30

1.7K 120 4
                                    

   Sepulang sekolah Alga sudah dihadapakan dengan beberapa berkas kantor yang harus ia kerjakan. Masalah kantor kemarin sudah ia selesaikan karena H'Group perusahaan yang telah menanamkan saham cukup besar di perusahannya, sehingga perusaahannya mulai membaik.

Tok tok tok

Pintu ruangan Alga diketok dari luar.
"Silahkan masuk," ucap Alga.

"Apa kabar nak Alga," sapa Devan. Selaku Direktur utama H'Group.

Alga menyalami rekan bisnisnya, "baik, bagaimana dengan bapak?"

"Sangat baik, " jawab Devan.

"Silahkan duduk," ucap Alga.
Devan duduk dan melihat seisi ruangan Alga, rekan bisnisnya yang terbilang cukup muda.

"Ada apa dengan kedatangan bapak ke sini?" tanya Alga langsung.

"saya kesini ingin membicarakan sesuatu."

"Ada masalah dengan perusahan?" tanya Alga.

"Saya ke sini tidak membicarakan tentang perusahaan, saya ke sini menawarkan—."

👑👑👑👑

   Setelah mendapatkan telpon dari Alga, Dyra dengan segera bersiap karena Alga mengajaknya jalan untuk pertama kali.

"Aku gak berlebihan kan?" tanya Dyra pada Reva lewar video call.

"Gak,  lo udah cantik,  percaya sama gue," balas Reva. 

"Aku deg-degan Rev, gimana ini."

"Deg-degan kenapa? " tanya Reva.

"gak tau, aku deg-degan aja."

"Berarti lo udah punya rasa dong sama alga," ungkap Reva.

Dengan cepat Dyra menggeleng, "Gak, gak ada Rev, suwer demi alek."

Reva berdecih,  "Kalau lo deg-degan,  berarti lo ada rasa sama orang itu."

"Nggak, " elak Dyra.

"Ngga ngaku?  Gak ngapa-ngapa sumpah demi alek,  lo pasti udah ada rasa cuma gak ngaku aja," kata reva dengan dramanya.

"Ishh, Reva nyebelin. Aku matiin videocall."

Tuuuuuttt.

"Udah telponannya?" tanya Alga. Membuat Dyra kaget mengusap dadanya.

"Ka-kamu udah lama?" tanya Dyra gugup.

"Lumayan."

"Kenapa gak manggil?"

"Gak mau ganggu lo."

"Kamu gak ganggu kok."

"Tapi tadi gue bikin lo deg-degan, berarti gue ganggu lo dong." Alga menaikan sebelah alisnya.

"Gakk, sekarang udah gak deg-degan." balas Dyra mantap.

"Kalau udah gak deg-degan, yaudah gass." Alga menggenggam tangan Dyra membawanya keluar apartemen.

"Emang kita mau kemana?" tanya Dyra.

Alga hanya diam mendengarkan pertanyaan Dyra, ia terus menuntunnya sampai masuk mobil.

Dyra ingin memasang seatbelt, namun Alga yang memasangakannya membuat Dyra menahan napas, karena aroma tubuh Alga yang membuat candu.

"Napas, gak baik buat dedek bayi," ucap Alga mengusap pelan perut Dyra.

Dyra membuang pandangannya ke luar jalan, karena salah tingkah.

"Lo suka apa?" tanya Alga.

"Suka semuanya," jawab Dyra.

AlDyra StoryWhere stories live. Discover now