Bab 42 (Terungkapnya Rahasia)

3.9K 365 14
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim,

Alhamdhulillah. Atas izin Allah dan restu mama papa. Akhirnya,

Update juga.

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad!

(Ojop pelit rek, jawaben loh)

Cus, lanjut baca!

(btw, yang reques "kak panjangin dong"

Nih udah aku panjangain beberapa puluh kata saja tapi,hehe)

***

"Assalamu'alaikum! Loh Mbak Kismi tadi sudah pulang kok datang lagi?"

Kedua bola mata Kismi membola. Seorang gadis kecil yang rambut panjangnya di kelabang mendekat kearahnya. Tentu saja membuat Nadia, Jona, sekaligus Rangga keheranan dibuatnya.

"Bukannya ini keponakanmu ya Ri? Kok bisa kenal Kismi? Jangan-jangan kalian berdua-"

Kismi dan Fahri langsung menggeleng kuat memotong perkataan Jona sebelum melebar kemana-mana.

"Eh –eh bukan begitu haduh!" Kismi terlihat bingung menanggung delima. Jujur nggak? Jujur nggak? Jujur nggak?

"Tunggu-tunggu, aku teringat sesuatu gais. Bukannya anak ini yang pernah ada di postingan Kismi itu ya?" Nadia buru-buru membuka aplikasi Instragramnya, mencari akun milik Kismi.

Dan benar saja, Nadia menemukan postingan itu berada di halaman beranda teratas Kismi. Postingan paling baru yang diungggahnya beberapa waktu lalu.

Tuh kan, benar!

"Adek comel, nama kamu Hilda ya?" Nadia bertanya kepada Hilda yang saat itu sedang bergelayut di lengan Kismi.

"Iya Kak, nama aku Hilda. Kok kakak bisa tau? Kita 'kan belum kenalan?"

"Oh iya ya, kita belum kenalan. Yaudah, kenalan dulu yuk! Nama kakak Nadia!" Nadia mengulurkan tangannya kepada Hilda, yang langsung sigap mendapat balasan.

"Aku Hilda kak,"

"Tuh kan, coba lihat! Keponakan Fahri saja bisa lengket seperti itu sama Kismi, jangan-jangan mereka berdua memang telah menjalin hubungan!" bisik Jona di telinga Rangga. Bisikan yang masih bisa didengar jelas oleh tetangga.

"Ehm! Jona!"

"Hehe maap nih Ri, kayaknya kamu memang harus jujur sama kita. Biar kita tak hanya menduga-duga saja. Kalau salah, takutnya malah jadi fitnah, 'kan jadi dosa!"

Tatapan mata Nadia, Jona, dan Rangga terlihat sangat mengintimidasi. Membuat Fahri dan Kismi bingung sendiri. Keadaan seperti inilah yang Kismi khawatirkan sejak jauh-jauh hari.

"Loh Mbak Hilda comel sudah disini toh, ikut Yu wati yuk! Tadi Mbak Hilda sudah Yu Wati masakkan telur ceplok mata sosis. Enak banget loh!"

Kismi dan Fahri bernapas lega. Kedatangan Yu Wati tepat waktu sekali.

"Wah senangnya, ayok makan!" Hilda segera beranjak, meninggalkan ruang tengah rumah Fahri tanpa peduli dengan efek kemunculannya yang secara tiba-tiba tersebut meninggalkan jejak penasaran akut bagi teman-teman Kismi.

"Cerita dong, Nggak mungkin banget Hilda kenal kamu secara kebetulan. Dan lagi, perkataannya tadi seakan tersirat makna bahwa sebelumnya kamu juga dari sini. Ya nggak Kis?" hardik Nadia dengan tingkat kekepoan maksimal.

"Betul banget tuh, aku aja yang sering kesini belum pernah tuh kenal sama Hilda." sambung Jona yang mendapat sahutan anggukan dari Rangga.

"Eits, apalagi di postinganmu juga menjelaskan bahwa kalian berdua pernah main bareng. Ya nggak mungkin juga lah, nggak sengaja ketemu lalu seakrab itu. Setuju nggak Gais?"

Kisah kasih Kismi (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang