PART 7 [TANDA-TANDA JODOH]

148 16 2
                                    

Kuhela nafas berat karena sejak kaki ini sampai di ruang C6-219 bunyi cuit-cuit mirip burung tersedak biji kedondong terdengar bersahutan dari penghuninya, rombel EP A 2016. Ditambah sekarang matkulnya pak Kahfi yang memang memiliki watak santai dan selalu bertingkah sok akrab, mana stylenya mirip mahasiswanya pula.

Minggu pertama yang biasanya berisi perkenalan singkat membosankan dan penjelasan kontrak kuliah beserta RPSnya malah berganti percie-ciean hampir sepanjang 2 sks ini. Semua ini gara-gara jari tajamnya Muhammad Malik Ibrahim yang diam-diam mengirimkan fotoku berdua bersama Genta yang menunggunya semalam dilengkapi beberapa cerita fiktif karangannya.

"Kalian tahu tanda-tanda jodoh nggak?"

Astaughfirullah, kapan tausiyah yang menjurus pencie-ciean ini berakhir? Batinku nelangsa begitu pak Kahfi melemparkan pertanyaan yang menurut sebagian besar penghuni ruangan ini biasa saja tapi terasa mendebarkan untukku yang saat ini menjadi objek pencie-ciean mereka.

"Sikapnya mirip pak" entah kenapa dari sekian banyak jawaban yang bisa mereka ucapkan, justru kalimat itu yang dengan kompaknya mereka teriakan dan menatapku dengan sorot mata menggoda, asem.

"Iyasih, tapi masak cuman itu aja? Kayaknya kalian ngomong gitu sengaja buat nyindir yang tadi itu ya? Yang kalian lakukan itu, JAHAT!"

"Nggaklah pak. Kan tujuan kita baik, biar mereka lebih yakin aja gitu pak. Ya kan, Wul? Wulankan orangnya susah diyakinkan pak" Malik nyebelin.

Tepat setelah pernyataannya itu, spontan pandangan seluruh orang mengarah padaku seolah mengungkapkan cie.... tanpa suara.

"Emang sikap mereka mirip? Kalau diperhatiin emang miripsih mukanya"

Astaughfirullah, astaughfirullah, astaughfirullah, astaughfirullah, astaughfirullah, batinku beristighfar mencoba bersabar dan menebalkan muka dari segala macam tuduhan tak berdasar yang semuanya berasal dari salah paham yang sudah coba kuluruskan tapi tak dipercaya.

Jadi pengen cuti tapi sayang udah semester 6, kalau ditinggal cuti nanti makin lama lulusnya. Nggak ditinggal cuti aja nggak menjamin cepet lulus apalagi ditinggal, simalakama duabelas.

"Ooohh.... jadi yang nggak yakin Wulannya? Semangat ya bro, biasanya yang susah didapetin itu orangnya setia dan nggak suka neko-neko" tolong tenggelamkan diriku di Segitiga Bermuda! Susah punya dosen modelan kayak pak Kahfi ya gini, bikin jantung kebat-kebit melulu.

Entah berapa lama lagi pembahasan kontrak kuliah yang lebih dari 2 jam ini malah berisi tentang pencie-ciean diriku dan Genta akan berakhir.

Punya temen bukannya belain malah paling semangat mencie-cienya, kayaknya semester ini akan kulalui dengan banyak bumbu cie-cie yang entah kapan akan mereka lupakan. Bertemu 21 jam selama 4/7 weekdays akhir-akhir ini sukses membuat sisa 147 jamku selalu gelap gulita bahkan sampai terbawa dalam mimpi, agak berlebihan tapi biarkan saja karena aku benar-benar stress menghadapi acara cie-cie mereka.

"Capek juga ya cie-ciein kalian, kita akhirin pertemuan cie-cie kita hari ini ya, gengs. Minggu depan, bawa buku pendampingnya dan lupakan kegiatan cie-cienya karena kita akan belajar Sejarah Perekonomian Indonesia yang dijamin lebih seru dibanding cie-ciein pasangan yang masih kayak tikus berdasi itu. selamat pagi, sampai jumpa minggu depan, assalamu'alaikum wr.wb" tanpa menunggu balasan dari mahasiswanya, dosen muda yang alhamdullilahnya sudah taken dan punya satu buntut itu berlalu meninggalkan ruangan dengan langkah ringan layaknya mahasiswa ketika jam kuliah usai.

Kalau pak Kahfi belum taken bisa jadi novel romansa ala remaja yang saat ini marak, soalnya muka Pak Kahfi itu masuk kategori ganteng laki-laki khas Indonesia. Udah taken dan punya buntut satu aja masih sering jadi bahan pergibahan dan khayalan kaum hawa yang mengidolakan sosoknya yang supel dan bersahaja, kecuali diriku yang justru tidak nyaman dengan sikapnya yang terlalu bersahaja itu.

Heart AttackWhere stories live. Discover now