Bab 15 (Ngaji Bab Nikah)

6.2K 458 9
                                    

Mari kita pasang kuda²,,, Saya pribadi sih suka banget ngaji Bab Nikah, kamu gimana? Suka nggak?

Suka lah, masak Enggak wkwk!
Hayoloh ngakuu

********

Bismillahirrahmanirrahim,

"Nabi Muhammad SAW bersabda: "Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga, maka menikahlah. Didalam riwayat lain: Barang siapa mempunyai ongkos kawin, maka kawinlah. Dan barangsiapa mampu memikul beban keluarga, maka menikahlah. Karena sesungguhnya nikah itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kehormatan. Sedangkan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah berpuasa, karena sesungguhnya puasa merupakan benteng baginya (maksudnya bisa menahan nafsu birahi)." Kyai Mannan menjelaskan pengajian terakhir pondok pesantren kilat dengan materi yang mungkin saja disukai banyak kalangan.

Semua santri mendengarkan dengan ta'dzim, khawatir melewati penjelasan yang disampaikan Sang Kyai.

"Kemudian Nabi Muhammad SAW juga bersabda: "Apabila seorang laki-laki menikah, maka dia telah menyempurnakan setengah agamanya, maka hendaklah dia selalu bertaqwa kepada Allah dalam menyempurnakan setengah yang lainnya"

"Kuy ajak Kismi menyempurnakan setengah agamamu Ri, kami dukung deh!" Fahri melotot mendengar bisikan Rangga di telinga kanannya.

"Nikah itu enak loh, kata abangku. Jadi pengen nikah deh!" lirih Jona dengan pandangan menerawang keatas langit-langit masjid.

"Nah, anak-anakku sekalian. Jadi ketika kalian sudah cukup umur kelak, maka saya harap kalian tidak meninggalkan ibadah yang pahalanya sepanjang masa ini. Bagi yang laki-laki jangan sampai berpikiran bagaimana menafkahi anak dan istri, membeli kebutuhan sehari-hari, belum lagi jika pekerjaannya semisal hanya tukang becak, kuli bangunan, atau bahkan hanya juru parkir. Ingat sabda Nabi Muhammad SAW: Barangsiapa menikah karena taat kepada Allah maka Allah akan mencukupi dan memeliharanya. Rezeki itu sudah ada yang ngatur, percayalah dan kalian tak perlu khawatir. Yang perlu kita lakukan hanya berdoa, berusaha, dan berpasrah!" Kyai Mannan menghela napas panjang.

"Maka dari itu, bagi para kaum hawa, sebisa mungkin kelak jangan menuntut suami ini itu, tetangga beli ini kalian panas, tetangga beli itu kalian panas, sedangkan suaminya kerja keras sampai botak kepalanya." Para kaum Hawa cengingisan mendengar penuturan Kyai.

"Jadilah wanita yang taat pada suaminya, asalkan jika masih dalam garis lurus keimanan kepada Allah Swt. Menerima keadaan suami, menjadi penyemangat dan mendukung setiap tindakan baiknya. Karena, dunia itu bagaikan perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholihah." Mereka semua mengangguk setuju.

"Nad, dari tadi kamu kok senyum-senyum sendiri terus sih!" Kismi menyenggol lengan Nadia yang melamun.

"Astaghfirullah, kamu ini menghancurkan hayalanku saja Kis!" gerutu Nadia kessal.

"Eh, kamu ngayalin apa Nad? Jangan bilang sesuatu yang aneh-aneh yah?" Nadia tersenyum malu mendengar tebakan Kismi.

"Iya Kis, aku pengen banget nikah muda tau!" Bola mata Kismi membelalak kaget.

"Ya Allah, kamu ini Nad! Masih kecil loh! Emang kamu udah siap ngurus rumah tangga hah?" Nadia mengangguk mantab.

"InsyaAllah aku siap lahir bathin Kis!" Kismi membelalakkan bola matanya lagi. Nadia orangnya memang gitu, setiap hari pembahasannya selalu suami idaman lah, rumah tangga impianlah , punya banyak anak yang menggemaskan lah, menjalankan sunah Rasul lah, Jihad fi sabilillah lah, padahal dalam kenyataannya mengiris Bawang saja dia tidak bisa.

"Oke deh, aku do'akan sepulang kita dari pesantren kilat ini sudah ada laki-laki yang melamarmu menjadi istrinya Nad!" kata Kismi pada akhirnya, kemudian kembali memperhatikan pengajian yang disampaikan Kyai Mannan.

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang