Part 36 (Magang)

75 3 0
                                    

Suasana canggung dan sepi nampaknya akan selalu mewarnai hariku melewati kegiatan magang kali ini. Divisi Perencanaan Ekonomi dan Prasarana Wilayah, tempatku magang di Bappeda, kegiatan sehari-harinya adalah menghadiri rapat dari berbagai divisi maupun kerjasama dengan badan pemerintahan lain.

Dan itu membuatku sering dilanda stress, padahal baru minggu pertama, semua itu karena kewajiban mengisi jurnal harian, asem. 2 bulan, entah akan ada cerita apa saja kegiatan magangku kali ini, kuharap akan ada cerita baik yang indah untuk dikenang nantinya.

Jarak rumah dan tempat magang yang tak terlalu jauh membuatku mengambil keputusan pulang-pergi dari rumah, bukan Kosan lagi. Jadi waktuku bertemu Genta hampir tak ada, kecuali meluangkannya saat weekend nanti. Kisah KKNku yang awalnya sering diwarnai percek-cokan dan teriakan Sarah mendadak berhenti di 10 hari terakhir sebelum penarikan, tepat setelah datangnya tumpukan paket dari Genta, suatu hal yang patut disyukuri.

Rasanya asumsi tentang Yuda yang menyukaiku itu keliru, karena nyatanya sikap Yuda padaku masih seperti biasanya sebelum tumpukan paket Genta datang. Bahkan sampai saat ini kami masih berhubungan baik dengan cara sesekali berbalas pesan yang dimulai dari saling mengomentari status sosmed.

"Wul, kamu disuruh ngapain aja tadi?" Pertanyaan yang mulai akrab menyapa runguku ketika waktu istirahat kami berkumpul di kantin belakang.

"Nggak ngapa-ngapain, Nit" Balasku lesu.

"Ini nanti ngisi jurnal hariannya gimana? Masak iya diisi fotokopi semua?" Keluhan yang sama dan dari orang yang sama, Nada.

Dulu aku dan Nada adalah teman sekelompok makrab tapi karena beda rombel, akhirnya lost kontak. Aku masuk rombel A dan dia masuk IC (international class) yang jumlah mahasiswanya kurang dari 30 orang saking banyaknya yang tidak minat. Pada dasarnya jurusan kami ini tidak terlalu banyak peminatnya karena terkenal susah, ditambah masuk kelas IC yang akan membuat otak semakin berasap.

"Seminggu belum penuh aja udah jenuh bin stress, apa kabar dua bulan lagi? Semoga masih waras ya"

"Amin" Kuaminkan doa Nita yang sedikit berlebihan tapi 100% benar.

"Kamu minggu ini pulang, Nit?" Tanyaku mengganti topik pembahasan kami karena kalau diteruskan hanya berisi keluhan menjemukan.

"Pulanglah, evaluasi masih lama dan aku nggak mau gabut sendiri di Kosan"

"Kan ada temennya, kenapa harus menyendiri? Apa mau nginep rumahku aja?"

"Nggak, makasih. Aku mau nyantai-nyantai di rumahku aja, biar lebih bebas"

"Gaya, emangnya sekarang ada yang ngekang? Oh... Jangan-jangan pulang KKN kamu dapet gandengan ya? Ngaku!"

"Enggak, ya! Kamu tuh yang dapet"

"Eh? Siapa?"

"Jafar Prayuda Muda Purnama, mantan ketua HIMA Teknik Kimia"

"Nggak ya! Jangan fitnah! Lah, situ sama yang itu gimana?"

"Itu siapa?"

"Hernando Wijaya, anak FIK"

"Nggak ya, dia mah cuman temen aja"

"Bilangnya temen tapi setiap posting selalu di-tag"

"Kan baru proses, Wul" Celetuk Nada tiba-tiba, mungkin sudah bosan nge-gamenya.

"Dih, enggak ya!"

"Hmmm... Yang be"

"Hai Wulan" Potong Rehan yang tiba-tiba ikut duduk pojok kantin ini, tepat dihadapanku.

"Oh, hai"

"Hmmm... Wulan ajanih yang disapa? Gue sama Nita invisible ya, Han?"

"Belom, elah. Hai, Nada. Hai, Nita. Udah ngapain aja kalian tadi?"

Heart AttackWhere stories live. Discover now