21

1.9K 129 7
                                    

     Seharian di sekolah sedang jam kosong karena beberapa guru dan siswa-siswi sedang sibuk menyiapkan acara.

"Guys gue minta perhatian kalian sedikit," ujar ketua kelas meminta perhatian teman sekelasnya.
"setiap kelas akan ikut meramaikan acara, jadi bagi yang punya bakat nyanyi bisa didistribusikan. Jadi siapa yang mau?" lanjutnya.

"Gue mau." Reva mengangkat tangannya. Seisi kelas melihat ke arah Reva yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ehh maksud gue Dyra yang mau nyanyi yakan Ra." Reva menyenggol  lengan Dyra menunggu tanggapannya.

"Kan kamu tadi Reva yang mau, kok jadi aku sih," balas Dyra.

Reva berdecak kesal, "Lo tau kan gue gak punya bakat," desis Reva.

Seisi kelas menertawakan Reva, karena mereka tau Reva tidak menpunyai suara yang bagus. Untuk Reva yang mengangkat tangan membuat seisi kelas terkejut.

"Jadi gimana Ra, mau gak?"

"Mmm boleh yang lain aja gak?"

"Yang lain sibuk ngurus acara Ra, yang lain juga tampil menari," sahut teman lainnya.

"Iya Ra, suara lo kan bagus."

"Please Ra, mauu yaa."
Seisi kelas memaksa Dyra, membuatnya terpaksa mengangguk setuju.

"Yeaaayyy," seru heboh Reva.

"Reva," tegur Dyra karena Reva sangat berisik membuatnya kesal.

        Kantin cukup ramai saat ini Reva duduk sendiri makan, karena dia terlalu malas bergabung dengan yang lain. Sedangkan Dyra tertidur lemas di brankar UKS, karena dia mengalami mual dan kepalanya lumayan sakit. Sebelum pergi ke kantin Reva sudah menghubungi Alga memberitahu bahwa Dyra di UKS.

"Tumben sendiri." Galen menggeser kursi duduk berhadapan dengan Reva.

"Siapa lo?" tanya Reva sarkas.

"Calon masa depan sahabat lo."

"Di alam mimpi," sahut Bisma ikut bergabung.

"Mantannya kekeyi lebih baik diem," balas Galen.

"Jiaaahh sadboy bukan temen gue."

"Gue bukan sadboy, tinggal nunggu waktu aja buat dia jatuh cinta balik sama gue." Galen menyombongkan diri.

"Lo gak bosen?" tanya Reva random.

"Gue gak bosan, gue yakin suatu saat akan terbalas," balas Galen.

"Kalau gak terbalas?" Bisma menaik turunkan kedua alisnya.

"Kalian apansih, dukung gue malah bikin gue pesimis gini."

"Kalau orang dasarnya gak cinta, yaudah lepasin. Jangan buang-buang waktu mengemis cinta orang tersebut. Bukan terlihat baik tapi malah kelihatan kasian," sahut Rebeca bernada mengejek.

Galen membalikan badannya karena posisi Rebeca di belakang mejanya. "Kita gak jauh beda Rebeca, kata-kata lo lebih pantes buat diri lo sendiri."

Rebeca tertawa remeh, "kita gak jauh beda? Helloow kita itu jauh beda yaa Galen. Lo udah lama cinta tapi gak pernah terbalas. Sedangkan gue baru suka sama Alga."

"Kalian itu sama, Rebeca dan Galen..." Reva menggeleng miris, "...sama-sama mencintai seseorang yang gak bisa kalian miliki."

Rebeca terdiam begitu juga dengan Galen. Seisi kantin mulai bubar karena pertengkaran sudah selesai dengan Rebeca dan Galen sama-sama pergi.

         Di ruang UKS Dyra istirahat karena tadi ia mengalami mual dan pusing. Selama Dyra tidur Alga menemaninya, karena Reva mengabari bahwa Dyra berada di UKS. Semua pintu UKS di tutup biar tidak ada yang mengganggu dan tahu bahwa Alga sedang menjaga Dyra.

🌈🌈🌈

     Sepulang sekolah Alga secara diam-diam pulang bersama Dyra karena keadaannya yang mengkhawatirkan

Di kamar...

"Jangan terlalu capek, kalau mau makan pesen gojek aja. Inget jangan sampai kecapean," nasehat Alga berulang-ulang.

"Iya-iya bawel amat sih," balas Dyra jengah.

"Gue mau kerja, lo di rumah jangan kemana-mana."

"Kamu kerja," ucap Dyra kaget.

"Iya, terus?"

"Gak sih, kaget aja."

"Gue udah punya tanggung jawab, dan sudah seharusnya gue kerja," ungkap Alga, membuat senyum Dyra mengembang.

"Kenapa senyum?" Alga mengangkat sebelah alisnya.

"Hah aku gak senyum kok," Dyra mengalihakan matanya dari tatapan Alga.

"Ohh." Alga semakin mendekat ke arah Dyra.

Terpaan napas Alga terasa di telinga Dyra membuatnya menahan nafas. "Al-Alga ka kamu ngapain," ucap pelan Dyra.

"Gue mau ngambil ini." Alga menenteng kunci mobil yang ia ambil di belakang Dyra.

Dyra bernafas lega, entahlah kenapa akhir-akhir ini jantungnya berdetak cepat ketika dekat dengan Alga. "Lo pikir gue tadi mau ngapain?" tanya Alga dengan senyum smirk.

Dyra berjanji akan mengutuk Alga karena kejadian tadi, "Gak, kamu pergi  sana katanya mau kerja."

"Ooh ngusir ceritanya?"

"Kan tadi mau kerja."

"Iya-iya," balas Alga.

Dyra mengantar Alga ke depan pintu. Di depan pintu Alga membalikan badannya agar berhadapan dengan Dyra. "Jaga kesehatan," ucap Alga mencium kening Dyra sebelum pergi.

Dyra mematung dengan perlakuan manis Alga. "jangan baper... Jangan baper." Dyra menutup pintu dan masuk ke kamarnya.

"Mana bisaa," ucap lirih Dyra.

****

Jangan lupa votte & comen ya...

Follow juga akun authdor

triputriihldsr

&

putriafrillaa_

AlDyra StoryNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ