•19

374 77 34
                                    

     Langit-langit ruangan tampaknya kini menyedot atensi Taehyung di penghujung hari. Detik jarum jam yang terus berjalan, menyisakan suara tenang nyaris tak terdengar. Berat badan yang semakin hari kian menurun serta sakit yang tak kunjung hilang membuat ia lemah dengan semua situasi.

     See? Tak ada perubahan dari mulai ia masuk dan terbaring di rumah sakit. Obat dan fasilitas kesehatan saja tidak akan cukup membuat orang menjadi sehat kembali, harus adanya mental dan perasaan yang baik dalam diri setiap orang. 

     Lalu Taehyung? Ia bahkan tak dapat menemukan senyuman bahagia sejak beberapa tahun terakhir. Lalu bagaimana ia bisa sehat dan baik-baik saja bila senyum dan perasaannya saja selalu terombang-ambing.

    Dia kini hanya melamun sejak pagi tadi. Menatap langit-langit ruangan tanpa ekspresi. Kosong dan sulit untuk diartikan. Ia semakin pendiam dan sulit untuk berbicara. 

    Jarum jam kini menunjukkan waktu di hari baru. Tepat pukul 00.00, namun mata indah itu masih enggan untuk menutup dan membiarkan tubuhnya terlelap. Melamun dari malam tadi seolah lebih menarik daripada menyelam dalam mimpi.

     Suara dengkuran halus dari sang sahabat yang terlelap di sofa ujung sana membuat ia kembali sadar, menoleh dan menatap wajah damai dari kedua teman semasa kecilnya.

    Jungkook dan Jimin begitu manis walaupun tidur dengan mulut yang terbuka kecil serta tangan yang sesekali tak diam hanya untuk menggaruk pipi dan tangannya. Setidaknya masih ada orang yang selalu menemani.

     Pikirannya melayang pada kejadian-kejadian di hari kemarin. Mulai dari pagi hingga sekarang, ia mendiamkan adiknya. Tak berbicara ataupun sekedar menatap wajahnya.

     Ada perasaan sakit melihat wajah sang adik yang terlintas dibenaknya. Ia ingin menyesal dan sedih mendiamkan adiknya seharian, namun ia juga ingin egois untuk kali ini.

     Ia terlalu lelah dengan semuanya. Walaupun ia selalu berharap adiknya kembali menjadi adik manisnya.

      "Yeonjun."

•••

     Dia tertidur dikursi taman rumah sakit. Tak ada rasa takut ataupun khawatir, Yeonjun hanya terlelap dengan bulir-bulir keringat yang kini terus membuat leher serta keningnya lembab.

     Matanya tertutup, namun tak bisa diam. Raut wajah yang semula damai kini tampak tak tenang. Gelisah dan cemas dapat digunakan sebagai definisi.

     Keadaan taman rumah sakit yang dingin dan sepi tampaknya tak berpengaruh membuat laki-laki itu menggigil, justru semakin membuat ia terbanjiri keringat dingin dalam tidurnya.

      Ia meringkuk dalam posisinya, tangan yang gemetar terangkat dan menjambak rambut hitam halus yang kini mulai berantakan ulah tangannya.

      "Lihat saja perlahan semua orang akan pergi darimu, termasuk Taehyung!"

     Mata itu tercelang akibat tersentak. Terbuka dengan debaran jantung yang berdetak tak normal. Keringat berlomba-lomba mengucur dari pelipis dan dahinya. Tangan gemetar serta air mata yang kini mulai mengucur saat ia berkedip pelan.

     Yeonjun bangun terduduk. Menatap tangannya yang mulai tak terkendali. Rasanya lemas namun ingin meninju sesuatu. Debaran jantung yang berdetak kencang membuat emosi tak stabil, terlebih pikiran yang kacau membuat ia bingung dengan perasaan.

     Apa yang ia rasakan kini tak dapat ia katakan. Sungguh menyiksa, mencari-cari jawaban perasaan apakah yang saat ini ia alami. Rasanya hambar. Bingung dan cemas secara bersamaan membuat ia membisu.

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang