Part 39 (Keseriusan)

249 12 8
                                    

Kukira ketahuan Sofia, Amel dan Friski waktu itu akan mendatangkan prahara baru dalam hidupku, jadi bahan pembicaraan anak-anak lain, maybe. Tapi ternyata aku salah, aku terlalu buruk menilai mereka padahal aku cuman kenal mereka dilingkup akademik, selain itu? 0 besar, hal yang patut kusyukuri karena ketahuan mereka bukannya Hesti yang punya mulut usil bin nyinyir.

Sinar cahaya ledakan kembang api bersaing dengan terangnya fase bulan purnama menyambut malam tahun baru kali ini. Jika dulu tahun baru selalu kulalui dengan berdiam diri di kamar menikmati berbagai nyanyian artis yang tersimpan diplaylist HPku, beda dengan saat ini yang kunikmati bersama sosok disampingku, Genta.

"Gimana sekarang? Udah lega ketemu bapak?" tanyaku disela riuhnya suara orang yang menikmati pesta kembang api di kawasan Alun-Alun baru ini.

"Belum sepenuhnya"

"Biar bisa penuh gimana caranya?"

"Bawa sepasang cincin ke rumahmu sama orangtuaku, bukan cuma sebiji begini"

"Nggak papa, aku tunggu pasangannya 2 tahun lagi sama mama-papa, ok?"

"Makasih buat pengertiannya, sama kesediaan kamu juga buat nungguin 2 tahun lagi"

"Aku juga makasih karena kamu beneran serius sama aku dan punya inisiatif ketemu keluargaku yang terlalu sederhana"

"Nggak papa sederhana biar gampang ngitung aset buat bayar zakatnya"

"Positif sekali anda"

"Tentu, kamu lagi negative soalnya"

"Apasih, Gen?"

"Sayang kamu"

"Genta!"

"Apa sayang?"

"Kok kamu sekarang gampang banget ngobral sayangsih, dulu jangankan sayang, manggil nama aja jarang paling, KAMU"

"Kalau tahu ngeluluhin kamu segampang manggil sayang udah dari maba kupanggil sayang"

Genta versi pendiem dengan rayu-rayu tipis aja bisa bikin jantungku kocar-kacir apalagi sekarang yang lancar banget pasal umbar sayang dan sebangsanya, loss doll. Siang tadi mendadak dia bertamu ke rumah tanpa konfirmasiku lebih dulu, untung aja rumah dalam kondisi bersih dan bapak ada kerjaan di sawah tetangga jadi nggak bisa lama nemeninnya.

Kedatangan mendadaknya mungkin karena permintaannya untuk mengundangnya berkunjung ke rumah selalu kutolak. Aku tahu tingkahku ini menyebalkan tapi itu semua kulakukan karena memang aku belum siap jadi bahan omongan tetangga apalagi tempat tinggalku di kawasan desa padat penduduk, bahkan gang masuk rumahku hanya cukup dilalui satu motor, maklum posisinya dipojokan deket sawah.

Aku memang belum bertemu langsung dengan orangtuanya tapi perbincangan singkat kami melalui videocall tadi cukup memberiku gambaran jika mereka sangat menyayangi buah cinta mereka dari pernikahan terdahulunya, Genta. Mamanya Genta memiliki bisnis salon kecantikan dan papanya bekerja di perusahaan Sawit Riau sebagai general manager.

Genta anak tunggal dari pernikahan orangtuanya terdahulu dan sekarang punya saudari tiri dari pihak ibu yang usianya 3 tahun diatasnya, sementara pernikahan ayah kandungnya tak memiliki keturunan lagi selain dirinya. Bisa dibilang pacarku ini anak tunggal dari keluarga lumayan berada, satu kejutan lagi untuk hari ini, selain kedatangan tanpa konfirmasinya yang membuat bulu kudukku berdiri tegak setiap mengingatnya.

=Flashback on=

------------

Genta Epa

Terakhir dilihat hari ini pukul 9.00 wib

-----------

Aku otw rumah

Heart AttackWhere stories live. Discover now