Bab 36 (Tragedi Dawet Cendol)

4.6K 463 19
                                    

Bismillah, semoga banyak yang suka hehe.


Ngaret banget sih update-nya?

Huhu maaf banget guys.

Banyak hal nggak guna yang harus diselesain wkwkw.

Semoga kalian nggak lupa dengan alur cerita ini,

Jika lupa, monggo atuh di scrool keatas lagi.

Selamat moco,

Malem minggu ojog galau ae Rek!


***

Setelah merayu Nadia dengan berbagai alasan karena tidak bisa pulang bersama, akhirnya kini Kismi duduk anteng di samping kemudi yang dikendarai Kapten Gibran. Entah kerasukan dedemit jenis apa hingga laki-laki yang sekarang telah menyandang status sebagai suaminya itu tiba-tiba menjemputnya tanpa diminta.

"Kamu jangan salah paham. Tadi Ummi menyuruh saya, makanya saya menjemput kamu!" Kapten Gibran berkata seakan-akan tau semua isi pikiran di kepala Kismi.

"Jangan overthingking Kapten, Kismi nggak salah paham kok! Cuma heran aja sih!"

"Hmm sama aja!"

"Dimana letak persamaanya? Ya beda lah. Heran dan salah paham jelas beda jauh pemahamannya!"

"Iya deh iya terserah kamu!" pasrah Kapten Gibran. Memberi ruang kepada Kismi untuk berspekulasi sesuka hatinya.

Kismi terdiam, mencari kesibukan dengan memandangi kotak keong yang dipegangi sedari tadi. Situasi di dalam mobil kembali senyap.

"Masih suka beli mainan ya?" tanya Kapten Gibran sambil tertawa kecil. Kismi mencium bau-bauh ledekan yang terkandung dalam pertanyaannya.

"Ini Keong tau, bukan mainan! Tapi memangnya kenapa kalau aku masih suka beli mainan, nggak boleh?" Kismi balik bertanya.

Kapten Gibran kembali tertawa kecil. "Ya nggak papa, lucu aja!"

Kismi cemberut menahan kesal, apanya yang lucu coba?

Situasi kembali senyap.

"Kis, boleh tanya sesuatu?"

"Nggak boleh." Jawab Kismi santai tanpa mengalihkan pandangannya dari kotak keong yang dibelinya tadi.

Kapten Gibran menghembuskan napas berat, sedikit kesal. "Oke."

"Hehe mau tanya apa sih, tanya aja nggak papa kok!" ujarnya kemudian,

"Beneran nggak papa?"

"Nggak papa Kapten, sesuatu apaan memangnya?"

"Kamu ada pacar?"

Kismi tersentak kaget, "Hah? Pacar?"

"Iya pacar, kamu punya?" Kapten Gibran mengulang pertanyaanya.

Kismi menggeleng kuat, "Ya nggak punya lah, nggak pernah punya juga kok, Islam 'kan melarang!"

Kapten Gibran manggut-manggut. Realitas ini sesuai dengan ekpektasinya. Seorang Kismi memang tidak mungkin pacaran. Ia bertanya demikian hanya memastikan rasa penasarannya saja.

"Kenapa tanya begitu?"

"Ya nggak papa, saya Cuma penasaran saja apakah ada orang lain yang tersakiti sebab pernikahan ini." Kismi meletakkan kotak keongnya diatas dasbord mobil. Lalu menatap kearah Kapten Gibran.

"Situasi sekarang, yang tersakiti karena pernikahan ini bukan lagi orang lain, tapi Kismi sendiri loh! Kapten Giban nggak tau sih bagaimana kagetnya saat pertama kali tabir kenyataan ini tersingkap. Rasa sakit aja tidak cukup untuk mengibaratkan!"

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now