, kamu tetaplah adik Hyung yang menggemaskan Yeonjun."

         Taehyung mulai kembali mengumpulkan lembar-lembar hilang yang kini mencoba untuk kembali. Ingatan masa lalu yang selalu sukses membuat relung hatinya menghangat.

         Ia tersenyum, lantas kembali berkelana dalam kenangan masa lalu.

       { "Hyung, apa masih sangat jauh?"

       Yang dipanggil Hyung hanya terkekeh lantas mengangguk. "Tentu saja masih sangat jauh. Kita bahkan baru lima langkah dari rumah Yeonjunie."

         Yeonjun tersenyum lebar membenarkan. Taehyung tak henti-hentinya menatap sang adik dengan penuh puja dan rasa gemas yang meluap.

         Bagaimana tidak?

         Saat ini Yeonjun hanya menggunakan kaos putih lengan panjang yang dilipat sampai siku, celana pendek selutut berwarna hitam, sepatu kecil imut berwarna putih membungkus kaki mungilnya, tas berbentuk kepala rubah digendongnya, jangan lupakan kalau anak itu kini menggunakan Beanie.

          Langkah kaki kecil yang begitu lucu, serta tangan mungil nan putihnya yang kini berada digenggaman sang kakak. Tangan yang satunya ia abaikan membiarkan tangan kecil itu terdiam disisi kirinya. Manik hazel polos yang melirik kesana kemari mencari objek yang menarik, bibir imut yang bergumam saat melihat hal sesuatu serta pipi gembil yang membuat dia berkali-kali lebih imut.

         Taehyung rasanya ingin memeluk lalu mengigit adiknya itu sampai puas, namun yang ada ia pasti akan di marahi ibu atau ayah saat si kecil Yeonjun menangis karena dia digigit bocah 8 tahun seperti Taehyung.

         "Annyeong bebek, Njunie akan main kerumah temannya Hyung, nanti kita ketemu lagi, paipai." Yeonjun berbicara pada seekor bebek yang ia lihat. Tangan kirinya yang melambai-lambai.

         Oh ayolah, Taehyung mana tahan dihadapankan mahluk menggemaskan tingkat overdosis seperti Yeonjun? Taehyung hanya tersenyum hangat menahan gemas.

        "Njunie memangnya nanti ingin main dengan bebek?" tanya yang lebih tua.

        "Umm, nanti kalau sudah pulang dari rumah teman Hyung, Njunie mau main sama bebek itu lagi." balasnya antusias.

        Taehyung terkekeh, "lalu jika bebeknya tidak ada saat kita pulang bagaimana?"

         Yeonjun kecil sedikit murung saat mendengar lontaran kalimat yang keluar dari mulut Taehyung. "Bagaimana Hyung? Njunie ingin main sama bebek." katanya dengan kurva kebawah dibibirnya.

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Onde as histórias ganham vida. Descobre agora