s e b e l a s

300 50 0
                                    

"Zaman sekarang, ada namanya perundungan yang dibungkus rapi oleh candaan."

Mereka akan dengan mudah mengatakan, "Ini cuma bercanda." atau "Jangan masukin dalam hati." dan yang lebih parah "Baperan banget, sih!."

Kata-kata itu bahkan dua kali lebih menyakitkan daripada hujatan langsung. Jangan menunggu ada nyawa yang melayang karena perundungan, baru mereka akan menyesal.

Kuharap, kita semua bisa saling memahami perasaan orang lain. Jangan saling menyakiti, karena pada dasarnya kita sama-sama manusia biasa dihadapan Tuhan.

***

Aku terus-terusan menunduk, tidak ingin menatap Wonwoo yang saat ini tengah menyantap sarapannya tepat dihadapanku. Ia terus-menerus menebarkan senyuman manisnya padaku, seolah menggodaku karena telah bertindak mengejutkan kemarin.

"Kamu kenapa, sih?" Tanyanya, aku memutar bola mataku malas.

"Malu?"

"Takut?"

"Atau kenapa?"

"Ish, kenapa pake bahas yang kemarin, sih?! Udah lupain aja!!!" Ucapku sedikit kesal, sedangkan Wonwoo tertawa dengan lepasnya.

"Kenapa mau dilupain? Ini pertama kalinya kamu cium aku, loh. Masa mau dilupain."

Wah.. Ini orang benar-benar mengeluarkan segala caranya untuk menggodaku.

"Aku jadi gak percaya kak Wonwoo ini benar-benar dingin." Ucapku. Karena semenjak kejadian kemarin, dia terus tertawa hari ini. Mungkin menertawakanku yang dengan polosnya mencium bagian pipinya.

Aku mengacak rambutku yang sebenarnya sudah rapih, frustasi bercampur kesal karena Wonwoo terus tertawa. Namun, Wonwoo kembali memperbaikinya.

"Nanti cantiknya hilang." Ucapnya. Aku menahan diriku untuk tidak tersenyum, tapi itu sulit. Karena aku selalu terpana melihat perhatian Wonwoo yang akhir-akhir ini spesial ia berikan padaku.

"Aku berangkat kerja!" Aku bangkit dari dudukku, mengambil kunci mobil yang ada di atas meja ruang tengah. Niatnya aku mau menghindari Wonwoo. Tapi, saat aku membuka pintu utama, aku baru menyadari bahwa mobilku masih ada di bengkel.

"Kenapa gak pergi? Tadi semangat banget." Ucap Wonwoo. Aku kembali memutar bola mataku. Saat aku hendak berbalik menatapnya, sedetik kemudian ia langsung menautkan jemarinya pada jemariku.

"Ayo, kita berangkat kerja."

Aku menahannya, "Kalau orang kantor lihat, bisa-bisa ada yang salah paham."

"Ini masih pagi, biasanya kantor belum terlalu ramai. Kalaupun ada yang lihat, bilang aja aku ketemu kamu di jalan." Jelas Wonwoo.

Aku mengangguk, masuk akal juga apa yang dia katakan. Untuk itu, aku mengikutinya berjalan menuju basement. Saat kami masuk ke dalam mobil, Wonwoo langsung memutar lagu kesukaannya. Ini membuat suasana di dalam mobil yang awalnya canggung, langsung cair karena suara hangat dari sang penyanyi.

"Sejeong.." Panggil Wonwoo yang sedang sibuk menyetir.

Aku yang sedang menikmati indahnya pemandangan pagi ini, berbalik menatap Wonwoo, "Apa, kak?"

"Kamu suka lagu apa?"

Aku berpikir sejenak, "Hmm.. Akhir-akhir ini aku sering dengar lagu yang judulnya My Love, penyanyinya Lee Hi. Itu lagu bagus, loh."

"Oke, nanti aku dengerin." Wonwoo berbalik padaku, kembali tersenyum. Aku melakukan hal yang sama sepertinya.

Setelah perjalanan panjang menuju kantor, akhirnya kami sampai di kantor. Dari dalam mobil, aku melihat keadaan sekitar. Aman! Tidak ada orang-orang. Aku membuka pintu mobil disebelahku, hendak turun. Namun, Wonwoo menahan tanganku.

The PoliceWhere stories live. Discover now