Episode 32

8.4K 581 46
                                    

"Jadi, apa kau sudah ingat, Tuan Jeon?" kata Taehyung datar.

"Ta- tae a- aku hiks maafkan aku Taehyung, aku mengaku salah, tolong beri aku kesempatan," mohon Jungkook menatap Taehyung dengan perasaan bersalah.

"Kesempatan? Aku sudah cukup baik memberimu kesempatan. Tapi apa? Kau sama sekali tak berubah," kata Taehyung datar.

"Berikan aku kesempatan lagi Tae, aku janji akan berubah. Aku mohon, kita masih bisa bersama kan?" ucap Jungkook tidak menyerah.

"Tidak. Kita sudah tidak bisa bersama Jungkook, aku sudah bertunangan, dan kau sudah menikah. Mau kau ke manakan istrimu itu?" tanya Taehyung sembari menyilangkan kedua tangannya ke depan dada.

"A- aku akan men- menceraikannya demi dirimu Taehyung."

Taehyung menarik sudut bibirnya membentuk seringai tipis tanpa disadari oleh Jungkook.

"Benarkah? Bukankah dulu kau ingin sekali menikah dengan Eunha? Kenapa saat kau sudah bersama Eunha kau ingin berpisah darinya dan kembali padaku?" tanya Taehyung mengangkat sebelah alisnya heran.

"Aku sudah tidak mencintainya lagi, Tae! Aku sadar bahwa aku hanya mencintaimu, bukan yang lain atau pun Eunha."

"Lalu bagaimana dengan anakmu? Apa kau ingin meninggalkannya demi diriku juga?"

"Jika itu bisa membuatmu kembali padaku maka jawabanku adalah iya. Aku akan meninggalkan apapun yang ku punya demi dirimu," jawab Jungkook tegas.

Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah. Akan ku pikirkan, jika kau memang ingin bersamaku buktikan ucapanmu itu," ucap Taehyung tersenyum manis.

Sebelum pergi Taehyung menyempatkan diri untuk mengecup pipi Jungkook. Sedangkan Jungkook tubuhnya membeku.

"Aku pergi dulu, sampai jumpa."

Taehyung keluar dari ruangan itu, menyisahkan Jungkook yang masih berdiri mematung. Tangannya memegang sebelah pipinya yang habis dikecup oleh Taehyung. Senyum tampannya terbit.

"Aku mencintaimu Taehyung, akan aku buktikan ucapanku padamu," gumam Jungkook.

***

"Bagaimana tadi di dalam?" tanya Daniel pada Taehyung.

"Seperti yang sudah direncanakan," balas Taehyung tenang.

"Jadi kau berhasil?" ujar Daniel menoleh sekilas pada Taehyung.

"Ya."

Taehyung dan Daniel sekarang ada di dalam mobil. Keduanya akan pulang ke Mansion.

"Lalu bagaimana rencana selanjutnya?"

"Lihat saja nanti," ucap Taehyung tersenyum iblis.

Daniel yang melihat senyum itu bergidik ngeri. Taehyung kalau sudah menunjukan senyum seperti itu tandanya ia tidak main-main dengan rencana selanjutnya.

"Ah ya Daniel, kita mampir ke Mall dulu ya," kata Taehyung.

"Apa ada yang kau beli, Tae?" tanya Daniel.

"Tidak."

"Lalu? Untuk apa kau ke sana jika tidak ada yang ingin kau beli?" tanya Daniel bingung.

"Kau lihat saja nanti, Daniel," ucap Taehyung tenang.

"Baiklah, terserahmu saja," jawab Daniel pasrah.

***

Jungkook memasuki ruang kerjanya dengan senyum konyolnya. Sahabat Jungkook yang memang baru datang untuk mengunjungi Jungkook dibuat heran dengan tingkah pria itu.

Bahkan pria itu tidak menyadari keberadaannya. "Hentikan senyum bodohmu itu, kau membuatku takut," ujar pria tampan itu.

Jungkook yang mendengar itu terlonjak kaget. Ia menoleh ke sumber suara, senyumnya pudar tergantikan dengan wajah datarnya.

"Sedang apa kau di sini?" kata Jungkook datar.

"Ck, kau ini tidak tahu sopan santun sama sekali ya! Aku ini lebih tua darimu, jadi hormatilah aku," ujar pria tampan itu.

"Untuk apa kau ke sini, bantet?"

"Yak! Aku tidak bantet!" teriak pria itu tidak terima.

"Lalu apa? Pendek?" jawab Jungkook semakin mengolok.

"Bocah kurang ajar!" gerutunya pelan.

"Aku mendengarmu, Park Jimin," kata Jungkook menatap tajam Jimin.

Jimin hanya memutar bola matanya malas.

"Kau kenapa tersenyum seperti orang bodoh tadi?" tanya Jimin.

Jungkook bukannya menjawab malah tersenyum bodoh lagi kala mengingat kejadian tadi bersama Taehyung. Jimin yang melihat itu kembali takut. Takut jika Jungkook benar-benar gila atau kerasukan setan.

"Jungkook, aku benar-benar takut padamu," ucap Jimin memandang Jungkook horor.

Sedangkan Jungkook tidak menggubris ucapan Jimin. Pria tampan itu memandang ke luar. Memandangi keindahan kota Seoul dari atas. Ruangan Jungkook itu terbuat dari kaca, jadi tidak heran jika ia bisa melihat kota Seoul dari atas situ.

"Kau tahu Jim, hari ini aku benar-benar bahagia. Aku seperti menemukan kembali sebagian jiwaku yang hilang," gumam Jungkook tersenyum tipis.

"Memangnya hari ini kenapa?" tanya Jimin penasaran.

"Dia kembali, hidupku kembali Jim."

Bukannya menjawab pertanyaan Jimin, Jungkook malah melanjutkan ucapannya yang menurut Jimin melantur. Bagaimana tidak melantur jika pertanyaan yang ia ajukan malah dibalas dengan jawaban aneh seperti itu?

"Terserah. Aku ke sini ingin mengundangmu untuk datang ke pestaku besok malam," kata Jimin.

"Pesta untuk acara apa??" tanya Jungkook berbalik menatap Jimin dengan pandangan bertanya.

"Sepupuku hari ini baru pulang dari Perancis, jadi aku ingin mengundangmu dan keluargamu untuk datang ke sana."

"Aku usahakan," ucap Jungkook.

"Pokoknya harus datang! Aku tidak menerima penolakan Jeon!" ujar Jimin.

"Hmm." balas Jungkook malas.

"Pulang sana, kau mengganggu pemandangan," lanjut Jungkook pedas.

"Bocah sialan!" kesal Jimin.

Jimin pun langsung keluar dari ruangan Jungkook.

Tbc.

RETALIATION (Kookv) [End]Where stories live. Discover now