•03

767 98 16
                                    

     Seberkas cahaya masuk dalam retina matanya saat kelopak mata indah itu perlahan terbuka. Mengerjap beberapa kali dan menghembuskan nafas panjang untuk menetralkan nyawanya yang masih belum terkumpul sempurna.

     Ia mengubah posisinya menjadi duduk, melihat sinar mentari yang mencoba menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Maniknya melihat jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 06:15. Senyuman tipis tersungging di bibirnya, perlahan nan hati-hati ia mendudukan diri diatas kursi roda.

     Menggerakannya perlahan, tangannya menyibakkan gorden yang mana sukses membuat sinar mentari pagi masuk menerangi kamar rapinya. Memejamkan mata dan merasakan hangat dari sang surya menerpa wajah juga tubuhnya.

     Prangggg

     Sontak mata indahnya terbuka saat suara tak nyaman mengetuk rungu sensitifnya. Jantung berdegup kencang, dengan cepat ia menggerakkan kursi rodanya menuju asal suara.

     "Yeonjun," panggilnya.

      Taehyung dengan perasaan cemas mencari-cari keberadaan adiknya itu. Sungguh, ia sangat khawatir terjadi sesuatu padanya. Ditambah suara pecahan kaca sedikit membuat takut. Ya, karena masa lalu.

    "Yeonjun-ah." panggilnya lagi.

     Taehyung menemukan Yeonjun didapur dengan pecahan kaca yang berserakan dimana-mana. Yeonjun terdiam melihat Taehyung, kontak mata mereka bertemu, namun kekosongan yang ada.

     "Yeonjun kamu kenapa? Ada yang luka?" tanya Taehyung masih diam diposisi yang sama.

     Yeonjun hanya menghela nafas panjang dan berjongkok membersihkan kekacauan yang terjadi. Dengan hati-hati dan pelan dia mengumpulkan dan membersihkan pecahan kaca.

      Taehyung diam melihatnya. "Biar aku bant__"

      "Diam! Diam saja disana!" sela Yeonjun.

      Taehyung terdiam, hatinya kembali terkoyak walaupun kecil. Nada dingin nan datarnya selalu sukses membuat relung hati tertusuk. Dia hanya membisu sampai Yeonjun selesai membersihkan semuanya.

      "Aku sudah siapkan sarapan, makanlah. Aku pergi!"

      Yeonjun berkata enggan untuk menatap wajah Taehyung. Melewatinya bergitu saja membuat Taehyung mencelos. Dia mencoba mencegatnya, menahan tangan Yeonjun yang hanya terdiam, menatap malas sang kakak.

      "Apa lagi?!" tanya Yeonjun dengan nada yang sedikit meninggi.

      "Sarapanlah disini juga."

      "Lepaskan aku, aku harus bekerja!"

      "Tapi setidaknya sarapanlah terlebih dahulu."

      "Aku bilang lepas Kim Taehyung!!"

      Taehyung diam. Diam memandang Yeonjun yang melenggang pergi untuk bekerja. Bahkan ia tak sadar bahwa Yeonjun dari tadi sudah berpakaian lengkap untuk berangkat ke kantor.

      Hatinya mencelos, salahkah ia menginginkan sarapan dengan adiknya?

      Bahkan bentakan dengan nada dingin nan datarnya, membuat hatinya kembali merasa tertusuk. Lagi dan lagi, pada akhirnya satu lelehan asin lolos dari pelupuk mata indahnya. Biarlah ia dikata cengeng, ia dikata tidak berdaya. Karena pada kenyataannya pun seperti itu. Ia tak bisa melakukan apapun, hanya bisa duduk dikursi roda, hanya merepotkan juga mempermalukan adiknya.

       "Yeonjun-ah, Hyung hanya ingin sarapan bersama. Sebenci itukah dirimu pada Hyung?"

      { "Yeonjunie ayo sarapan sayang."

       "Aku tidak mau sarapan kalau tidak ada Taetae Hyung!"

      "Tapi Hyung mu sudah sarapan dan sedang pergi ke supermarket bersama Ayah nak. Yeonjun sarapan bersama ibu ya?"

       "Aku tidak mau!"

       Nyonya Kim hanya menghela nafasnya panjang melihat putra bungsunya yang susah diajak sarapan, merengek dengan mata yang berkaca-kaca membuatnya memekik gemas.

      "Taehyung Hyung jahat! Kenapa tidak menungguku untuk sarapan bersama?" tanya Yeonjun melengkungkan bibirnya kebawah.

      "Karena dirimu tidur dengan lelap dan susah untuk dibangunkan. Lagipula Hyung mu hanya pergi bersama ayah." balas nyonya Kim seraya mengelus rambut halus putranya.

       "Pokoknya aku tidak mau makan tanpa Taehyung Hyung! Aku hanya mau makan bersama Hyung!" kata Yeonjun keras kepala.

       Nyonya Kim kembali menghembuskan nafasnya panjang. Sebegitu sayang juga dekatnya Yeonjun dan Taehyung sampai membuat kedua orangtuanya susah untuk memisahkan mereka walaupun hanya sebentar saja.

      "Yeonjun, Hyung pulang!!"

       Teriakan dari luar Rumah membuat Yeonjun terlonjak bahagia. Lantas ia dengan cepat berlari kearah asal suara, sang ibu lagi-lagi tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan.

      "Hyung!! Hyung kemana saja? Kenapa meninggalkan ku? Hyung jahat!" tanya Yeonjun meminta jawaban.

     "Hehe maaf ya, kamu sih susah dibangunin. Nih Hyung beliin permen. Jangan marah lagi ya." kata Taehyung sembari mengusap rambut adik kecilnya.

     "Hum, Hyung jangan tinggalin Yeonjunie, kalau mau pergi bilang-bilang, gak mau jauh-jauh dari Hyung. Pokoknya Taetae Hyung milikku!!!"

     "Hahah iya, Hyung janji."

     "Janji?"

     "Iya Prince."

     "Heheh Njunie sayang Hyung."

     "Yeonjun jangan makan permen dulu nak, sarapan dulu baru makan permen nya ya." kata sang ibu seraya mengambil permen ditangan Yeonjun.

      "Loh Yeonjun belum sarapan, kenapa?" tanya Taehyung menatap Yeonjun menunggu jawaban.

     "Aku tidak mau makan kalau tidak ada Hyung!"

      "Eh?"

      "Hyung ayo temani aku makan, Hyung juga harus menyuapi adik menggemaskan mu ini!!" kata Yeonjun sembari menarik lengan Taehyung untuk masuk kedalam Rumah.

      Sang ayah dan ibu hanya terkekeh kecil melihat interaksi anak-anaknya. Mereka berdua berharap bahwa hubungan hangat antara Yeonjun dan Taehyung akan sama sampai mereka dewasa nanti. Walaupun mungkin akan banyak ujian, namun orang tua pasti akan mendoakan yang terbaik untuk anak-anak bukan?

     "Ku harap Yeonjun dan Taehyung akan tetap sama sampai dewasa nanti. Aku percaya anak-anakku adalah anak-anak yang mampu membuat yang lain iri dengan kisah mereka." ujar Tuan Kim seraya menatap sang istri teduh.

      "Ya... kuharap begitu." }









Bersambung....

Hai, salam hangat dari saya. See you next chapter^^

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Where stories live. Discover now