•06

498 89 40
                                    

      Manik indah nan teduh itu perlahan terbuka saat sinar sang surya menyorot wajah tampannya. Ia bangun dan merubah posisinya menjadi duduk. Tubuhnya bergerak pelan nan hati-hati, mendudukan bokongnya diatas Kursi roda, benda yang membuat hidupnya menjadi sedikit lebih baik.

       Ia menggerakkan kursi rodanya, menyibakkan gorden, membiarkan sinar kejinggaan masuk sepenuhnya menerangi kamar. Tangannya tergerak untuk membuka jendela, sapaan angin pagi yang mengusap wajahnya sukses membuatnya kembali memejamkan manik indah itu, terlebih cicitan burung-burung kecil didahan pohon seolah alunan melodi-melodi merdu yang mengalun indah ditelinganya.

       Pagi yang cerah, pukul 06:45. Taehyung tersenyum tipis.

       Senyuman masih terpatri walaupun samar. Suara deru mesin mobil yang semakin lama semakin menghilang membuat senyumannya ikut menghilang, Yeonjun pergi tanpa pamit. Hati Taehyung teriris.

      Ia menggerakkan kursi rodanya menuju keluar kamar. Bergerak pelan sampai ke ruang tengah lantas ke dapur, sepi seperti biasa. Tangannya terangkat untuk mengambil sticky note yang tertempel dipintu kulkas.

      'Aku sudah siapkan sarapan, makan! Jangan keluar rumah dan jangan merepotkan orang lain!'

     Serangkaian kalimat kecil yang kembali menyayat hatinya, namun ia sedikit senang, dia masih memperdulikannya. Taehyung tersenyum pahit. Sebegitu merepotkankah ia? Sebegitu tidak suka dan risihkah adiknya sampai selalu pergi tanpa pamit, selalu menuliskan secarik sticky note kecil untuk memperingatinya? Bahkan tidak ada sapaan atau kata-kata manis didalamnya.

       Taehyung terluka.

       Ia menggerakkan kursi roda, bergerak pelan menuju kamarnya. Menutup kembali dan berjalan kearah jendela. Iris matanya menatap lurus, pancaran kosong begitu terlihat. Ia kembali melamun.

     Pikirannya kembali berkelana ke masa lalu untuk mencari-cari memori yang mampu membuat relung hatinya menghangat. Ia rindu masa lalu, ia ingin kembali, ia ingin kembali merasakan sakit dan senang dimasa itu, ia ingin kembali tertawa lepas melihat tingkah manja nan cerewet adiknya.

      Taehyung menangis lagi. Satu tetes air mata meluncur dari pelupuk matanya. Pagi cerah namun mendung untuk Taehyung.

  

        {   "Hyung!!!"

       Suara itu, Taehyung yang tengah membaca buku ditangannya pun menoleh. Melihat sang adik yang tengah merengek duduk bersila diatas Sofa. Taehyung tengah tiduran di atas karpet berbulu dan otomatis langsung menghampiri adiknya yang mulai menangis itu.

        "Apa?"

       "Hyung kenapa ibu dan ayah lama sekali ke pasarnya? Aku menyesal tidak ikut!" katanya sembari merenggut kesal.

      Taehyung hanya terkekeh, Ia duduk disamping sang adik dan mengusap pucuk kepalanya. "Memangnya Yeonjunie mau apa setelah ibu pulang?" 

       "Emm tidak tahu."

       "Loh kok gitu?" tanya Taehyung bingung.

        "Aku ingin roti yang dijual di toko depan komplek, tapi ibu malah tidak memberikanku uang hiks."

       Taehyung kembali terkekeh melihat adiknya yang mulai menangis. Ia tidak merespon apapun, malah ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan pergi keluar.

       Bocah berusia 5 tahunan itu semakin keras menangis melihat kakaknya pergi dari rumah tanpa pamit. Ia ditinggal sendirian.

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Where stories live. Discover now