Episode 23

7.9K 578 23
                                    

Flashback

Sehun baru saja sampai di Mansionnya, ia melangkah memasuki ruang kerjanya. Pekerjaannya masih banyak, tapi Sehun memilih mengerjakan di rumah daripada di kantor.

Sehun sibuk berkutat dengan laptop dan beberapa dokumen. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang kerjanya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk," jawab Sehun tanpa menghentikan aktifitasnya.

Terdengar pintu terbuka, dan munculah salah satu bodyguard-nya.

"Tuan, ada paket untuk anda," katanya sopan.

"Dari siapa?" tanya Sehun.

"Tidak ada nama pengirimnya, Tuan."

Sehun menghentikan aktifitasnya lalu menatap sang bodyguard dengan kening yang mengeryit.

"Kemarikan," titah Sehun.

Bodyguard itu langsung berjalan mendekat dengan membawa kotak kecil itu. Bodyguard itu menyerahkan kotak kecil tersebut kepada Sehun.

Sehun mengambilnya lalu membolak balikan kotak tersebut. Memang benar tidak ada alamat pengirimnya sama sekali.

"Kau boleh pergi," ucap Sehun pada bodyguardnya.

"Baik, Tuan, saya permisi." Bodyguard itu membungkuk sopan di hadapan Sehun dan berlalu pergi meninggalkan ruang kerja Sehun.

Sementara Sehun masih menatap kotak itu dengan bingung. Pasalnya ia tidak pernah membeli apapun? Lalu ini paket siapa?

Tapi disini tertulis to Jeon Sehun tapi tidak ada nama pengirimnya. Sehun menggerakan kotak itu ke bawah ke atas, takutnya itu bom. Tapi kotaknya sangat ringan, seperti berisi kertas saja.

Karena terlanjur penasaran Sehun langsung merobek kotak itu. Di dalamnya ada sebuah foto, flashdish dan juga Surat keterangan dari Rumah Sakit.

Sehun mengambil foto itu dulu, mata Sehun membelalak kaget melihat gambar foto tersebut. Ia langsung meletakan foto itu di meja lalu mengambil flashdish dan memasangnya di laptop miliknya.

Vidio diputar, amarah Sehun langsung memuncak begitu saja. Pria paruh baya itu tidak kuat lagi melihat vidio tak senonoh tersebut, jadi ia langsung menutup laptopnya dengan kasar.

Mata tajamnya beralih ke Surat berlogo Rumah Sakit Seoul itu. Tangannya mengambil Surat tersebut dan membukanya dengan kasar.

Sehun membaca semuanya, amarahnya semakin meledak-ledak tidak bisa dibendung lagi.

Sehun bangkit dari kursinya dan melangkah keluar dengan wajah yang kentara sekali sedang menahan amarah.

Para pekerja di Mansion Jeon langsung menghindar ketika melihat majikan mereka berjalan dengan aura yang mencekam, membuat seluruh pekerja di sana merinding.

Sehun bertemu Luhan di halaman Mansion. Namun, ia abaikan.

"Sehun, kau mau kemana?" tanya Luhan.

Tetapi Sehun seakan buta dan tuli terus melangkah menuju mobil. Luhan dibuat heran dengan tingkah suaminya itu. Apalagi saat melihat tatapan tajam, rahang yang mengeras, tangan terkepal, seperti sedang menahan amarah. Tunggu, menahan amarah?!

Luhan langsung berlari menyusul mobil suaminya yang sudah melaju kencang. Ia harus menyusul Sehun sebelum semuanya berakibat fatal. Beruntung ada mobil taxi yang lewat, jadi Luhan tidak perlu khawatir kehilangan jejak suaminya.

Luhan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Tidak biasanya Sehun marah seperti ini. Tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu buruk yang akan terjadi.

Ini kan jalan menuju apartemen Jungkook dan Taehyung? Kenapa Sehun lewat sini? Atau jangan-jangan ini ada hubungannya dengan mereka berdua?! Oh astaga jangan sampai itu terjadi. Batin Luhan berdoa.

Mobil Sehun berhenti di gedung besar bertingkat, tempat Jungkook dan Taehyung tinggal. Jantung Luhan semakin berdetak tidak karuan saat Sehun melangkah masuk ke dalam. Semoga saja firasatnya salah. Ya, semoga.

Luhan mengikuti Sehun di belakang, tapi tiba-tiba ada anak kecil yang menabraknya.

Bruk.

"Ma- maaf, Bibi," cicit anak itu pelan sambil berusaha untuk berdiri.

Luhan yang melihat anak itu kesusahan berdiri langsung membantunya berdiri.

"Tak apa, lain kali jangan berlari, ya?" nasihat Luhan lembut.

Anak perempuan itu mengangguk dan tersenyum lebar ke arah Luhan.

"Baiklah kalau begitu Bibi pergi dulu," pamit Luhan, anak itu mengangguk dan melambai ke Luhan.

Luhan mempercepat langkahnya, ia kehilangan jejak Sehun. Luhan bingung sekaligus cemas, Luhan berjalan tak tentu arah. Langkahnya membawanya menuju ke apartemen Jungkook.

Firasatnya benar, Sehun marah karena Jungkook. Untung saja tadi Luhan mengikuti Sehun, jika tidak entah apa yang akan terjadi pada Jungkook.

***

Sehun dan Luhan sudah berada di kamar mereka dengan Luhan yang masih menangia sesenggukan. Luhan sudah melihat vidio yang memperlihatkan Jungkook dan Eunha sedang bercinta di dapur, kamar, ruang tamu dan juga kamar mandi, ia juga sudah membaca Surat yang menyatakan bahwa Eunha positif hamil.

Luhan marah dan kecewa pada Jungkook. Luhan tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Taehyung.

Sehun dan Luhan memang tidak tahu siapa yang mengirim ini semua, tapi mereka berterima kasih kepada sang pengirim, karenanya kebohongan Jungkook dan Eunha terbongkar di keluarga Jeon.

"Sehun, apa kau sudah menemukan keberadaan Taehyung dan keluarganya?" tanya Luhan.

"Belum, anak buahku sudah mencari Taehyung dan keluarganya di seluruh kota Seoul. Namun, tidak ada satu pun jejak yang menunjukan keberadaan Taehyung," kata Sehun sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Sudah lah, lebih baik sekarang kita tidur, ini sudah hampir jam 10 malam," ajak Sehun, dan diangguki oleh Luhan.

Kedua pasangan itu akhirnya terlelap dengan cepat.

Tbc.

RETALIATION (Kookv) [End]Where stories live. Discover now