Bab 17 (Kembali Pulang)

5.6K 464 9
                                    

Bismillahirrahmanirrohim, semoga ada yang baca hehe

salam Sayang Buat tetangga kasurku L. Nur Alfiyah yang selalu nagih updatenya cerita amburadul ini. Miss you emmuach

***

Allahu Akbar Allahu Akbar,,,

Sayup-sayup suara adzan yang berkumandang menerobos saluran telinga Kismi, menyadarkan dia yang tengah tertidur pulas sedari ba'da shubuh tadi.

"Astaghfirullah, sudah Ashar? Kenapa nggak ada yang bangunin aku sih?" Secepat kilat Kismi loncat dari atas ranjangnya. Sialnya, kaki kirinya terlilit selimut sehingga membuat tubuhnya terjungkal ke lantai.

"Astaghfirullah, Ampuni Kismi ya Allah," rintihnya. Sembari memegangi badan ranjang, perlahan Kismi bangkit dan langsung menuju kamar mandi.

Semalam, rombongan madrasah mereka tiba di Kota Malang tepat pukul 4 hampir shubuh. Kismi yang memang sering diserang mabuk perjalanan, setibanya dirumah dia langsung bergegas sholat shubuh kemudian tidur. Kondisinya yang linglung sebab kelelehan membuatnya tidak menyadari hawa-hawa tegang yang terjadi dirumahnya.

"Eh anak Bunda udah bangun!" seru Anita tatkala melihat Kismi menuruni tangga. Penampilannya kini sudah segar dan wangi.

"Bun, tadi Kismi kira udah Ashar, ternyata masih Dzuhur hehe!" Gadis berkrudung instans itu duduk disebelah bundanya.

"Kaki Kismi pakai acara terkilir lagi!" eluhnya. Anita mengelus lembut kepala Kismi.

"Perjalanan dari Yogyakarta ke Malang pasti melelahkan sekali ya?" tanya Anita. Raut cemas di wajahnya tak bisa disembunyikan.

"Capek banget Bun, Eh iya pernikahnnya Kak Elsa gimana Bun? Lancar kan? Sekarang Kak Elsa dan Kapten Gibran dimana? Kismi belum ngucapin selamat menempuh hidup baru loh!" ujarnya riang, penat yang dirasakannya telah hilang.

Anita terdiam. Pertanyaan semacam itu tak bisa dipungkiri pasti dilontarkan Kismi.

"E, e mereka sedang Bulan madu, Nak! Baru saja berangkat kemaren!" gugup Anita.

"Yah, Kismi terlambat. Kok mereka nggak berangkat hari ini saja sih?"

"Kalau ditunda khawatir jatah cutinya menipis, kan sayang bangaet!" Dalam hati Anita terus beristighfar karena telah membohongi putri kesayangannya.

"Aha! Yaudah Kismi telfon mereka aja!" tangannya meraih gagang telpon yang berada disamping sofa. Secepat kilat Anita menahan tangan Kismi.

"Jangan Sekarang Kis! Jam segini kalau disana masih tengah malam! Hmm, masak kamu mau ganggu pengantin baru sih?"

"Oh iya ya Bun, emangnya mereka bulan madu dimana Bun?"

"Eee apa ya nama negaranya? Valencia? Eh bukan!" Anita pura-pura berpikir keras.

"Aduh bunda nggak tau pasti, intinya di Benua Eropa katanya!" Kismi mengangguk, percaya begitu saja dengan Bundanya tanpa menaruh sedikitpun rasa curiga.

"Kalau foto-foto pernikahannya Bun? Kismi pengen lihat dong!"

"Nah, Foto-fotonya belum ada yang jadi Nak, masih ada kendala di percetakannya!" jawab Anita asal.

"Serius? Kalau foto di ponsel? Oh iya di ponsel Ziyad pasti ada banyak, waktu itu dia janji mau fotoin setiap moment yang berlangsung, Bun!"

"Eee, coba tanya Ziyad, mungkin dia sempat memotret. Kalau Mama dan Papa ya jelas tidak sempat karena saking sibuknya."

"Oke Bun, Kismi ke kamar Ziyad dulu ya!" Tanpa menunggu jawaban Anita, Kismi langsung bergegas menuju kamar Ziyad yang posisinya berada di samping kamarnya sendiri.

Sepeninggal Kismi, Anita langsung menghubungi suaminya yang sedang bertugas di Rumah Sakit.

"Halo, Assalamu'alaikum Mas! Tebakan kita semalem bener semua Mas! Haduh gimana ini?"

***

"Yad, Ziyad! Kakak liat hapemu dong!" Kismi mengguncang-guncang tubuh Ziyad yang tertidur pulas.

"Ziyad! Ayo bangun! Belum sholat Dhuhur pastinya nih!"

"Hmmm apa sih, Kak?"

"Ayo bangun!" Kismi menarik paksa kedua tanganu adiknya. Hingga Ziyad terduduk.

"Hapemu mana Yad? Pinjam dong, kakak mau liat foto-foto waktu pernikahannya Kak Elsa!"

Tangan kanan Ziyad menunjuk kearah ponselnya yang tergeletak diatas nakas.

"Kakak pinjam ya! Kamu cepetan sholat dhuhur sana!" Dengan malas, Ziyad turun dari ranjangnya bergerak menuju kearah kamar mandi.

"Loh kok nggak ada foto sama sekali di galeri mu sih Yad?" tanya Kismi heran.

Kismi mengotak-atik ponsel Ziyad, berharap foto-fotonya tersimpan di folder lainnya. Tapi hasilnya sama saja, kosong.

"Kok kosong semua Yad?" tanya Kismi saat Ziyad keluar dari kamar mandi.

"Kosong apanya kak?" tanya Ziyad nggak kalah heran.

"Nggak ada foto sama sekali di hapemu nih!"

"Ah masak sih?" Ziyad mengambil alih ponselnya dari tangan Kismi. Memeriksa sendiri.

"Kok nggak ada semua ya Kak?" tanya Ziyad kaget.

"Ya Ampun kak, ini pasti ke-­resert deh!"

"Serius? Ih kok bisa? Kamu nggak hati-hati sih!" Kedua bola mata Kismi berkaca-kaca. Semenjak di pesantren, dia memang tak sabar untuk bertemu Elsa dan Gibran, kemudian melihat foto-foto pernikahan mereka yang tanpa kehadirannya itu.

Kismi menjatuhkan tubuhnya di kasur empuk Ziyad.

"Udah ah biarin! Nanti Kakak minta kirimkan Kak Elsa aja!" lirihnya pasrah.

***

Ba'da Maghrib, selepas membaca surah Yasin dan Rotibul Haddad Kismi meraih ponselnya yang tergeletak asal diatas ranjang. Keinginan untuk menghubungi Sang Kakak sudah tidak bisa dibendungnya lagi, Kismi rindu suara renyah Elsa, rindu senyumnya, rindu perhatiannya, walaupun belakangan ini Elsa menjadi lebih cerewet dan galak kepadanya, Tapi mereka tetap saling sayang kok.

Dicarinya nomer telpon bernamakan 'Kakak Kesayangan' lalu ditekannya tombol video call.

1 deringan, 2 deringan, 3 deringan. Tuuut panggilan tak terjawab.

Tanpa menyerah, Kismi kembali menelpon Elsa sampai berkali-kali, tapi tetap saja tak ada jawaban.

"Ya Allah, Kak Elsa kemana sih? Harusnya disana sudah pagi, kan? Masak iya malam menjadi semakin panjang bagi pasangan penganten baru? Serem ih!"

"Aku telpon Kapten Gibran aja kali ya?" tanyanya pada diri sendiri. Kemudian Kismi mengirim pesan Whattsap untuk Fahri

"Assalamu'alaikum Fahri, minta no whattsapnya Kapten Gibran dong! (emot mata berkaca-kaca)". Tidak sampai menunggu lama, balasan pesan dari Fahri sudah datang.

"Wa'alaikumsalam Kis, ini 081259952123321"

"Oke, Syukron (emot terharu)"

Tanpa menyiya-nyiyakan waktu, Kismi langsung menghubungi nomer whatsapp Kapten Gibran yang dia minta dari Fahri. Kismi berpikir barangkali Mereka berdua sedang jalan berdua atau sedang apalah, dan ponsel Elsa tertinggal.

1 deringan, 2 deringan, telpon tersambung.

"Alhamdhulillah akhirnya, Assalamu'alaikum Kapten Gibran!"

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang