•26

284 57 29
                                    

     Matahari yang perlahan mulai tenggelam di ufuk barat seolah menunjukan ia pun enggan melihat perdebatan cukup sengit antara dokter tampan dengan 'mantan kekasihnya' itu.

     Pertemuan yang terjadi kembali secara tiba-tiba antara keduanya dengan tak saling tegur sapa setelah sekian lama malah membuat ego dan pertumpahan perasaan, tercurah oleh perdebatan argumen.

     Bersyukurlah keduanya cukup dewasa memilih tempat sepi untuk berbicara dan berdebat. Walaupun beberapa meter dari mereka berdiri, terdapat satu pria tampan yang diam terduduk diatas kursi roda menunggu kedua mantan pasangan itu menyelesaikan masalahnya.

     "Mengatakan kebohongan bahwa kau mencintainya? Untuk apa Kang Hyerin?!"

     "Kau terlalu mengurusi hidupku Christopher, jangan pernah ikut campur dalam perasaanku!"

     Bangchan mengepalkan tangannya, emosi benar-benar memuncak mendengar teriak cukup lantang dari wanita di depannya. "Apa mau mu nona?! Menghancurkan perasaannya seperti apa yang kau lakukan dulu?!"

     "Jangan mengungkit masa lalu!"

     "Bukan masa lalu yang aku ungkit, tapi kau lah yang membawa masa lalu itu timbul!"

     Hyerin terdiam menatap tanah yang ia pijak sembari menahan tangisannya. "Kau tak akan mengerti Christ." Suaranya terdengar pelan nan lirih. Rasanya sungguh berat menatap wajah kecewa pria masa lalunya.

     Bangchan cukup tertegun mendengar suara putus asa itu. Mengalun di telinga cukup halus, terlebih kini matahari telah sepenuhnya tenggelam. Ia menghela nafas berat sebelum akhirnya kembali membuka suara, walaupun kini tak ada lagi teriakan amarah.

     "Apa lagi yang harus aku mengerti darimu?" Tanya Bangchan menatap wanita cantik didepannya. Hyerin menengadah, menatap dokter muda itu dengan teduh. Hatinya sakit, ia akui, dia tak ada niatan untuk berucap, lidahnya terlalu kelu.

     "Ketika kau kabur dan menghilang tepat di hari pertunangan, kau telah merubah hidup banyak orang nona Kang." Bangchan mencoba untuk kembali menyelam dalam masa lalu.

     "Ketika semua orang membangun harapan, kebahagian dan kepercayaan, namun kau malah dengan mudah menghancurkannya. Bukan hanya pria yang setia menunggu wanitanya, tetapi seluruh keluarga pun juga mendapatkan kekecewaan."

     Hyerin menunduk, lagi. Dia jadi seperti seorang pendengar, jelas ikut menyelam dalam ingatan masa lalu.

     "Apa kau tak ingat, bukankah dulu kita saling jatuh cinta? Kau yang selalu membawakan ku bekal makan siang saat di kampus, kau yang selalu menemaniku ke rumah sakit, dan kau juga yang meminta untuk menghabiskan hidup bersama. Lalu kenapa kau pergi meninggalkan luka?"

     Tak ada alasan lagi bagi Bangchan untuk tidak mengatakan apa yang selama ini ia kubur dalam hatinya. Biarlah perasaan kecewanya tertuang dengan tuntas semuanya.

     "Kenapa?" Tanyanya sembari mengangkat dengan pelan dagu sang terkasih. Hyerin tak menolak ataupun marah, ia justru rindu dengan sentuhan lembut tangan itu.

     "Kau malah menyelam dalam hidup Taehyung. Bila kau singgah hanya untuk meninggalkan luka baginya, lebih baik kau pergi sebelum semuanya semakin rumit."

     Hyerin menggeleng pelan, menengok kesamping, menghindar, membuat jari-jari tangan Bangchan kini terlepas dari dagunya. "Tak ada alasan bagiku untuk meninggalkan nya Christ, aku mencintainya."

     Senyuman miring dan sinis adalah respon yang Bangchan layangkan atas ucapan Hyerin barusan. Dia benar-benar tak mengerti, kenapa mantan wanitanya kini sangat gigih untuk berbohong.

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang