TIGA

1.2M 86K 16K
                                    



"HAHHH!!! seriusan Alizaaaaaa" teriak Kanaya sahabat Aliza sejak Smp. Selain Kanaya, Aliza mempunyai Zena sahabatnya dari smp juga. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak kelas 7 SMP, jadi tidak ada lagi jaim jaiman.

Zena berhenti sejenak dari perjalanan mereka menuju kantin.
"eh tunggu tunggu, gimana gimana" ulangnya, Zena adalah sahabat terlemot yang mereka berdua miliki, untung saja cantik, jadi kalo lemot kelihatan menggemaskan.

Kanaya menoel kening Zena yang membuatnya sedikit melangkah mundur.
"Aliza mau DI J O D O H I N" ucapnya penuh penekanan agar Zena paham.

Zena sontak kaget, mulutnya membulat menatap kasian Aliza.
"HAHHHH!!!".

"Kagetnya telat bego" ucap Aliza.

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya.
"Jadi lo mau?" tanya Kanaya.

Dengan cepat Aliza membantah.
"Ya enggak laaa, tapii gimana Bunda maksaaa" ucapnya sembari menghentak-hentakkan kaki.

Zena mengganguk mantap.
"iyaa jangan mau" ucapnya meyakinkan Aliza.

Aliza sedikit senang karena kedua temannya berada dipihaknya, ia sangat tidak suka perjodohan ini. Selain kuno, Aliza juga tidak mencintai laki laki yang akan dijodohkan dengannya.

"Namanya siapa" tanya Kanaya.

Aliza berusaha mengingat ingat siapa nama lelaki itu. "kalo ngak salah Kinaan Ozama" jawabnya.

Kanaya mengehentikan langkahnya saat mendengar nama yang diucapkan Aliza.
Aliza yang merasa langkahnya dihentikan, merasa heran menatap Kanaya.
"kenapa nay?".

Kanaya memasang wajah serius, yang membuat Aliza penasaran.
"lo kenal?" tanyanya.

Kanaya menggeleng.
"hehe enggak" jawabnya cengegesan.

Aliza memutar bola mata kesal, ia pikir Kanaya mengenal laki laki itu.
Kini giliran Zena yang bertanya.
"Udah ketemu sama lo?" tanyanya.

Aliza menggeleng, Ia menghentikan sejenak langkahnya, melihat Zero berada didepannya. Dengan seorang adik kelas yang bernama Fany, Aliza tak mengenal adik kelas itu, ia hanya melihat namanya tertera di nametag baju.

Aliza menatap cemburu kedekatan mereka, Aliza tidak suka miliknya didekati orang lain.
"Ada urusan apa sama Zero?" tanya Aliza, masih dengan nada baik baik.

"Ada urusan osis".
Bukan Fany yang menjawab namun Zero.

Aliza mengganguk, ia tidak bisa cemburu jika bersangkutan dengan kegiatan osis.
Zero mengacak acak puncak kepala Aliza, lalu segera pergi diikuti Fany dibelakangnya.

Kedua sahabat Aliza kembali mendekat kearahnya.
"Zero tau masalah ini?" tanya Kanaya.

Aliza menggeleng, ia baru sadar bahwa dirinya belum menceritakan masalah perjodohan ini kepada Zero.
"belum, tunggu waktu yang tepat aja gue kasi tau" ucapanya.

Miaww!

Benda pipih disaku baju Aliza berbunyi sekali, ia sudah apal notifikasi khusus untuk Bundanya. Sengaja ia bedakan agar mengetahui siapa yang mengiriminya pesan. Suara kucing itu terlihat imut karena itu Aliza memilihnya.

(Sumber duit Aliza)
-Aliza setelah pulang jangan kemana mana, segera pulang kerumah. Kinaan akan datang kerumah.

Aliza menatap malas layar ponselnya, jika ia menolak ia akan mendapat ancaman sadis Bundanya.

(Sumber duit Aliza)
-kenapa nggak dibalas Aliza, udah nggak ada jari kah buat ngetik IYA?

Kan, sudah Aliza bilang. Sedikit saja Aliza salah Bundanya sudah menyiapkan beribu omelan. Jika ada perlombaan mengomeli anak, Aliza akan mendaftarkan Bundanya. Sudah ia pastikan Bundanya akan menjadi Juara.

(Alizacans)
Iya Bundaaaaa Cantik.

Ting!!
Notifikasi berbeda masuk.
Aliza segera menekan pesan masuk tersebut.

(bby)
-Aku ada rapat Osis, jadi kita nggak bisa pulang bareng, gapapa ya sayang?

Aliza menarik nafas dalam, mau tak mau ia naik angkot hari ini. Tak masalah baginya, sudah biasa juga ditinggalkan demi rapat osis.

(Alizacans)
-oke gapapa kok, semangat yaa!

(Zero)
-Iya sayang

Aliza tersenyum, kembali memasuki ponselnya kedalam saku.

▪▪▪

Zero tersenyum.
"ayo, aku bisa kok temeni kamu belanja buku".

Fany tersenyum, ia meminta Zero untuk menemaninya belanja buku hari ini.
"makasi kak" jawabnya memberikan senyum manis kepada Zero didepannya.

Zero menghelus puncak kepala Fany.
"iya gapapa kok santai aja".

Zero sengaja berbohong kepada Aliza, karena jika ia berkata yang sebenarnya Aliza tak akan menginzinkannya.


Gimana ceritanya, lanjut ngak?








Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang