PART 23 (Heart Attack)

84 6 1
                                    

Hal paling menyebalkan setelah batrai habis pas listrik mati adalah hujan lebat dipenghujung senja dimana kondisi paling ideal untuk tidur bukannya bergumul dengan rumus. Benar, setelah perjuangan panjang mencari data untuk tugas evapro, saat ini kami, aku dan Genta tengah duduk berhimpitan di gazebo belakang gedung L demi tugas, mulia sekali bukan.

Biasanya aku yang dekat Genta selalu jadi pendiam karena merasakan perasaan tidak nyaman semacam grogi, sungkan, malu dan perasaan negatif lainnya tapi kali ini aku bisa bicara santai layaknya teman pada umumnya. Haruskah aku berterimakasih dengan Pak Aji karena tugas menyebalkannya ini kami bisa dekat dan bertingkah layaknya teman akrab serta membuktikan kalau diantara kami tidak ada indikasi rasa seperti yang mereka duga akhir-akhir ini?

"Kamu udah sampai mana, Wulandari?"

"Pendahuluannya kurang dikit tapi batrenya udah nipisnih, gimanadong?"

"Yaudah itu kamu save dulu aja nanti dilanjutin di kos aja, sekarang bisa nggak bantuin nyari Dfnya? Aku daritadi nyari belum nemu yang pas"

"Itu kamu pake df berapa?"

"Aku coba 15% hasilnya positif"

"Kamu udah coba berapa aja Gen?"

"Baru nyoba 5%, 7%, 8%, sama ini punyanya 15%"

"Aku ada yang 10% nih, coba ganti pake yang 10% aja"

"Share aja kalau gitu"

"Nggak bisa Gen, punyaku jaringannya jelek karena ujan, aku bacain aja gimana?"

"Ok, kamu duduknya bisa geser kesana dikit nggak? Airnya mulai masuknih" katanya pelan tapi mampu membuatku tuli dan sesak nafas karena bersamaan dengan perkataannya itu dia menghapus jarak yang sebelumnya tercipta, aku di tengah dan dia diujung gazebo kecil ini.

Jantung tolong dong mompa darahnya selow aja jangan kayak dikejar rentenir begini, aku nggak mau nanti kelepasan bersikap konyol didepannya Genta yang entah kenapa baunya wangi banget hari ini. Aduh Wulan, fokus! Genta emang wangi tapi jangan sampe kamu menjatuhkan harga diri dengan bertingkah konyol kayak gini, semoga aja aku nggak kelepasan mepet-mepet dia sambil ngendus-ngendus manja.

"Wulandari"

"Hah? Iya?" gumamku linglung begitu kurasakan tangan lebarnya bertenggger dibahuku, fokus Wulan!

"Katanya mau bacain Df yang 10%"

"Oh iya, kamu udah buat kolomnyakan?"

"Ya"

"Ehm, 1"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ehm, 1"

"0.9091"

"0.8263"

"terakhir, 0.3655"

Kuamati jarinya yang bergerak lincah diatas keyboard laptop hitamnya begitu aku selesai membacakan beberapa angka yang cukup membuat kepala berdenyut menyakitkan.

Heart AttackWhere stories live. Discover now