Episode 11

8.5K 597 9
                                    

Sudah dua hari Taehyung sadar dan baru kali ini ia keluar dari ruangannya. Pria cantik itu tersenyum manis di sepanjang jalan.

Ia duduk di kursi roda, di belakangnya ada Jungkook yang mendorong kursi roda dan juga tiang infusnya.

Keduanya sudah sampai di taman belakang Rumah Sakit.

"Jung, apa aku boleh bertanya?" tanya Taehyung menatap lurus orang-orang yang berbaju biru sama seperti dirinya.

Jungkook menunduk dan mengecup surai Taehyung yang memiliki aroma seperti strawberry. Aromanya tetap seperti dulu, tak pernah berubah sama sekali.

"Tentu saja, sayang. Tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan, tak usah meminta izin dulu kepadaku. Karena aku akan dengan senang hati menjawab semua pertanyaanmu."

Taehyung akhirnya bertanya. "Kenapa aku bisa berada di Rumah Sakit?"

Jungkook menegang, ia tak tahu harus menjawab seperti apa.

"Jung, kenapa kau diam saja?"

Taehyung mendongak menatap wajah Jungkook yang menegang. Kenapa? Padahal ia hanya bertanya, kan? Apa salahnya bertanya penyebab dirinya terdampar di Rumah Sakit ini hingga ia harus kehilangan ingatannya.

"Kenapa kau tiba-tiba bertanya itu?" ujar Jungkook berusaha menutupi kegugupannya.

"Emm, tidak ada. Aku hanya penasaran saja."

Jungkook diam.

"Tolong ceritakan penyebabnya, aku hanya ingin tahu saja." Taehyung memperlihatkan wajah memelasnya.

Jungkook menghela nafas kasar, akhirnya ia menceritakan kejadian waktu itu. Sebagian ia karang sendiri. Tidak mungkin bukan bila ia menceritakan yang sejujurnya? Bisa-bisa Taehyung tak mau lagi bertemu dengannya.

"Sebenarnya waktu itu kau menyebrang di jalan raya saat pulang dari sekolah. Tetapi tiba-tiba ada sebuah truk yang remnya blong menuju ke arahmu, saat itu mungkin kau terlalu panik hingga tak sempat berlari dan hanya berdiri kaku di tengah jalan. Sampai akhirnya kau tertabrak dan di rawat di sini. Ya- ya seperti itu."

Jungkook menjawab dengan gugup.

"Begitukah?" Taehyung sedikit tak percaya, sebab nada bicara Jungkook seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ya, sayang. Aku sudah menawarimu untuk pulang bersama. Tapi kamu menolak karena kamu ingin membelikan hadiah untukku saat anniversary kita, dan kamu tak ingin aku mengetahui itu sebelum waktunya. Jadi aku menuruti dan membiarkanmu pulang sendiri."

Taehyung diam mendengar penjelasan dari Jungkook. Jungkook merasa sedikit was-was karena Taehyung diam saja, ia takut Taehyung tak mempercayai omongannya.

"Maafkan aku, Jung. Jika saja aku tak membantahmu waktu itu mungkin aku tak akan kehilangan ingatanku," ucap Taehyung menyesal.

Jawaban Taehyung diluar ekspesitanya. Namun Jungkook bersyukur setidaknya Taehyung percaya.

Jungkook melangkah ke depan, dan berjongkok di hadapan kursi roda Taehyung. Ia tersenyum, mengambil tangan Taehyung lalu dikecup lembut, dan mengenggam tangan kurus itu.

"Hei, ini bukan salahmu, sayang. Jadi jangan bicara seperti itu lagi, ya? Sudah lupakan saja, yang terpenting sekarang kamu sudah sadar. Dan kamu harus segera sembuh, oke!" ujar Jungkook.

Taehyung mengangguk dan menatap netra gelap Jungkook. Jungkook juga demikian, ia hanyut dalam manik hazel Taehyung. Jarak wajah mereka semakin dekat, hingga hidung mereka bersentuhan.

Kedua belah bibir itu menyatu, kelopak mata Jungkook sudah tertutup. Sedangkan mata Taehyung hanya berkedip-kedip polos.

Manik Taehyung menatap wajah Jungkook yang sangat tampan apabila dilihat dari dekat. Maniknya berganti melihat kelopak mata Jungkook yang terpejam seolah menikmati. Akhirnya Taehyung ikut memejamkan matanya.

Bibir yang awalnya hanya menempel kini mulai melumat satu sama lain. Jungkook menarik tengkuk Taehyung untuk memperdalam ciuman itu. Sampai Taehyung menepuk pundak sang dominan untuk menghentikan ciuman tersebut.

Jungkook melepaskan pangutan mereka, ia membersihkan sisa-sisa saliva yang mengalir di dagu Taehyung. Sedangkan Taehyung masih sibuk mengatur nafasnya.

"Jung, kenapa mencium bibirku!" ujar Taehyung marah.

Jungkook terkekeh pelan, "karena bibirmu sangat manis. Bahkan madu saja kalah manis dari bibirmu ini." Jungkook menyentuh bibir Taehyung dan mengusapnya pelan. Matanya fokus ke wajah Taehyung yang perlahan mulai memerah.

"Isss, jangan bicara seperti itu. Tae malu tau!" kesal Taehyung.

Taehyung menepis tangan Jungkook yang berada di bibirnya, lalu ia menutup wajahnya yang memerah malu.

"Hahaha, kau ini menggemaskan sekali sih."

Jungkook mengambil tangan Taehyung yang menutupi wajahnya.

"Jangan tutup wajah menggemaskanmu itu. Aku juga ingin melihatnya."

Pipi Taehyung semakin merah hingga merambat ke telinga. Karena tangannya digenggam oleh Jungkook maka ia menundukan wajahnya.

"Haish kau ini, ku bilang jangan sembunyikan wajahmu dariku."

Jungkook gemas karena Taehyung tak mau menuruti perkataannya. Jadilah ia mengangkat dagu Taehyung untuk melihat wajah menggemaskan itu.

"Jangan melihat wajahku seperti itu!"

Taehyung merajuk karena ditatap intens oleh Jungkook.

"Kenapa? Kamu malu ya aku tatap seperti itu?" goda Jungkook.

Taehyung mempoutkan bibir plumnya.

"Tidak tau! Aku marah padamu!" rajuk Taehyung.

"Hahaha, maafkan aku. Jangan marah lagi, nanti aku sedih loh," kata Jungkook dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Tidak. Aku tidak marah padamu, karena kau adalah orang yang ku sayang, hihi."

Jungkook tersenyum tipis melihat tawa kecil Taehyung.

"Ak--"

Drrtt... Drrtt... Drrtt

Ponsel Jungkook berbunyi menghentikan omongan yang akan Jungkook keluarkan. Pria tampan itu merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih tersebut.

Nama Eunha tertera di layar ponselnya. Ia melirik ke arah Taehyung yang sedang meliriknya juga dengan pandangan bertanya.

"Sebentar ya, aku ingin mengangkat televon dulu. Ini dari teman kelasku," kata Jungkook.

"Oh ya sudah, kau angkatlah dulu. Siapa tahu penting, aku akan menunggumu di sini sambil melihat bunga-bunga itu." Taehyung menunjuk bunga yang berada tak jauh dari tempat mereka.

Jungkook mengangguk mengizinkan. "Ya. Jangan jauh-jauh, oke? Aku akan menyusulmu ketika sudah selesai."

Setelah itu Jungkook melangkah pergi, Taehyung juga menjalankan kursi rodanya menuju ke arah bunga-bunga cantik yang menarik perhatiannya. Tidak lupa ia juga menarik tiang infusnya dengan tangan kiri.

Tbc.

RETALIATION (Kookv) [End]Where stories live. Discover now