EMPATBELAS

939K 93.1K 11K
                                    



Aliza melangkah memasuki kelas, suasana yang tak pernah adem menyambut kedatangannya. Melihat Kanaya dan Zena selaku bendahara kelas, sedang berlari membawa pengaris ditangan mereka masing masing. Mengejar Dito yang sudah dipastikan, selalu menghindar jika ditagih masalah uang kas. Membuat keduanya kesal bukan main.

"DITO ANAKNYA HARTONO, HARTA TAHTA JONO. BAYAR UANG KAS, GUE BILANGIN BABE LU YE!" teriak Kanaya, masih dengan kaki yang terus berlari kearah Dito.

Karena suara Kanaya yang melengking. Membuat beberapa murid yang asik bicara menatap sinis dirinya.

"APE LU LIAT LIAT, SINI MAJU!" bentak Kanaya menantang setiap mata yang melirik sinis dirinya.

Mendengar ucapan Kanaya yang menyeramkan, membuat beberapa murid tadi dengan cepat menunduk. Siapa yang tidak kenal Kanaya. Jika bosan hidup, cari masalah saja dengan dirinya.

"Dito cepetan bayar" teriak Zena, beda halnya dengan Kanaya. Jika Kanaya memanggil Dito dengan teriakan, Zena memanggil Dito dengan nada lemah lembut. Bukan karena dirinya suka dengan laki laki modelan Dito. Tapi sikap Zena berbeda terbalik dengan Kanaya. Zena lebih ke unyu unyu dan sifatnya benar benar seperti bocah.

Melihat keributan itu membuat Aliza terkekeh geli. Senangnya pagi pagi sudah dapat hiburan.

"ALIZAAA" Panggil Zena berjalan menghampiri Aliza. Dengan tangan yang ia lebarkan, seakan akan ingin memeluk Aliza.

"Eh Ditoo!! Awas aja lu yee. Selangkah lu masuk kelas guee botakin lo kek avatar" Teriak Kanaya dari balik pintu kelasnya.

Dito yang mendengar itu hanya tertawa, sembari mengejek Kanaya yang sudah geram disana.

"Tunggu aja lu, main main ama gue" batin Kanaya. Lalu Ia mengikuti langkah Zena.

"Kemana aja sih?" tanya Zena menarik kursi disebelah Aliza.

"Nikah" jawab Aliza santai.

"HAH? JADI BEBERAPA HARI LO NGGAK MASUK INI KARENA LO NIK-"

shut!!!!

Mendengar teriakan Kanaya, membuat Zena serta Aliza dengan cepat menutup mulut gadis itu.

"ih jangan teriak teriak napa sih" protes Zena, menatap tajam Kanaya.

"Benerann??" Lanjut Zena, menatap intens Aliza.

"jadi gimana?"

"Seru nggak?"

"Kinaan nggak kaserin lo kan??"

"Jadi kalian sekamar dong?"

"Lo beneran udah nikah za?"

Aliza menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mendapat bom pertanyaan dari kedua sahabatnya. Membuat dirinya binggung mau menjawab pertanyaan yang mana dulu. Secara mereka bertanya tanpa jeda.

Aliza menarik nafas dalam.

"Gue udah nikah, rasanya biasa aja, Kinaan nggak ada kaserin gue, cuma nyebelin aja. Gue dan Kinaan ngak sekamar, lo catet itu. Ogah juga gue sekamar ama tu cowo." Jawab Aliza malas, membayangkan wajah Kinaan saja sudah membuatnya naik darah.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang