02

2.7K 171 7
                                    

Sahabat adalah dia yang selalu mengerti keadaan kita, bukan mereka yang selalu ada hanya sebatas ingin tau cerita hidup kita, lalu menggunjingnya dengan kelompok teman lainnya.

AlDyra story

****

Kringggg .... kringgg .....

Bel istirahat sudah berbunyi, siswa dan siswi SMA Tunas Bangsa berhamburan keluar kelas menuju kantin dan melakukan aktivitas lain.

Di ruangan kepala sekolah, Dyra duduk menghadap wali kelasnya dan Pak Anto kepala sekolahnya. Karena Bu Heni meminta Dyra untuk mengikutinya karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Suara ketukan pintu beserta salam terdengar dari luar. Sepasang suami istri dan seorang siswa dengan pakaian tidak rapi masuk ke ruangan Kepala Sekolah.

Pak Anto berdiri menyambut tamu yang datang tersebut dan mengalaminya. Bu Heni dan Dyra juga melakukan hal yang sama.

"Selamat datang Bapak dan Ibu, silahkan duduk." Pak Anto mempersilahkan tamu tersebut.

Siswa tersebut duduk di samping Dyra karena terpaksa tidak ada lagi tempat duduk lain.

"Terimakasih. Bagaimana pak, permintaan saya kemarin?" tanya Pak Aditya to the point.

"Saya sudah menemukan, apa yang  bapak dan ibu mau. Keputusan ada ditangan Alghisan dan Dyra," balas Pak Anto.

"Maksudnya pak?" Dyra bertanya dengan wajah yang bingung.

Bu Heni terseyum kepada Dyra. "kami meminta kamu Dyra, untuk menjadi guru private Alga," balas Bu Heni.

"Tapi saya—." 

"Kalau dia gak mau bisa cari yang lain," sergah Alga dengan wajah angkuhnya.

"tapi—"

"Gak usah tapi-tapian, lo tinggal jawab iya atau enggak," kata Alga menatap sinis Dyra.

Dyra menatap ragu ke arah orang yang ada diruangan tersebut.  "kenapa harus saya Bu, Pa?"

"Saya dengar kamu dari Bu Heni, kamu adalah siswi yang berprestasi, pintar, disiplin dan sopan. Karena itu Bu Heni meminta kamu menjadi guru private anak saya. Kamu mau kan?" ucap Vira dengan wajah memelas.

"Cari yang lain aja elah, dianya gak mau juga," sewot Alga.

"Alga," tegur Aditiya.

"Bagaimana kamu mau?" tanya Pak Anto.

Ting!

Notifikasi pesan masuk di hp yang dipegang Dyra berbunyi. Dyra membaca pesan itu singkat lalu mendongkak melihat Bu Heni dan Pak Anto bergantian.

"Baiklah saya akan menjadi guru private Alga," jawab Dyra terpaksa.

Vira langsung memeluk Dyra. "Makasih," ucap Vira tersenyum.

"Apaansih ma, lebay tau gak."  Alga bangkit melangkah keluar ruang kepala sekolah.

Dyra merasa terenyuh karena sikap Vira yang memeluknya tanpa aba-aba. "Ada lagi yang mau dibicarakan Pak, Bu?" tanya Dyra sopan karena saat ini cacing di perutnya meronta.

"Tidak nak, kamu boleh pergi. Terimakasih," ucap Pak Anto.

"Iya Pak, Bu, Om dan Tante. Dyra permisi dulu terimakasih." ujar Dyra melangkah pergi.

Dyra merapikan seragamnya, ia berdecak kesal dengan ancaman Bu Heni yang akan meberitahu orang lain, jika Dyra Atasia adalah Putri kandung dari Farel Wijaya. Pemegang saham terbesar kedua disekolahnya setelah keluarga Prambudi yaitu orang tua Alga.

AlDyra StoryWhere stories live. Discover now