•22

296 63 20
                                    

     Tampaknya senyuman tak berniat untuk menghilang dari wajah Taehyung. Wajah rupawannya kini semakin bertambah indah ketika perasaan bahagia menghangatkan relung hati.

     Sepanjang perjalanan, dia hanyut menatap jalanan dengan perasaan hangat yang menggebu-gebu, membuat Jungkook kerap tersenyum tipis disela fokus menyetir mobilnya kala mendapati ekspresi senang dari yang lebih tua.

     "Ayo ceritakan padaku, hal yang membuatmu tak berhenti tersenyum hari ini."

     Taehyung tertawa kecil, mengarahkan seluruh atensi pada sahabat tampannya. "Apa terlalu terlihat jelas? Sepertinya aku harus memakai masker agar seseorang tak melihat aku tersenyum tanpa henti." Ujarnya dengan santai.

     Jungkook terkekeh dibuatnya. Dia menoleh kesamping, tepat dimana Taehyung terduduk, mobil terhenti di area lampu merah. "Tak perlu Hyung, ketampanan tak boleh ditutupi."

     Sontak saja semburat merah terlukis di paras menawannya. Walaupun Jungkook tengah bergurau, namun tetap saja ia akan merasa malu bila dipuji seperti tadi.

      Lampu merah telah berganti, lampu hijau memerintah tunggangan dua pemuda tampan itu melaju. Jungkook dengan senyum tipisnya sembari fokus menyetir kembali bersuara. "Apa karena Yeonjun?" 

     Taehyung mengangguk, membenarkan maksud dari Jungkook untuk persoalan ia terus tersenyum sepanjang perjalanan. "Yeonjun mengajak untuk makan es krim tadi, namun panggilan mendadak dari kantor membuat semuanya tertunda. "

      "Tak apa Hyung, masih ada banyak waktu untuk makan es krim. Lagipula Yeonjun itu bukan seseorang yang akan lupa dengan ucapannya."

     "Kau benar."

     "Bukankah itu bagus? Yeonjun sudah mulai berubah sekarang, mungkin itu semua terjadi karena terap--"

     Taehyung menatap Jungkook bingung, sahabatnya yang terdiam seolah tercekat saat berbicara. "Ada apa Jungkook? Kenapa tidak dilanjutkan?"

     Jungkook tampak terdiam, berpikir keras untuk mencari-cari jawaban yang tepat. Ia merutuki diri sendiri atas mulutnya yang sekarang tak bisa terkendali.

     Tak tega sebenarnya melihat wajah polos Taehyung yang seakan-akan tak boleh untuk dibohongi. Namun ia lebih dulu didekap erat oleh janjinya pada Yeonjun.

     "Tidak apa-apa Hyung, um t-tadi kau di gendong Yeonjun? Itu sangat bagus." Jungkook mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, berharap yang lebih tua bisa melupakan topik pembicaraan sensitif beberapa saat lalu.

     "Kau seperti tengah mencoba untuk mengalihkan pembicaraan." Jangan bertanya bagaimana ekspresi wajah Jungkook saat ini, jantung yang berdegup kencang serta pikiran dan mulut yang bungkam membuat Taehyung terkekeh sembari kembali berbicara. "Tak apa jika itu bersifat privasi, aku menghargainya. Dan ya, kursi roda mendadak hilang alhasil Yeonjun menggendongku tadi, dia anak yang manis."

     Walaupun Taehyung tersenyum teduh, namun hal itu justru membuat Jungkook tak tenang. Rasa tak tega semakin membuncah, tetapi dia tak dapat berbuat banyak. Hanya senyuman tipis untuk merespon. Setidaknya dia cukup lega Taehyung tidak menanyakan hal itu lagi.

     
•••••


     Entah bagaimana bisa, namun kini noda merah yang tercetak jelas di kulit putih itu semakin membuat orang dalam ruangan meringis pelan.

     Pemuda tampan itu baru saja keluar dari ruangan rapat. Kepala yang pening bak ditabrak ribuan batu, ketika mendengar hal yang terjadi di dalam perusahaannya saat ini menyebabkan pikiran seolah terganggu. Karena itulah noda merah itu ada.

𝙱𝚘𝚐𝚘𝚜𝚑𝚒𝚙𝚍𝚊 | 𝚅𝚓𝚞𝚗 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang