Part 33 (Pelepasan KKN)

80 5 0
                                    

Ditengah teriknya sinar sang raja siang, ribuan orang berpakaian hitam-putih berdiri tegak mendengarkan beberapa patah kata dari jajaran pemimpin UIS sebagai tanda dimulainya kegiatan KKN, lusa. Jangan samakan dengan kegiatan upacara jaman sekolah dulu ya, karena faktanya tak semua mahasiswa peserta KKN menghadiri kegiatan ini, bisalah nitip absen.

Nampaknya suasana hikmat hanya terjadi dibarisan depan karena realitanya saat ini aku dan Hesti justru sibuk bercerita berbagai hal random demi membunuh bosan dibarisan paling belakang. Genta? Entah dimana rimbanya karena memang setelah kemarin kami pergi mencari perlengkapan kebutuhan KKN menjadi pertemuan serta komunikasi terakhir kami.

Seperti yang telah dijelaskannya waktu itu, hubungan kami layaknya teman yang tidak harus berbalas pesan setiap hari sewajarnya orang kasamaran. Padahal hubungan kami terjalin karena sama-sama kasmaran, aneh? Biarlah, yang terpenting kami nyaman menjalani hubungan aneh ini. Kami sepakat untuk tidak merahasiakan tapi juga tidak mengumbarnya, jadi andai kata suatu hari teman-teman kami tahu, tidak masalah.

"Perasaan baru kemarin ngerasain susahnya PPAK, tahu-tahu udah terjun aja ke Magelang. Lo enak di Demak, deket, jan balik mulu ya! iri gue"

"Nggaklah Hes, nggak enak juga sama yang lain kalau sering pulang. Oh ya, proposalmu udah diterima di Disperindag?"

"Udah dong, makanya nanti gue nggak ada alesan bisa ijin balik ke sini" gumamnya lesu.

"Aku belum dapet kabar dari Bappeda sampe sekarang, mana disana ada 2 kelompok lainnya juga, pusing"

"Kelompoknya siapa?"

"Anak B satunya BC, tapi yang BC jadinya join aku"

"Bisalah buat dua kelompok itu, lah si Nita?"

"Ya sama Nita juga, cuman yang anak BC kan kemarin sendiri jadinya join"

"Diterima-terima udah, nggak usah cemas gitu, elah"

"Amin"

"Kelompok lo ada yang resek nggak?"

"KKN?"

"Iyalah"

"Nggak kayaknya, selama kumpul bikin proposal kemarinsih nggak ada, kenapa emang?"

"Kelompok gue ngeselin semua"

"Husst... jangan kenceng-kenceng! Ntar kedengeran orangnya Hes"

"Biarin! Gue ngomongin orang berani depannya dong, nggak cuman main belakang, cupu"

"Ada orangnya disini, Hes?" bisikku takut menarik perhatian lebih banyak orang karena berkat perkataannya kami sudah menarik perhatian beberapa orang yang tadinya mengabaikan kami.

"Nggak kayaknya, kenapa? Takut?"

"Iyalah, kamukan kalau ngamuk lebih bar-bar dari Naruto"

"Tenang, ntar gue yang baku hantam bukan lo!"

"Ya tapi..."

"Dah ah diem, capek gue ngomong mulu, mana lo nggak mudengan lagi, lola"

"Astaughfirullahaladzim, sabar-sabar" gumamku mengelus dada pelan.

Sampai akhirnya upacara pelepasan itu selesai tak ada percakapan apalagi perdebatan lagi dari kami.

=====

Ditengah kesibukanku merapikan pakaian untuk keperluan pergi nanti malam harus terinterupsi dari getaran HP dengan nama kontak yang tak kuganti walaupun statusnya sudah ganti, Genta. Sementara Arafah kini tengah sibuk diruang depan merapikan berbagai keperluan perkakas yang harus diangkutnya untuk keperluan KKN lusa.

Heart AttackWhere stories live. Discover now