•27

344 61 54
                                    

     Malam berlalu begitu saja. Rasanya tak adil, ketika dia berharap waktu adalah penyembuh dari segala masalah, namun hari itu tak kunjung datang. Lelah terus menunggu.

     Ketika sinar mentari menyilaukan mata, pikiran berkelana mencari jawaban atas harapan bahwa akan ada sebuah sambutan dan pelukan hangat seseorang. Namun itu bagai hal mustahil.

     Dengan tubuh tak sehatnya dia diam menatap lantai teras rumah. Ingat, semalam dia tertidur didepan rumah ditemani hujan yang tak kunjung berhenti hingga subuh tadi.

     Suara decitan pintu membuyarkan sedikit atensi. Yeonjun menoleh, berat sebenarnya untuk bergerak. Namun rasa penasaran pada seseorang dibalik pintu membuatnya kalah meski dia sudah tahu bahwa akan ada sebuah penolakan kehadiran lewat ekspresi wajah.

     Ban kecil dari kursi roda yang bergesekan dengan lantai rumah membuat rungu Yeonjun sedikit sensitif, dimana kakaknya dengan santai bergerak untuk mencari kehangatan pagi, meski dia mengabaikan sang adik yang dari semalam menunggunya.

     "Hyung."

     Di abaikan. Percuma saja Yeonjun, kini suaramu bagai sebuah debu yang tersapu angin, suara yang dulu selalu Taehyung rindukan kini hanyalah sebuah angin lalu.

     Yeonjun mengamati wajah tampan kakaknya, meski ekspresi wajah begitu dingin namun masih ada binar hangat di manik matanya, terbukti ketika Taehyung dengan begitu mudah tersenyum bahkan menyapa hangat para tetangga yang berlalu lalang.

     Yeonjun sakit hati, namun dia juga tidak akan pernah bisa untuk mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang tersakiti. Dia tahu ini ganjaran yang setimpal untuk semua perlakuannya dulu.

     Selalu ada setetes harapan dalam hati untuk bisa melihat sambutan Taehyung lagi untuknya, namun harapan itu selalu membuat dia takut untuk terjatuh kembali.

     Lamunan buyar seketika saat menyadari bahwa Taehyung kini memangku kucing di atas pahanya. Kucing yang sama yang malam tadi ikut berteduh lantas menemani Yeonjun tertidur.

     Melihat bagaimana cara Taehyung mengelus bahkan tersenyum manis pada seekor kucing membuat Yeonjun sedikit tertegun.

     "Apa dari semalam kau di sini? Pasti sangat dingin, ayo aku buatkan susu hangat untukmu di dalam." Taehyung berucap demikian seraya bergerak membawa kursi rodanya masuk kedalam rumah.

     Andai saja kalimat yang sama tertuju untuk adiknya, Yeonjun akan merasa bahagia untuk itu. Sekarang pemuda tampan itu malah terkekeh kecil berpikir bahwa dirinya sekarang tengah cemburu pada seekor kucing jalanan.

     Hatinya tidak bisa berbohong, dia juga merasa sakit saat sang kakak bahkan terlalu perduli pada seekor kucing daripada dirinya. Yeonjun butuh perhatian lebih, namun malah sebuah sikap tak acuh yang didapatkan.

     Dia seperti mati rasa, benar-benar tak ada lagi gejolak sedih apalagi bahagia.
Berputus asa? Mungkin saja. Yang pasti, rasanya seperti kosong tanpa warna.

     "Yeonjun?"

     Sapaan seseorang menyapu telinganya, dengan tatapan sayu dia menatap kearah gerbang rumah.

     Seorang wanita cantik dengan paper bag berwarna purple ditangannya. Dia mendekat dengan gurat wajah sedikit khawatir. "Apa kau baik-baik saja?"

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Where stories live. Discover now