Episode 36

7.5K 554 45
                                    

"Daniel~ aku ingin itu~" rengek Taehyung pada Daniel.

Saat ini mereka sedang berada di taman. Dan Taehyung merengek ingin membeli permen kapas.

"Tae, kau kan sudah cukup manis, kenapa masih ingin membeli permen kapas?" kata Daniel.

Taehyung menatap Daniel sinis. "Jangan menggodaku! Cepat belikan, atau kalau tidak aku akan marah padamu! Dan aku tidak akan mau bertemu denganmu lagi!" ancam Taehyung.

Daniel hanya bisa menghela nafasnya saja. "Baiklah aku akan membelikanmu jajanan itu. Jangan marah," ucap Daniel lembut.

Senyum Taehyung merekah, ia langsung memeluk Daniel. "Aaa sayang Daniel~" ucap Taehyung lucu.

Daniel terkekeh gemas. Ia melepaskan pelukannya dan berjalan menghampiri penjual permen kapas itu.

Padahal Taehyung bisa membeli permen itu sendiri dengan uangnya. Tapi memang dasarnya Taehyung itu manja jika sudah bersama Daniel.
.
.
.
.
.
Di sebuah ruangan yang luas ada seorang pria tampan yang duduk di kursi kebesarannya.

"Tuan, ada paket untuk anda," ucap salah satu bawahannya.

"Bawa kemari," ucap sang atasan.

Bawahan itu mengangguk lalu memberika bungkusan yang ada di tangannya kepada sang atasan.

"Keluarlah."

Bawahan itu langsung keluar begitu mendengar perintah sang Tuan.

Pria tampan itu membuka bungkusan tersebut. Setelah terbuka ia melihat kertas berwarna putih yang berlogo rumah sakit.

Dahinya mengeryit bingung, tapi ia tetap mengambilnya dan membacanya. Isi Surat itu tentang kehamilan seseorang. Tapi ia bingung, siapa yang positif hamil? Ia melihat kertas itu lagi, dan membaca tanggal yang tercantum di kertas tersebut.

22 oktober 2012

Itu sekitar 8 tahun yang lalu? Bukankah itu sudah sangat lama? Lalu untuk apa sang pengirim mengirim ini kepadanya? Apa mungkin salah kirim ya? Pikirnya.

Pria tampan itu mengambil kotak bungkusan tersebut. Lalu membaca nama pengirimnya. Tapi tidak ada, dan di sana juga terlihat jelas bahwa bungkusan ini memang dikirim untuknya.

Ting!

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Pria itu mengambil ponselnya, lalu membaca isi pesan dari nomor tak dikenal tersebut.

08xxxxxxx
Jika kau penasaran maksud dari bungkusan itu temui aku lusa besok di Caffe Nero. Aku akan memberikan penawaran yang menarik untukmu.

Pria tampan itu sempat terkejut membaca pesan dari nomor tak dikenalnya.

"Siapa dia? Apa dia adalah orang jahat yang menjebakku?" gumamnya.

Ting!

08xxxxxxx
Aku bukan orang jahat yang ingin menjebakmu.

Pria itu kembali terkejut. "Bagaimana dia bisa tahu?!"

Ting!

08xxxxxxx
Tidak usah terkejut seperti itu, kau terlihat konyol dengan tampang bodohmu itu.

Pria itu segera merubah ekspresinya menjadi datar.

Ting!

08xxxxxxx
Begitu lebih baik.

Oke, bolehkan ia takut sekarang? Bagaimana bisa dia tau semua yang dilakukan olehnya?!

Anda
Siapa kau sebenarnya?!

08xxxxxxx
Jika kau ingin tau siapa aku sebenarnya, maka datanglah lusa.

Anda
Untuk apa aku datang? Bisa saja kau itu orang jahat, atau seorang penguntit!

08xxxxxxx
Ck, kau itu terlalu percaya diri sekali.
Intinya, jika kau ingin tau aku siapa dan ingin tau maksud Surat itu datanglah!

Anda
Aku tidak mau! Dan aku tidak percaya padamu!

08xxxxxxx
Terserahmu saja
Jika kau tidak datang juga aku tidak rugi. Kau sendirilah yang rugi

Namja tampan itu terlihat berfikir sebentar. Ia penasaran maksud dari Surat itu, dan juga ia penasaran siapa yang mengirimnya ini, dan apa tujuannya.

"Aku penasaran. Apa aku datang saja ya? Lagipula tidak ada salahnya, ku rasa orang ini juga bukan orang jahat. Ya, mungkin," gumamnya.

Anda
Baiklah aku akan datang lusa. Jam berapa aku harus ke sana?

08xxxxxxx
Pilihan bagus.
Jam makan siang datanglah ke sana.

Anda
Baik.

Orang itu tidak membalas pesannya lagi. Pria tampan tersebut akhirnya meletakkan ponselnya, lalu menyenderkan punggungnya ke sofa kebesarannya.

"Aku merindukannya." lirih pria tampan tersebut.
.
.
.
.
.
"Tae, kau sedang apa?" tanya Daniel pada Taehyung yang sibuk dengan ponselnya.

"Tidak ada. Kenapa?" tanya Taehyung balik. Dia memasukkan ponselnya ke saku.

"Tidak apa, aku hanya bertanya karena sedari kau sibuk dengan ponselmu itu. Kau sedang bertukar pesan dengan siapa?"

"Seseorang," jawab Taehyung singkat.

"Siapa? Jungkook?"

"Bukan. Aku tidak membalas pesannya, biarkan saja dia menunggu balasan pesanku," ucap Taehyung acuh.

Daniel hanya geleng-geleng saja. "Kau itu katanya cinta pada Jungkook, tapi saat dia mengirimmu pesan malah kau abaikan."

"Aku tidak begitu! Aku tadi membalas pesannya, tapi dia membuatku jengkel. Jadi ku biarkan saja."

"Memangnya dia bilang apa padamu?" tanya Daniel penasaran.

"Aku mengajaknya keluar sekarang, tapi dia malah bilang tidak bisa. Saat ku tanya kenapa, dia menjawab sedang bersama putri dan istrinya itu! Ya aku kesal! Kemarin saja bilangnya lebih memilih diriku dibanding anak dan istrinya. Tapi sekarang apa?! Tch! Pembuat!" omel Taehyung menggerutu.

Daniel terkekeh. "Tae, kau harus sabar. Jungkook juga masih punya keluarga, kalau ia mengabaikan Eunha mungkin bisa. Tapi Jungkook mana bisa mengabaikan putrinya," ucap Daniel menasehati.

"Putri apanya si?!" kesal Taehyung.

"Tae, kamu harus mengerti, Jungkook masih belum tahu, jadi kamu harus sabar. Apa kamu mau Es Krim?" tawar Daniel mengalihkan topik.

Mata Taehyung langsung berbinar. "Mau! Ayo kita membeli Es Krim, Daniel!" ajak Taehyung semangat.

Daniel tersenyum geli. "Baiklah. Ayo!"

Daniel menggandeng tangan Taehyung, kedua sejoli itu berjalan ke arah penjual Es Krim.

Tbc.

RETALIATION (Kookv) [End]Where stories live. Discover now