41

2.1K 85 21
                                    

Alga memandang kedepan dengan mata kosong.  Air matanya tak bisa lagi di cegah setelah mendengar penjelasan Dokter beberapa menit lalu.

Flashback on :

Seorang Dokter keluar dari ruang operasi. Yang langsung di sambut oleh Alga.

"Gimana keadaan Istri saya Dok?" tanya Alga..

"Istri anda selamat. Namun, karna benturannya terlalu keras bayi yang ada di kandungannya tidak bisa di selamatkan. Kalau begitu saya permisi dulu."

Alga terduduk lemas. Rasa kecewa,  kesal dan sedih bercampur.  Ia beranjak dari duduknya, terlihat Istrinya yang tertidur, mungkin karna efek obat yang di berikan Dokter.

Flashback off.

Bisma memegang bahu Alga. Berusaha menguatkan sahabatnya.

"Gue payah Bis,  gue payah ngejaga anak gue aja gabisa."

"Lo hebat Ga,  lo udah berusaha buat ngejaga Anak lo dan Dyra tapi sekali lagi ini soal takdir." ucap Bisma menenangkan.

Alga menangis,  hatinya sakit disaat tau anak yang bahkan belum tau dunia sudah di ambil tuhan.  Rasa penyesalan selalu saja menghantui dirinya. 

"Lo harus kuat. Inget,  ada Dyra yang lebih sakit mendengar kabar ini. Gue yakin kalian kuat."

****

Alga membuka pintu ruangan Dyra.  Ia melangkah dengan sempoyongan menuju Dyra yang sedang ditenangkan oleh Rebecca. Benar kata Bisma, Dyra lebih sakit dia pasti embutuhkan penyemangat hidup. 

Melihat kedatangan Alga membuat rasa penyesalan Dyra menambah.  Harusnya dia menuruti perkataan Alga saja.  Dyra memandangi Alga dengan sayu, "maaf. "

Alga memeluk Dyra, dia pun ikut meneteskan air matanya lagi. "Ngga papa ini bukan salah kamu," ucap Alga sembari mengelus bahu Dyra.

"Gara-gara aku ngga nurut sama kamu,  kita kehilangan anak kita. Maafin aku yang ceroboh, maafin."

"Ssttt,  ngga, bukan salah kamu. Ini semua takdir dari Allah."

"Gue udah nyelidikin kecelakaan ini. Plak mobilnya sama dengan plak mobilnya mamah lo, Rebecca."

Alga menguraikan pelukannya dengan Dyra. "Lo yakin ngga terlibat sama kecelakaan ini? "

Rebecca menggeleng,  " Ngga Ga,  sumpah gue mau berubah. Gue juga gatau kenapa bisa Mamah bisa ngikutin gue."

"Udah,  sekarang ga penting buat nyalahin. Rebecca emang ngga ada sangkut pautnya.  Polisi udah menangkap tante Adriana."

Alga mengangguk lalu tersenyum tipis memandang Bisma. "Thanks Bis."

Rebecca menangis,  sebenarnya dia malu berada di tengah-tengah orang yang pernah ia jahati terlebih soal kelakuan ibunya yang diluar batas wajar. 

"Maafin gue ya Ra, Gue udah jahat sama lo,  Gue juga minta maaf sama lo Ga.  Karna ulah mamah gue anak lo meninggal."

"Gapapa,  bukan salah lo yang penting
Lo udah mau berubah."

Sementara Dyra tidak bisa berkata apa-apa.  Dia memandang kedepan dengan tatapan kosong. 

Jadi seperti ini rasanya kehilangan buah hatinya. Rasanya sangat sakit, kenapa harus anaknya yang diambil? Kenapa tidak dirinya saja?  Rasanya Dyra lebih pantas untuk tiada dibanding anaknya yang tidak tahu apa-apa, bahkan dunia sekalipun.

*****

"Maafin mamah ya nak, maaf gabisa ngejagain kamu, karna kecerobohan mamah kamu yang kena akibatnya."

Mata Dyra sembab. Dia memegah foto USG dan menaruhnya di dadanya.  Sudah satu minggu rasanya tapi kenyataan itu sangat sulit untuk diterima.

Alga membawa nampan berisi makanan untuk istrinya.

"Sayang,  makan dulu ya." Tawaran Alga hanya dijawab dengan gelengan. 

"Nanti anak kita nangis loh liat mamahnya nangis aja.  Aku yakin dia di Surga lagi ngedoain kita. Makan ya,  kalo kamu sakit nanti ngga bisa bikin lagi. "

"Bikin apa? " tanya Dyra polos.

"Bikin adik buat anak kita yang udah di surga," goda Alga dengan senyum tengil. 

Pipi Dyra bersemu merah.  Rasanya ingin menghilang saja saat ini juga.  "Apaan si kamu."

Alga terkekeh, akhirnya Dyra bisa tersenyum kembali. " Udah ayo makan, aku suapin ya."

*TAMAT*

Akhirnya bisa tamat juga 😭. Makasih baut readers akuu makasih vote dan comennya. 

Next pantau terus ya insyaAllah bakalan up cerita baru lagi. See you kawan-kawan!!!

Jangan lupa follow wp author:
putriafrillaa_

&

triputriihldsr

AlDyra StoryWhere stories live. Discover now