Bab 41 ( Tentang P.MAT)

3.8K 392 10
                                    

Bismillahirrahmanirrahim,

Atas Izin Allah dan Restu Mama papa, akhirnya....


Update juga!

cuss langsung dibaca kuy.


*Nb: jika ada kesalahan dalam penulisan istilah, mohon koreksinya ya gaes, Matur suwon,,


***

"Pada kasus soal tentang Genetik. Yang perlu dicatat juga tentang perbandingan antara Mitosis dan Meiosis. Pada dasarnya, Meiosis mengurangi jumlah set kromosom dari diploid menjadi haploid. Sementara Mitosis mempertahankan jumlah set kromosom. Sehingga Meiosis menghasilkan sel-sel yang berbeda secara genetik dari sel induk dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Sedangkan Mitosis menghasilkan sel-sel anakan yang identik dengan sel induk dan dari sel yang satu ke yang lainnya." Rangga dan Jona hanya diam melongo seraya garuk-garuk kepala mendengar penjelasan panjang lebar yang dikemukakan Fahri. Butuh waktu ribuan detik untuk bisa mentransfernya ke otak mereka. Berbeda dengan Kismi yang hanya sekali anggukan langsung bisa dicerna otak cerdasnya.

Kecepatan sinyal pemahaman Kismi 4G, Nadia 3G, Sedangkan Jona dan Rangga E, walau terkadang H+ di beberapa mata pelajaran tertentu seperti olahraga dan seni budaya.

Sementara Fahri, kecepatan pemahamannya tentu saja seperti Kismi, 4G bebas landas tanpa hambatan.

"Jona sama Rangga udah paham 'kan?" tanya Kismi setelah melihat gelegat aneh kedua teman belajarnya itu.

"Gimana Jon? Paham nggak lu?" Rangga balik bertanya pada Jona. Mereka berdua saling sikut-menyikut.

"Kayak kamu paham aja Rang! Kita itu sama, sehati sejiwa! Kalau aku paham kamu pasti iya, begitupun sebaliknya."

Rangga mengangguk mengiyakan. "Kenapa kita ditakdirkan menjadi orang yang sama-sama loading-nya ya dalam pelajaran."

"Kalau dipikir-pikir iya juga sih! Mama ku dulu ngidam apa sih?" Rangga dan Jona terlihat serius dalam kenestapaan. Tak menggubris tatapan heran Fahri, Kismi dan Nadia.

"Sama Jon! Harusnya dulu Mami aku temenan sama Ummi Aminah saja, jangan sama Mama kamu. Biar aku bisa terlahir pintar macam Fahri, bukannya Lola kayak kamu Jon!"

Jona menjitak dahi Rangga Sarkas, merasa terhianati. Mereka berdua adalah tetanggaan. Mami Rangga dan Mama Jona sudah berteman sejak masih sama-sama gadisnya. Sehingga Rangga dan Jona berteman sejak jaman bayi juga.

"Astaghfirullah kalian berdua kok ribut sendiri sih? Kalau nggak serius mending pulang aja sana!" omel Nadia jengah.

"Apaan sih Nadia? Kita serius kok, Fahri Sang tuan rumah aja santuy, kenapa situ yang nyolot!" balas Jona nggak kalah sewot.

"Udah-udah kalian ributnya udahan ya, biar kita belajarnya nggak kemaleman nih!" sahut Kismi, menghentikan aktivitas mencatatnya.

"Ujian Akhir kita kurang dari sebulan lagi loh? Nggak mau lulus bareng nih ceritanya?" Fahri berkata tanpa menoleh kearah teman-temannya. Ia tetep fokus mencocokkan jawabannya dengan materi di dalam buku paket kelas akhirnya.

"Ya mau lah Ri, kamu jangan tega-tega ninggalin kami berdua tetap di Aliyah sedangkan kamu sudah menyandang status mahasiswa, nggak setia kawan banget kalau itu benar terjadi."

Jona mengangguk mantab. Mengiyakan ucapan yang dilontarkan Rangga.

"Makanya, yang serius yuk!" sahut Kismi

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now