Part 37 (Komprehensif)

73 6 0
                                    

Waktu terasa cepat berlalu, 2 minggu menjadi kesempatan kami membuat ringkasan materi ujian kompre. Komprehensif atau lebih akrab disebut kompre merupakan mata kuliah wajib 0 sks yang memberatkan kami, mahasiswa jurusan EP. 0 SKS tapi nilainya dipajang di ijazah, definisi beban yang sesungguhnya.

Padahal dapetin nilai B itu susahnya naudzubillah karena dosen yang biasanya kalem kayak kucing anggora pas jadi penguji bisa segahar singa jantan, berdasarkan pengalaman kating. Kali inipun aku tidak sekelompok dengan Genta karena terlanjur menyetujui ajakan Anita dan Deana.

Materi ujiannya mkd (Mata Kuliah Dasar) Mikro, Makro dan Ekonomi Pembangunan, matkul sewaktu semester 2-4, ambyar tenan. Apalagi kalau pengujinya Prof. Tama, Pak Rian dan juga Pak Toni, kata kating harus banyak-banyak mengingat sang pencipta biar diberi kemudahan menghadapi ujian hidup yang sesungguhnya di level ini.

"Wul, kamu buat bagian EP ya!" perintah Deana yang siang ini tengah berkumpul di Kosan Anita.

"Ok! Dateline kapan?" tanyaku menatapnya yang tengah sibuk membolak-balik halaman buku setebal 500 halaman, mikroekonomi karangan G.Mankiew.

"Minggu depan?"

"Yang bener?

"Terus mau kapan? Kitakan cuman punya sisa waktu 2 minggu, neng"

"Okelah" gumamku lesu. Edan, 1 minggu ngeresume EP 1-2, ambyar tenan. EP grafiknya emang nggak sebanyak Mikro sama Makro, tapi teorinya nggak main-main, uwakeh tenan.

======

Selama persiapan kompre ini aku sama sekali tak berkomunikasi dengan Genta karena sama-sama sibuk mempersiapkan diri menghadapi ujian ini, bahkan kemarin ketika jadwal keluar spontan aku mendengus sebal.

Bisa-bisanya, kelompokku dapat jadwal hari pertama tapi kelompok Genta hari kedua, itu saja dia dapatnya jam 10, bikin iri. Bahkan saking sebalnya aku tak membalas chatnya sama sekali padahal itu semua jelas diluar kuasanya, tapi yasudahlah, efek lagi tertekan ini jadi harap maklum.

Awalnya aku berharap kehadirannya untuk menyemangatiku hari ini, tapi ketika ingat dia juga punya tanggung jawab yang sama denganku, kukubur dalam harapan itu. Begini kali ya, nasibnya kalau pacaran sama orang seumuran dan dari jurusan sama, berat. Tapi Sofia sama Friski bisa bertahan sampai detik ini, jadi kuharap kami juga bisa seperti itu cukup saling menemani dan mengerti.

Kurasakan jantungku menghentak cepat seiring jarum pendek jam mendekati angka 1, jadwal sidang kompre kelompokku. Entah harus disebut kesialan atau keberuntungan, aku tak tahu karena kapanpun waktunya tetap saja tidak akan bisa membuat jiwa tenang.

Prof. Hartini, Bu Rida dan Bu Santi yang akan menjadi penguji kelompok kami. Walaupun pengujinya bukan Prof. Tama, Pak Rian ataupun Pak Toni, tetap saja mampu membuat seluruh badanku bergetar hebat.

Bahkan aku daritadi tak berani mengintip keadaan temanku yang tengah diuji kemampuan verbalnya terkait materi dasar kuliah jurusan kami ini. Kelompok Fira mendapat kehormatan sebagai kelompok pertama dan ketika keluar tadi katanya seluruh badannya gemetar dan pucat.

Agak berlebihan memang, tapi percayalah debar menyebalkan itu tak pernah absen menyambangi kami yang mengikuti ujian ini. Ujian untuk 1 materi saja memusingkan apalagi ini 3 materi yang pasti sama-sama sulitnya, teori, grafik, dan penerapan kasus, pasrah aku.

"Selamat siang" sapa Bu Rida ramah begitu kami memasuki ruangan ujian dan berhadapan dengan ketiga dosen penguji kami.

"Siang bu" jawab kami kikuk, karena perasaan gugup yang terasa kian mencekik.

"Silahkan disiapkan dulu materinya" lanjut beliau dengan senyum ramah yang justru membuat kakiku semakin bergetar diruangan luas yang hanya kami huni berenam ini.

Heart AttackWhere stories live. Discover now