Bab 31 (Astaghfirullah, Kapten!)

6.1K 475 30
                                    


Bismillah, semoga banyak yang suka, Aamiin..


Hmmm ketemu  malem minggu lagi nih Mblo, nyanyi bareng yuk!

Satu, dua, tiga!

"Meski ku bukan yang pertama di hatimu tapi cintaku terbaik untuk mu,

Meski ku bukan bintang dilangit, tapi cintaku yang terbaik! Hoooouuwooo!"


Oke deh langsung aja cusss!


 ***

Malam senin seperti rutinan biasanya, di Masjid Nurul Iman dekat dengan kediaman Ummi Aminah sedang diberlangsungkan pengajian perihal kerumahtanggaan yang langsung disampaikan oleh salah satu Ustadz Alim yang terkenal cerdas dan waro' bernama Al-Ustadz Uwais al-Qorni. Jama'ah masjid mayoritas dihadiri oleh bapak-bapak dan ibu-ibu komplek sekitaran. Namun khusus pada pengajian malam senin ini, jumlah jama'ahnya membludak dari pada pengajian di hari biasanya. Banyak remaja putra-maupun putri, orang dewasa, pasangan muda-mudi yang turut serta hadir bahkan dari kelurahan sebelah.

Pengajian bab nikah memang selalu berhasil menarik perhatian penuh manusia.

Semua ja'maah terlihat semangat dan antusias kecuali Kismi seorang. Sedari tadi ia telah menahan kantuk berat sebab seharian tadi banyak menghabiskan waktu bersama Hilda, dan Fahri juga tentunya.

"Bapak-bapak dan ibu-ibu jama'ah Masjid Nurul Iman yang di Rahmati Allah!"

"Aamiin!"

"Alhamdhulillah, kita semua masih diberi kenikmatan sehat sehingga masih bisa berkesempatan di kajian rutinan Malam Senin ini tanpa kekurangan suatu apapun. Baiklah Pak, Buk, untuk mempersingkat waktu marilah langsung kita buka pengajian malam ini ini dengan shuratul Fatihah, dengan harapan semoga pengajian ini bisa menjadi barokah di kehidupan kita, Tholaba li ridha'illahi Ta'ala Al-Faatihah!"

"Baiklah, masih ingat materi pembahasan pekan lalu tentang hak yang harus didapatkan seorang istri dari suaminya, Pak, Buk?" tanya ustadz bersorban putih yang diketahui bernama Ustadz Uwais al-Qorni lulusan asli Yaman.

"Masih Ustadz!" jawab para jama'ah serentak.

"Baiklah, barangkali ada pendatang baru, atau yang pekan kemarin tidak hadir, atau ada ja'maah yang baru menikah, maka akan saya ulang sedikit nggeh Pak, Buk?"

"Enggeh Ustadz, monggo!"

"Bismillahirrohmanirrohim. Jadi yang termasuk hak-hak seorang istri diantaranya adalah menggaulinya dengan baik, menafkahinya, menyerahkan maharnya, mengajari ilmu agama yang berkaitan dengan kewajiban beribadah dan sunah-sunahnya, ilmu yang berkaitan dengan haidh, serta pembagian yang adil baik lahir maupun bathin bagi suami yang beristri lebih dari satu."

"Kalau belum bisa berlaku adil dan lebih dalam urusan lahir bathin,maka jangan coba-coba berani poligami nggeh Pak, siap?"

"Siap Ustadz!" jama'ah ibu-ibu dengan lantang dan penuh penekanan, sedangkan jama'ah bapak-bapak hanya cengengesan sambil menggelengkan kepala.

"Nah, materi pembahasan malam ini adalah kebalikannya, yaitu hak-hak yang harus diperoleh seorang suami dari istrinya!" Ustadz Uwais menghentikan sejenak dawuhnya. Memberi ruang pergerakan ja'maahnya untuk membenarkan posisi agar tenang dan nyaman ketika menyimak pengajian beliau.

"Diantara hak-hak yang harus diperoleh suami atau kewajiban yang harus dilakukan istri untuk suaminya seperti Seorang istri wajib mentaati ssuaminya selain perkara-perkara maksiat, istri wajib menggauli dan melayani suaminya dengan baik, penuh adab, dan beretika, menyerahkan diri dengan sepenuh jiwa dan raga, Tidak meninggalkan rumah atau bepergian tanpa mendapat izin suami, menjaga dan memelihara kehormatan suami atas dirinya dan rumah tangganya. Dan yang paling penting lagi adalah senantiasa menutupi auratnya dari pandangan laki-laki lain yang bukan mahromnya. Paham Pak, Buk?"

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang