SATU

2.9M 143K 24.3K
                                    

Assalamualaikum




SELAMAT MEMBACA.
UDAH PADA FOLLOW BELUM?
JANGAN LUPA 🌟

▪▪▪

"Tamat SMA aku bakalan lamar kamu"

Aliza tersenyum mendengar pernyataan itu, Ia senang setidaknya laki laki yang bersamanya saat ini ingin serius terhadap perasaannya.

Aliza mengganguk tersenyum hangat menatap mata pria didepannya. Namanya Zero pacar Aliza selama setengah tahun ini, Zero menjabat sebagai ketua osis disekolahnya, Aliza sangat mencintai pria didepannya ini, begitupun sebaliknya.

Dring!

Dering ponsel Aliza berbunyi, sudah ia duga siapa yang menghubunginya. Segera Aliza mengangkat panggilan tersebut.

"iya Waalaikumsalam, Ada apa bun" tanyanya dari balik telpon.

"iya bun Aliza pulang"

Setelah mengakhiri panggilan tersebut, Aliza kembali mendekat ke Zero. Waktunya untuk berduaan dengan Zero harus terganggu lagi. Karena Bunda yang menyuruhnya untuk segera pulang, entah apa alasannya Aliza pun tidak tahu.

Aliza menarik napas dalam, tak mau rasanya ia meninggalkan waktunya bersama Zero. Secara Zero juga jarang menyempatkan waktu bersamanya, karena sibuk mengurus urusan organisasi sekolah. Aliza memaklumi itu.

"Bunda suruh pulang".

Zero tersenyum, "Aku anter ya" ucapnya segera berdiri dari kursi dan menggengam erat tangan Aliza.

▪▪▪

"Assalamualaikum Bunda, Aliza pulang nihh!" teriak Aliza, sudah menjadi kebiasaannya seperti itu.

Matanya membulat, ia tidak menyadari ada tamu dirumahnya, ia merasa malu berteriak seperti itu.
"ehehe maaf om tante" ucap Aliza tak enak hati.

Bunda menarik tangan Aliza untuk segera duduk. "kebiasaan kamu ini" omelnya.

"Salim dulu sama Om Kifli dan Tante Rani"

Aliza mengganguk, ia tersenyum manis menyalami kedua orang tersebut.

Bunda memeluk bahu Aliza, memperkenalkan dirinya kepada kedua tamu didepannya.
"Ini Aliza anak bungsuku,emang agak cereboh, tapi jago masak".

Aliza menatap heran sikap aneh Bundanya, Apakah ia akan dijual. Tidak ia tahu ia memang bukan anak baik, tapi apa tega bunda menjual anak gadis semanis Aliza?

Aliza menatap sedih Bundanya,
"Bunda mau jual aku?" tanyanya dengan raut wajah tertekan.

Bunda menghela nafas mendengar perkataan anaknya, sungguh anak yang membanggongkan.

kedua tamu tersebut tertawa mendengar ucapan polos dari Aliza. Bunda mencubit pelan perut Aliza, tidak sakit hanya terasa geli.

"lucu ya mi, kinaan pasti suka" ujar Om Kifli melihat diiringi tawa ringan.

Aliza merasa agak aneh dengan situasi ini, apa jangan jangan-

Setelah merasa cukup lama berbincang, tak terasa matahari sudah hampir menenggelamkan dirinya, waktu maghrib akan tiba tak lama lagi, percakapan hangat hari ini sudah cukup.

"Kita pulang dulu ya Mira, nanti lain kali kita kesini lagi, minta persetujuan dulu sama anak gadismu itu". Tante Rani tersenyum kearah Bunda, lebih tepatnya tersenyum menggoda.

Lalu setelah itu, Tante Rani tersenyum menatap Aliza. Meggelus lembut rambut Aliza.
"tante pulang ya" ucapnya tersenyum hangat.

Aliza membalas senyum itu, ia menyalami kedua tamunya hari ini, "hati hati om, tante" ujarnya ramah, sembari melambaikan tangan.

▪▪▪

"iya sayang" ucap Aliza dari balik layar laptopnya.

Tawanya tak lepas dari tadi, akibat lelucon yang dilontarkan Zero dari balik layar laptopnya. Setiap malam sudah menjadi rutinitas dirinya untuk melakukan vidio call dengan pacarnya itu.

Tok...
Tok...
 
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya.
"Siapa?" tanyanya.

"Bunda" Mira membuka pelan pintu Aliza. Dengan cepat Aliza mengakhiri sepihak vidio callnya, ia akan diomeli Bunda karena belum juga mandi. Dari pada malu diomeli didepan Zero lebih baik ia matikan saja.

Aliza tersenyum kaku, ia tahu beberapa detik lagi Bunda akan mengeluarkan omelan mautnya.

Bunda meletakkan kedua tangannya ala ala model, alias gaya yang sudah ia siapkan ketika akan mengomel.
"ALIZA KAM-"  ucapannya terpotong karena Aliza yang sudah berlari dari depannya.

"IYA BUNDA ALIZA MANDII"

"HABIS MANDI SHOLAT, SETELAH ITU ADA YANG INGIN BUNDA BICARAKAN" teriaknya karena ia tahu jika bicara pelan Aliza tak akan mendengar.

Mendengar itu Aliza berhenti sejenak.
"MAU BICARA APA BUNDA?" tanyanya heran.

Aliza merasa penasaran apa yang akan Bundanya bicarakan, tidak biasanya Bunda menggantung omongannya. Ia segera berbalik badan kembali menemui Bunda.

"Ada apa Bun, mau bicara apa, Aliza ada salah ya, masa cuma gara gara telat mandi Bunda mau marahin Aliza 24 jam kan ngak lucu Bundaa".

Mira mencubit pipi Aliza.
"Mandi dulu, baru bunda kasi tau, setelah itu sholat maghrib, turun kebawah".

Aliza menggengam tangan bundanya,menggoyangkannya kesana kemari seperti anak kecil.
"sekarang aja Bund".

Bunda melepas genggaman Aliza.
"jangan keras kepala Aliza" ucapnya lalu pergi meninggalkan Aliza.

Aliza menatap sedih jejak Bundanya. Sungguh sakit rasanya dicuekin Bunda tersayang.
"Tegahh bunda Tegaaah, Alizaa Sakithh Hatchi Bundhaa!" ungkap Aliza menghayati peran.

Oke next ?  jangan lupa star starnya.
mau kasi tau nama ig aku : ac_h_a
dah bye!


Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang