16

1.9K 120 3
                                    

Mobil Alga sudah sampai di depan rumahnya, sedangkan Dyra di sampingnya hanya diam. Karena di dalam perjalanan tadi mereka hampir kecelakaan karena Dyra terus memberontak dan Alga membentak Dyra sehingga membuatnya diam.

"Sampai kapan dalam mobil," ucap Alga membukakan pintu mobil untuk Dyra. Dyra hanya diam mengabaikan perkataan Alga, ia hanya ingin kembali ke rumah Reva.

Alga mengusap wajahnya kasar, dia harus extra sabar menghadapi Dyra sekarang. "Gue mau tanggung jawab, kita temuin orang tua gue, ngerti."

Dyra menatap Alga. "Aku mau pulang, yaudah kalau gak nganter aku jalan kaki." Dyra keluar dari mobil dan berjalan keluar perkarangan rumah Alga, namun suara perempuan menghentikannya.

"Alga, temennya kok pulang, gak dibawa masuk," ucap Vina yang entah datang dari mana.

Dyra berbalik dan menatap Alga minta bantuan. Alga membuang pandangannya agar Dyra tidak dapat meminta tolong.

"Ayok masuk," ajak Vina menarik pelan tangan Dyra.

Alga juga mengikuti langkah mamanya. "Papa udah pulang ma?"

"Sebentar lagi kayaknya pulang," balas Vina. Sedangkan Dyra hanya menurut kemana Vina membawanya.

"Dyra apa kabar?" tanya Vina mengusap lembut pipi Dyra.

"Baik tan, tante gimana kabarnya?"

Vina menjawab dengan hal yang sama. Mereka berbincang seputar kegiatan les private Alga dan Dyra, dan banyak hal yang diceritakan Vina membuat Dyra tersenyum tipis.

"Assalamualaikum, papa pulang."

"Waalaikumsalam."

Aditya datang dan langsung disambut Vina. Mereka duduk di ruang tamu Dyra duduk sendirian di sofa yang muat dua sampai tiga orang, sedangkan Alga duduk di single sofa dan orang tua Alga duduk berhadap dengan Dyra.

Dyra meremas ujung bajunya, ia menunduk tidak berani menatap orang-orang di hadapannya.

"Ini cewek yang aku udah hamilin pah," ucap Alga memecah keheningan.

Vina sontak terkejut sedangkan Aditya hanya menatap Dyra datar.

"Siapa nama kamu?" tanya Aditya.

"Nama saya Dyra Atasia om," jawab Dyra tertunduk.

"Kalau bicara sama orang itu jangan menunduk." Ucapan Aditya membuat Dyra mendongkak pelan, ia menatap sayu mereka.

"Kenapa bisa kejadian?"

Dyra terdiam menggigit kecil bibirnya, ia tidak mampu menjawab karena ini murni kesalahannya.

"Ini kecalakaan pah, biasa anak muda," balas Alga, menutupi hal yang sebenarnya.

"Bener Dyra apa yang dikatakan Alga?" tanya Aditya lagi kelihatan dari keduanya menutupi sesuatu.

Dyra tidak suka berbohong ia akan mengatakan sebenarnya dengan hati berat, tidak memperdulikan respon kedua orang tua Alga.

"Sebebarnya ini salah saya, dan juga–,"

"Salah Alga juga, ini salah kami tidak bisa menahan nafsu," potong Alga. Dyra hanya menunduk ini murni kesalahan Dyra bukan Alga.

Aditya memijat dahinya yang berdenyut sakit, sedangkan Vina sudah berpindah duduk memeluk Dyra mengusap punggungnya pelan.

"Dua hari lagi kalian akan nikah," tutur Aditya.

"Gak keceperan pa?" tanya Vina.

"Semakin cepat, semakin baik agar nama keluarga kita juga terselamatkan."

"Sayang, besok kami ke rumah mu," ucap Vina.

"Keluarga Dyra udah gak ada tan, Dyra juga udah diusir dari rumah sama mama tiri Dyra," ungkap Dyra.

Mereka sedikit terkejut dengan perkataan Dyra, kecuali Alga yang sudah mengetahuinya dari Reva.

"Tidak masalah bisa di walikan nanti, dua hari lagi kalian akan menikah tidak ada bantahan," ulang Aditya mengingatkan.

Alga dan Dyra hanya terdiam mendengarkan keputusan Aditya, mereka tidak bisa membantah.

***

Alga mengantarkan Dyra kembali ke rumah Reva, karena Dyra memaksa pulang ke rumah Reva dan Reva mengoceh di telpon meminta Dyra agar pulang ke rumahnya. Di dalam perjalanan mereka sama-sama terdiam dengan pemikiran masing-masing.

Sedangkan Dyra sudah tidak tahan ingin bertanya kepada Alga. "tanya aja" Alga seolah membaca pikiran Dyra yang penuh dengan pertanyaan.

"Al, kenapa tadi kamu bohong?. Aku tau ini murni kesalahan aku. Kalau kita nikah sekolah aku gimana?
nanti kita tinggal sama siapa? aku takut." Dyra mengucapkan banyak pertanyaan di benaknya.

Alga menghela napas pelan. "kalau nanya satu-satu."

Dyra berdecak kesal karena harus mengulang ucapannya. "kenapa kamu bohong soal tadi?"

"Pengen aja," jawab Alga.

Dyra berdecak pelan dengan jawaban yang kurang memuaskan, "kok gitu, terus kalo kita nikah gimana sekolah aku?"

"Sekolah aja, bisa disembunyiin."

"Nanti kita tinggal serumah sama Reva aja yaa," ucap Dyra dengan polosnya.

"nggak."

"Kok enggak, terus kita tinggal dimana?"

"Kita, lo aja kali. Palingan lo tinggal sendiri di apartmen gue. Kalau lo tinggal di rumah Reva adanya nyusahin, terus gue kelihatan gak bertanggung jawab gitu."

Perkataan Alga membuat hatinya tersentil sadar dengan keadaan mereka menikah karena insiden. "Iya," hawab Dyra lesu.

Setelah sampai, Dyra turun dari mobil Alga berjalan tertunduk lesu. Sedangkan Alga tidak mengambil pikiran tentang itu.

"Dyraaaa..." teriak Reva dari arah tangga turun ke bawah menghampiri Dyra.

Dyra tersenyum tipis setidaknya ada Reva sahabatnya yang selalu datang membuat mood baiknya kembali

Reva membawa Dyra ke taman belakang rumahnya mereka duduk di bangku taman.

"Dua hari lagi kami nikah Re, itu yang diputuskan papanya Alga," ungkap Dyra.

Reva tersenyum lebar karena akhirnya Alga bertanggung jawab, tapi senyumannya pudar ketika melihat wajah Dyra yang murung.

"Kenapa Ra?" tanya Reva mengusap bahu Dyra.

"Aku takut Re, aku takut hiks..." isak Dyra.

Reva memeluk Dyra, ia tidak mengerti tentang ketakutan Dyra.

"Lo tenang aja, gue akan ada di sisi lo kapan pun dan dalam keadaan apapun," janji Reva pada Dyra dan dirinya.

Dyra terisak tidak dapat mengatakan kekhawatirannya. "terimakasih," gumam Dyra.
Reva hanya tersenyum tipis menanggapinya.

****
Jangan lupa votte & komen yaa..

Follow juga akun authdor yaa
putriafrillaa_
&
triputriihldsr

AlDyra StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang