28

1.5K 104 2
                                    

Seperti biasanya pagi ini sekolah ramai kedatangan siswa/siswinya. Seorang cowok sedang berdiri di samping pagar sekolah menunggu seseorang. Setelah beberapa lama orang yang ia tunggu datang dengan langkah riang.

"Reva," panggilnya.

Langkah gadis itu terhenti, lalu menoleh ke arah sumber suara. "Kenapa Gal?"

"Gue mau nanya sesuatu, boleh?"

Reva hanya mengangguk lalu mengekor langkah Galen membawanya ke taman belakang.

"Mau nanya apasih Gal? Ke tempat sepi lagi."

"Gue gak akan ngapa-ngapain lo, kalau lo jujur," ujar Galen, sontak membuat Reva mundur sedikit menjauh.

"Lo bego amat sih, gue juga gak suka sama lo," kekeh Galen, yang dibalas wajah datar Reva.

"Gue mau nanya?"

"Yaudah nanya cepetan."

"Lo tau Dyra tinggal di mana?"

Reva terkekeh hampa, "Lo cuma nanyain itu, seharusnya lo lebih tau dari gue Gal. Lo jangan berpura-pura seakan semua baik-baik aja."

Galen tertunduk menyesal dengan apa yang terjadi. "Gue emang salah Rev, gue mau perbaikin semuanya."

Reva menertawakan penyesalan Galen, "Andai aja, lo gak bersekongkol sama Rebbeca buat naruh obat perangsang di minuman Dyra, biar lo bisa nidurin dia. Mungkin dia gak akan berada di pelukan orang lain."

"Ma–maksudnya?"

"Lo pikir rencana yang lo buat sama Rebecca gak berhasil? Fyi, rencana lo berhasil."

" Jangan bilang Dyra hamil?"

Reva hanya membalas dengan senyuman, "Gue mau kasih tau lo satu hal. Kalau lo mau milikin dia gak gitu konsepnya. Lo punya otak kan?"
Setelah mengucapkan itu Reva meninggalkan Galen yang sedang tersungkur frustasi.

Masih pagi, sedangakan Reva sudah menguras setengah energinya.
"Galen sialan," umpat Reva.

Flashback on

"Gue punya ide buat lo bisa milikin Dyra," ucap Rebbeca dalam telpon.

"Gue gak mau tau rencana lo apa , tapi gue mau hasilnya," balas Galen.

Terdengar decakan dari Rebbeca, "cepat lo ke rumah gue, ajak Dyra ke rumah lo dan suruh dia minum, minuman yang dia bawa soalnya gue udah campur sama perangsang, sisanya lo bisa eksekusi sendiri."

"Lo gila?"

"Itu kan yang lo mau, cepet anjrit kesini."

"Iya.. Gue kesana sekarang."

Tuuuutt

Sialnya hari itu Galen terjebak macet.

Flashback off

"Argghhhhh," teriak Galen frustasi.

"Ini gara Rebbeca, tapi gue gak bisa kehilangan Dyra gitu aja. Sebelum bendera kuning ada di depan rumah, gue masih ada kesempatan milikin dia," ucapnya meyakinkan diri.

☀️☀️☀️☀️

Alga sedang memebelikan titipan Dyra yaitu rujak. Untungnya pekerjaan di kantor tidak terlalu banyak hingga bisa pulang agak cepat.

Setelah sampai di Apartemen Alga melihat Dyra yang sedang tertidur di sofa, sinar senja menerpa wajahnya membuat Alga terpesona.

Perlahan ia mendekat melihat Dyra apakah masih bernafas atau tidak. Mungkin bagi orang hal kecil, tapi bagi Alga ia harus tetap memastikan Dyra tetap bernafas membuat Alga sedikit tenang.

"Cantik," satu kata terucap setelah sekian menit memandanginya.
Tangan Alga perlahan mengusap kepala Dyra lalu ingin mencium kening Dyra, namun Dyra sudah membuka matanya membuat Alga menjauhkan diri sedikit.

"Kamu udah lama dateng?" tanya Dyra setelah membuka mata sepenuhnya.

"Gak, nih titipan lo." Alga memberikan kantong plastik.

Dengan senyum sumeringah menatap rujak yang dibawakan Alga, "Terima kasih Al."

Alga hanya mengangguk karena salting hampir ke gep mencium Dyra, "Gue mau mandi dulu."

Melihat Alga yang sudah masuk kamar, Dyra memegeng dadanya yang berdegup kencang bahkan tangannya juga terasa dingin. "Untung masih bisa napas," ucapnya syukur. Karena Dyra sudah terbangun sejak Alga membuka pintu namun matanya mengajak untuk tetap tidur, alhasil Dyra pura-pura tidur. Tidak mengira akan terjadi hal seperti di drama. Suami akan mencium istrinya sesudah mengusap kepalanya ketika tertidur, mengingat saja Dyra sudah baper.

****
Jangan lupa votte & comen ya...

Vollow juga akun author

putriafrillaa_

&

triputriihldsr

AlDyra StoryWhere stories live. Discover now