EMPATPULUHDELAPAN

599K 62.7K 6.3K
                                    



Angkasa tiba ditempat yang bisa dibilang sebuah markas mewah. Mulai dari halamannya yang bersih, rumahnya tidak besar tapi lapangannya sangat sangat luas. Banyak sekali berbagai macam tempat olahraga. Ternyata tidak ada yang berubah ditempat ini. Markas yang Angkasa bangun ini masih sama.

Melihat siapa yang datang, seluruh anggota disana tercengang. Menatap tak percaya pria didepannya. Mereka berlari memeluk Angkasa satu persatu. Bahkan tanpa sadar ada yang meneteskan air mata haru.

Perkenalkan ini Orion, sebuah geng yang pernah membawa Angkasa menjadi ketua disini. Tempat dan rumah kedua bagi Angkasa. Nama Orion, diciptkan oleh Jasmine. Yang artinya ras bintang paling terang dan terkenal. Sesuai nama, siapa yang tidak mengenal Orion. Geng motor, dengan jumlah 74 pasukan dan hanya diisi satu orang gadis bernama Jasmine. Bukan gadis yang dirusak, tapi gadis yang paling dijaga disini. Gadis yang berhasil membantu mereka keluar dari hal hal buruk, seperti narkoba, minum-minuman keras dan lainnya.

Cungkring memecahkan keheningan karena suaranya yang menggema "nggak ada yang mau peluk gueee apa!!!" pekiknya.

Mendengar itu Lintang menepuk jidat cungkring. "najis" katanya Lintang yang berhasil membuat hati Cungkring patah berkeping-keping.

salah satu anggota bernama Iyo berteriak ditengah keramaian mereka "balik lagi Saa, kita kurang lo disini" ucapnya yang diangguki para anggota lain.

"Kita janji bakalan nuruti apapun yang lo mau" sahut salah satu dari mereka.

Angkasa sangat disegani disini, karena kebaikannya kepada para anggota. Mulai dari membiayai oprasi ibu iyo hingga pulih. Membangun rumah kost gratis buat mereka satu satu. Banyak hal baik yang Angkasa lakukan pada mereka. Membuat mereka akan melakukan apa saja untuk Angkasa. Walau yang mereka balas tak bakalan pernah sebanding dengan yang Angkasa beri. Angaksa juga tak masalah soal itu, ia ikhlas sangat sangat. Anggota mereka kebanyakkan berisi anak-anak jalanan yang dulunya sempat salah pergaulan.

Mendengar tawaran itu, Angkasa menimbang kembali keputusannya. Ia tersenyum dalam hati, karena ia jarang senyum kecuali hanya pada wanitanya, Aliza.

"okee-" jawab Angkasa. yang membuat semuanya memancarkan mata berbinar.

"tapi ada syarat-" tegas Angkasa.

Semuanya diam, menunggu ucapan Angkasa selanjutnya.

Angkasa ikut diam sejenak, sebelum mengucapkan.
"KALIAN SEMUA HARUS BELAJAR NGAJI!" Tegasnya.

▪▪▪

"ini bagus nggak sih?" tanya Jasmine memilih-milih baju muslim dengan pasangan hijabnya.

Aliza mengganguk "baguss, lo itu tinggi.. Jadi pake apa aja cocok" sahut Aliza.

Sudah sekitar setengah jam ia dan Jasmine keliling untuk belanja. Jasmine ingin mencoba baju dan hijab seperti Aliza, dan dengan senang hati Aliza menemani. Entah kenapa, ia merasa sangat mudah akrab dengan Jasmine.

"yang ini aja la ya?" tanya Jasmine agak ragu dengan baju muslim terusan berwarna pastel.

Aliza kembali mengganguk "bagus kok ini, cocok" jawab Aliza antusias.

Setelah berpikir dan kembali diyakikan Aliza, ia memutuskan untuk membeli yang bewarna pastel ini saja. "yaudah ini ajaa" putusnya.

▪▪▪

Angkasa memisahkan dua barisan, dimana barisan pertama mereka yang belum bisa mengaji. Dan barisan kedua untuk mereka yang sudah bisa mengaji. Ia melakukan itu agar lebih mudah megajar, dimana yang sudah bisa ngaji nanti mengajar mereka yang belum bisa.

Anggota yang berjumlah 74 orang. 42 orang yang bisa mengaji, dan selebihnya belum bisa mengaji.

Cungkring memasang wajah sedih. Karena diantara teman-temannya hanya ia yang belum pandai ngaji. Bukannya tidak pandai, ia hanya lupa.

"Kenzii temenin" rengek Cungkring kearah Kenzi yang masuk barisan depannya.

Kenzi menjulurkan lidahnya, mengejek Cungkring yang bersebrangan dengannya. Melihat itu Lintang menepuk pundak Kenzi. "dosaa" peringat Lintang yang perlahan mulai menjadi Kinaan.

Angkasa mencolet Lintang, menyuruh agar Lintang saja yang menjelaskan pada mereka semua.
"lo jelasin" gumanya kearah Lintang.

Lintang mengangkat bahu acuh. "nggak lo aja."

Sifat dingin keduanya, membuat tidak mungkin ada satupun yang mengalah. Kalau saja disini ada Jasmine, gadis itu pasti yang akan menjelaskan semuanya.

Mau tak mau, Angkasa yang harus mengalah. Ia menarik nafas dalam sebelum berucap panjang untuk pertama kalinya didepan mereka.

"Kita mulai belajarnya dua hari lagi, sebelum itu bersihin halaman markas, biar ngajinya disana aja" titah Angkasa yang diangguki mantap seluruhnya.

Setelah itu Angkasa melangkah menjauhi mereka.
"udah? ayoo" ucap Angkasa menatap semua anggotanya yang masih saja diam.

Seluruh anggota binggung dengan ajakan Angkasa.
"ayoo?" tukas beberapa dari mereka.

Angkasa menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal. "ehm, sholat maghrib" ujarnya nampak salah tingkah sendiri.

Semuanya masih diam, bisa dibilang ini pertama kalinya mereka sholat bersama-sama anggota gini.

Angkasa mendengus "Kenapa masih diem sih? kalian nunggu disolatin?"

Semuanya dengan cepat menggeleng, lalu berjalan mengekori Angkasa dari belakang. Tak ada yang berani menyaut Angkasa.

"Sholat dimasjid besar aja, masih sempat kok kalo pake motor" timpal Lintang yang disetujui Angkasa. Karena dipikir-pikir anggota mereka yang banyak tidak cukup jika sholat disurau dekat sini.

"merasa berdosa gue ya allah ampuni Tegar" lirih Cungkring.

"Tegar memang harus tegar" sahut Kenzi yang tiba tiba saja menepuk kuat bahu Cungkring hingga sedikit terpental kedepan karena badannya ringan.








heh jangan lupa follow ig aing ac_h_a

partttt iniii gimanaaaaa?????????

rela cape demi up banyak gini, lopyu! sayang kaliannnnn banyak banyakk<3😭😗

jangan lupa 💬🌟

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang