Part 31 (Gegana)

57 4 0
                                    

"Rikaa... gimanadong? aku beneran bingung ini" rengekku seraya berguling-guling di ranjangnya yang telah kutempati sejak pagi tadi usai acara lari pagi abal-abal.

Bilangnyasih lari tapi realitanya kami cuman jalan santai ditemani curhatanku tentang pertemuan dengan Genta kemarin.

"Udah terima aja! Dibilangin ngeyel"

"Tapikan dia nggak nembak buat ngajak pacaran Rika! Dia ngajak ko-mit-men! KOMITMEN! komitmen buat saling kenal dulu, baru kalau  berhasil statusnya pacaran. Masalahnya kalau nggak berhasil gimana? Kamukan tahu aku masih newbie buat hal-hal berbau romansa gini"

"Gaya lu newbie segala, emang kalau udah legend mereka bakalan bahagia dunia akhirat? enggaklah! dalam hubungan pasti ada pasang surutnya cuman karena udah pengalaman aja, jadi ada yang bisa ngatasin tanpa perlu diumbar-umbar"

"Ya, iya, tapi tetep aja aku nggak yakin Rika!"

"Terus elu mau diyakinin pake model begimana lagi? Gue denger dari cerita lu aja kesengsem ama nih cowok, masa lu enggak. Normal lu?"

"His! dibilangin yang bikin ragu bukan dia tapi rasa nyaman aku ke orang lain!"

"Ngakunya nyaman tapikok nggak berani chat duluan?"

"Maksudnya?"

"Ya, kalau lu nyaman, buruan chat orangnya buat mastiin aja kalau dia ada rasa juga sama lo apa nggak?"

"Nggak berani" Cicitku

"Tuhkan! Itu namanya nggak nyaman, dodol! Kalau nyaman tingkah lo ke dia bakalan 11-12 sama lo ke gue"

"Kalau kentut nggak ada permisinya, tahu-tahu ngeracunin orang" Lanjutnya nyinyir.

"Fitnah! Aku nggak pernah ya kentut sembarangan pas bareng kamu"

"Masak?"

"Bener!"

"Buruan chat ngajak ketemuan sana! Lama-lama gue sleding juga lu, ngakunya nyaman tapi chat duluan nggak berani. Apalagi ngajak ketemuan, nunggu gajah juara lomba terbang dulu kali"

"Asem, ketikin dong mbak" Rayuku berharap mendapat sedikit bantuan berupa rangkaian kata untuk dikirimkan ke mas Chandra.

"Gah"

"Mbaak" Kukeluarkan nada sengau yang dijamin membuatnya risi terlihat dari alis tebalnya yang menyatu.

"Hidih, giliran ada maunya aja manggil mbak. Lagian sejak kapan gue nikah ama mas lu? Ngimpi lo"

Sabar-sabar, kamu kenal dia udah lebih dari 1 dekade jadi abaikan nyinyirannya.

"Kan dipanggil mbak, nggak harus nunggu kamu nikah sama masku, Rik"

"Rak-Rik Rak-Rik, kirik*?" sinisnya.

"Balik sono lu! Gue mau rebahan" Lanjutnya ketus.

"Kok ngusir?"

"Nggak terima?"

"Iyalah"

"Makanya pergi! Buru!"

"Ketikin dulu!" Paksaku karena otakku sudah buntu dan tak punya nyali sama sekali.

"Tinggal bilang, mas lu suka gue nggak?"

"Ah udahlah, aku pulang aja. Assalamu'alaikum" Pamitku sebal karena ketika sabda Mau rebahan keluar artinya dia tidak mau diganggu dan akan mengabaikanku sepanjang waktu sampai dia inget perlu temen.

=====

Kuhela nafas berat menatap layar laptop yang menampilkan salah satu drama korea hasil minta Rika tadi. Kenapa kalau di drama mereka gampang banget bilang suka tapi di realita susahnya naudzubillah?

Heart AttackUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum