17. MENGETAHUI

60 24 0
                                    

hari di mana seperti tahun-tahun yang lain di mana semua anggota IPPAL akan melakukan wisata ke sebuah desa tujuannya ialah untuk melatih anggota yang masih baru  agar lebih mengerti bagaimana itu masyarakat yang lebih dalam lagi dan Zahra yang sekarang menjadi anggota maka dia harus mengikuti itu seperti anggota lainnya.

Saat Zahra sedang asik membaca buku di taman tempat favoritnya sejak dulu jika ingin sendirian tiba-tiba sasha yang tau Zahra ada di situ kemudian kesana menghampirinya.

" he.... Ra benar dugaan ku kamu pasti di sini " sahut sasha yang datang lalu merangkul Zahra

" ya ada apa, kamu kok sampai nyariin aku ke sini " ucap Zahra dengan suara yang cuek

" yah abis gimana lagi hp mu aku hubungi tidak aktif yah aku ke sini deh karena yang lain juga tidak tau kau di mana dan aku yakin kamu pasti di sini dan benar dugaan ku bukan  " jawab Sasha sambil melepaskan rangkulannya itu

" pasti kau kesini ingin meminta ku agar segera mendaftar di acara wisata itu kan" ucap Zahra dengan kembali memberikan eskpresi cuek

" iya itu kamu tau " jawab sasha kembali

" ya sudah kalau gitu kita daftar sekarang " ucap Zahra lalu menutup bukunya.

Kemudian Sasha dan Zahra pun pergi ke tempat Zayn karena memang mendaftarnya itu melalui Zayn jadi karena ini hari rabu dan Zayn di hari itu tidak pernah ada di kampus maka Zahra dan Sasha pergi  ke rumah Zayn.

Di perjalanan Zahra tetap hanya diam di dalam mobil dan hanya terus fokus menyetir sasha pun yang heran dengan sikap Zahra lalu menyenggolnya dengan bahunya.

" Ra kok kamu tumben diam aja biasanya kamu bawel banget " Tanya Sasha

Kemudian Zahra hanya menoleh sebentar ke arah Sasha lalu kembali fokus menyetir.

" ya sudah kalau kau tidak mau cerita, namun setidaknya kau mendengarkan cerita ku bisa kan" pinta Sasha

" yah baik lah " jawab Zahra dengan suara yang kini sedikit lebih enak

Kemudian Sasha pun bercerita bahwa ia sudah lama sebenarnya berpacaran dengan Fadil dan dia tidak memberitahu yang lain karena ia tidak  ingin hubungan mereka menjadi  tidak asik lagi  karena ada yang menjalin asmara di antara mereka

Zahra yang mendengar hal itu hanya tersenyum dan memeluknya dengan satu tangan.

Kemudian mereka sampai di rumah Zayn mereka lalu turun namun mereka berdua sungguh bingung karena begitu sepi di situ dan seperti tidak ada penghuninya

"benar ini rumahnya Zayn? kau tidak salahkan " Tanya Sasha sambil memerhatikan sekitar rumah Zayn.

" ya benar dari alamat yang Alia berikan pada ku " jawab Zahra sambil membaca kembali pesan alamat Zayn yang di kirim oleh Alia.

Kemudian Maya pun tiba-tiba datang bersama pacarnya namun pacarnya hanya mengantarkannya saja.

Sasha lalu menoleh kearah belakang dan ia melihat ada Maya di situ.

" eh lihat tuh Ra itu Maya, berarti benar dini rumahnya Zayn " ucap Sasha

Lalu Maya pun berjalan menghampiri Zahra dan Sasha sambil mengeluarkan kunci rumah itu.

" loh kalian disini pasti mau jumpa kak Zayn ya " ucap Maya sambil memerhatikan Sasha dan Zahra

" ya benar kak " ucap Zahra

" sudah jangan panggil kaka kita tidak begitu jauh umurnya jadi panggil saja aku Maya dan kebetulan Zayn sedang ada urusan jadi ya seperti biasa aku di suruh ibu membawakan makanan padanya dan lebih baik kita masuk sambil menunggu Zayn pulang " seruh Maya lalu membuka pintu.

Sasha, Zahra dan Maya pun masuk kedalam rumah Zayn yang bisa di katakan cukup besar dan begitu terkejutnya Zahra melihat kondisi rumah yang sangat rapih dan bersih bahkan lebih rapi dari pada rumahnya.

Zahra lalu duduk di ruang tamu bersama Sasha sedangkan Maya sedang membuatkan minuman di dapur lalu Zahra dan Sasha terus memperhatikan sekitar rumah dia tidak melihat ada orang lain di sana bahkan foto-foto keluarga Zayn pun tidak ada di situ, Maya pun kemudian datang membawakan minuman pada Sasha dan Zahra.

"nih di minum dulu " seruh Maya

Zahra dan Sasha lalu meminumnya lalu kembali memperhatikan sekitar.

" oh ya Maya ini kenapa rapih banget bahkan lebih rapi dari rumah ku " ucap Zahra

" gimana lagi namanya cuman satu orang yang tinggal di sini jadi ya... begitu orang yang membersikan rumah ini tidak begitu repot karena tidak banyak barang-barang yang perlu di tata " ucap Maya

" emangnya keluarga Zayn yang lain dimana" Tanya Zahra sambil menatap Maya dengan serius

" loh kalian belum tau " ucap Maya lalu ia berdiri dan mengambil sesuatu.

Menunjukkan suatu foto pada Zahra dan Sasha, kemudian Maya pun menjelaskan foto itu adalah foto keluarga Zayn di dalam itu hanya ada Zayn dan ibunya tepatnya sodara kandung dari ayah Maya.

Kemudian Maya pun bercerita bahwa sudah dari kecil Zayn tidak pernah bertemu ayah nya entah apa sebabnya dan Maya hanya mengetahui jika ayah dan ibu Zayn sudah lama berpisah bahkan mungkin saat zayn masih bayi.

Kemudian Maya membalik fotonya dan hanya ada Zayn sendiri di foto itu, ia menjelaskan bahwa seperti foto ini lah kondisi Zayn sekarang dimana Zayn hanya sendiri hidup tanpa merasakan apa itu arti cinta dari seorang ayah bahkan ia di tinggal ibunya meninggal dunia karena sakit saat Zayn masih berusia 9 tahun.

Mulai saat itu lah ayah dan ibunya Maya membantu merawat Zayn karena itu amanat terakhir dari ibunya Zayn pada kakanya yaitu ayah dari Maya, itu lah sebabnya Maya sangat dekat pada Zayn karena ia menganggap Zayn seperti kaka kadung nya sendiri.

Lalu Maya menegaskan bahwa semenjak Zayn di tinggal ibunya meninggal dunia ia jadi merasa bahwa cinta dan kasih sayang dari seseorang bukan lah hal yang berarti bahkan hanya merepotkan saja karena ia merasa selama hidupnya ini tanpa dua hal itu dia masih tetap hidup dan menjalani kehidupan dengan baik.

Zahra terkejut dengan apa yang Maya katakan ia sedikit mengeluarkan air mata karena ia tidak menyangka bahwa ternyata pria yang ia cintai memiliki masalalu yang begitu menyakitkan jika di bayangkan.

Zahra lalu meghapus air matanya kemudian kembali menoleh ke arah Maya lagi.

" jadi kenapa waktu aku merawatnya di rumahku saat ayah ku bertanya prihal orang tuanya dia malah menjawab sudah pamit " Tanya Zahra dengan suara sedikit dengan air mata.

" ya aku tau tentang itu dan seperti biasa ia pasti menjawab hal itu, namun semua temannya sudah tau bagaimana dia oleh karena itu terkadang temannya kak Zayn tidak pernah menunjukkan ke romatisan di depan zayn bahkan bercerita tentang keluarga karena mereka sangat menghormati Zayn " tutur Maya.

Di tengah ke asikkan mereka mengobrol kemudian Zayn pun datang dan mereka langsung mendaftarkan diri pada zayn dengan ke adaan seperti tidak ada sesuatu, mereka normal saja seperti biasa namun Zahra selalu sesekali memandangi Zayn sambil berfikir sungguh hebat seorang Zayn bisa hidup dengan ceria tanpa beban walau tanpa kasih sayang dan cinta dari orang lain.


terkadang arti dari semua rasa sakit yang selalu di hadapi adalah terbiasa dalam kebutuhan yang tidak harus di miliki seperti orang lain


terimakasih telah mampir

FOR YOU ZAYN (COMPLETED)Where stories live. Discover now