VVIP Mission

149 13 1
                                    

"Bagaimana Rundown misi kali ini?" Tanya Carlos di dalam pesawat.

Maya menoleh sekilas ke arah Carlos sebelum ia menjelaskan, "Rundown nya masih sama seperti yang kita bahas kemarin. Sepuluh menit lagi kita akan landing, transportasi sudah stand by sejak dua puluh menit yang lalu. Perjalanan menuju gedung pertemuan sekitar lima belas menit dari bandara. Setelah transaksi, anda akan makan bersama dengan Tuan Muda Iskandar, pewaris tunggal Golden Company dengan estimasi waktu sekitar satu jam. Setelah itu kita langsung terbang ke Spanyol. Mungkin ada yang perlu ditambahkan?"

Maya menyerahkan tablet hitam ditangannya untuk Carlos periksa.

Carlos menerimanya lalu memeriksa sekilas, "Hmmm, kurasa tidak" ia kemudian mengembalikan tablet itu pada Maya.

Ketika turun dari pesawat, banyak pasang mata yang memperhatikan anggota satuan elit Mafia ternama itu. Penampilan mereka cukup menarik perhatian orang sekitar, dengan paras tampan dan satu wanita cantik yang mengenakan jas hitam khas para Mafia dunia.

Mereka terus berjalan tanpa memperdulikan tatapan orang orang. Di depan pintu keluar sudah berjejer Lima mobil mewah dan satu mobil sport merk terkenal di seluruh dunia. Semuanya langsung masuk ke dalam mobil masing-masing. Sam dan Maya memimpin rombongan itu dengan mengendarai mobil sport hitam berlogo kuda itu.

"Sam, kau nanti yang akan ikut bersama dengan Carlos untuk transaksi nya. Akan ada lima pengawal yang ikut bersama mu. Aku akan menunggu kalian di restoran" Instruksi Maya pada Sam.

Sam hanya berdehem pelan sambil mengangguk pelan.

Ketika sampai di lobby gedung pertemuan, Maya memberikan sebuah bolpoin kepada Carlos. "Ini bolpoin mu Tuan" Ucap Maya sambil tersenyum penuh makna.

Carlos menerimanya dengan tersenyum pula. Bolpoin hitam dengan corak berwarna silver ditangan Carlos bukanlah sekedar bolpoin biasa. Itu adalah alat penyadap suara atau bisa juga digunakan seperti HT (Handy Talky).

Dan ada satu tombol kecil yang letaknya persis ditengah batang bolpoin. Tombol itu digunakan apabila si pemilik (Carlos) dalam keadaan darurat, misalnya sedang terkepung oleh musuh. Jika tombol itu ditekan, maka seluruh pasukan Tuan Frank akan datang ke TKP, sebab benda hitam yang selalu bertengger di telinga para anggota Mafia Tuan Frank sudah terkoneksi satu sama lain bahkan dengan bolpoin itu.

Namun alat ini memiliki satu kelemahan, yaitu apabila jaraknya melebihi dari 1 kilo meter maka koneksi nya akan terputus dan tidak bisa saling berkomunikasi.

"Selamat datang Tuan, apakah perjalanan anda menyenangkan ?" Ucap seorang pria yang menggunakan baju khas Timur Tengah. Dia adalah Tuan Muda Iskandar, pewaris tunggal Golden Company.

Carlos dan Tuan Muda itu berbincang bincang sambil mulai berjalan menuju keruangan yang telah disediakan. Maya dengan tiga pengawal lainnya berjalan berlawanan arah dengan rombongan Carlos, rombongan Maya langsung menuju ke restoran yang akan digunakan untuk jamuan makan siang nantinya, ia harus mensterilkan seluruh area restoran untuk meminimalisir terjadinya aksi teror atau semacamnya.

Maya bersama ketiga pengawal itu menuju Restoran yang letaknya tau jauh dari lobby. Ketiga pengawal itu adalah tim bayangan milik Tuan Frank, tim ini dikepalai oleh Maya sendiri dan ada beberapa kepala cabang. Dan ketiga orang yang bersama Maya adalah kepala cabang tim ini, identitas mereka sangat dirahasiakan.

B4, G1, R7 itulah nama orang orang yang saat ini bersama Maya.

Ketiga orang itupun langsung berpencar tak terkecuali Maya. Mereka berempat menyisir seluruh isi restoran dengan jeli.

"Nona Fe....!" Panggil R7 sambil melambaikan tangannya.

Maya menghampiri, sepertinya dia menemukan sesuatu di salah satu meja dekat jendela sana. B4 dan G1 juga telah bergabung bersama R7.

"Aku menemukan ini" ucapnya sambil menunjukkan sebuah kalung berwarna silver.

R7 kemudian membandingkan dengan kalung yang ia pakai, di iringi dengan gelengan kepala nya. Seolah olah ia berkata ini berbeda dengan yang kita punya.

B4, G1 dan Maya memperhatikan dengan seksama kedua kalung itu, dan memang berbeda dengan yang mereka miliki ataupun semua anggota Mafia Black Cobra. Pada dasarnya semua anggota Black Cobra memiliki kalung yang sama yang selalu mereka gunakan sebagai identitas mereka, bahkan sampai ke anggota yang paling kecil dan paling rendah dalam struktur Black Cobra juga memakai kalung yang sama.

B4 tiba-tiba meletakkan sebuah benda kecil berwarna silver di atas meja sambil berkata, "Aku juga menemukan alat penyadap suara dengan logo yang sama, dan tenang saja, alat ini sudah ku non aktifkan."

Tangan kanan Maya mengeluarkan pistol dari balik jas yang ia kenakan, lalu menghantamkan gagang nya ke benda itu sampai hancur berkeping keping, "Periksa!" Perintah Maya setelah mengambil chip di dalam benda itu.

R7 pun mengangguk dan menerima chip itu.

"Kita sedang diawasi, aku akan merubah strategi keamanan"

Kemudian Maya mengeluarkan tablet miliknya, menaruhnya tepat ditengah meja, R7, G1 dan B4 memperhatikan apa yang akan disampaikan oleh Maya.

"G1 !" Tunjuk Maya. "Kau ambil alih semua CCTV di gedung ini dan perketat pengawasan mu di titik-titik yang akan dilalui oleh rombongan Tuan Carlos"

"R7! Kau kembali lah ke Bandara, perketat pengamanan disana terutama di pintu masuk dan keluar. Kerahkan seluruh tim mu, kalau perlu minta bantuan dari pihak bandara ataupun polisi setempat!"

"B4, tugas mu atur lalu lintas jalan yang akan kita lewati, baik itu jalan raya besar atau kecil. Dan siap kan mobil di depan gedung."

"Aku akan berjaga disini, persiapkan semuanya dengan baik, laporkan hal sekecil apapun yang terlihat janggal. Ingat ini misi penting. And go!!!" Ucap Maya sambil mengembalikan tablet nya ketempat semula dan memakai kacamata kesayangannya.

Sepertinya transaksi jual-beli sudah terlaksana dengan lancar, terdengar suara tawa Carlos dari Earpiece milik Maya.

Srekkkkk "Fe, apakah disana sudah aman? Aku dan rombongan akan segera berjalan kesana!" Tanya Sam.

"Clear!" Jawab Maya melalui Earpiece.

Maya kemudian menyambungkan saluran Earpiece nya kepada G1. "Stand by!"

G1 pun yang sudah menerima perintah, langsung fokus menuju monitor didepannya, mengamati setiap pergerakan rombongan Tuan Carlos dan Tuan Muda Iskandar.

Brukk...

Maya mendengar suara tabrakan dari Earpiece nya, tersentak seketika.

Maya langsung menyambungkan saluran Earpiece nya kepada G1, "apa yang terjadi?"

"Emmmm, ada beberapa orang yang tanpa sengaja menabrak Tuan Carlos. Tenang saja berlian nya aman"

Huffttt.... Maya menghembuskan nafas lega.

Nampaknya semua masih terlihat berjalan dengan lancar hingga saat ini.

Saat ini Tuan Carlos dan Tuan Muda Iskandar sedang menyantap hidangan yang telah disajikan dengan baik oleh Tuan Muda Iskandar.

Mereka menyantapnya sambil berbincang-bincang masalah bisnis keduanya.

Maya dan para pengawal lainnya berbaris rapi di belakang Carlos dengan menyisakan jarak kurang lebih 2 meter.

Ngiiiiiinggggg......

Earpiece milik Maya berdengung dengan keras, dengan segera Maya melepasnya agar tak merusak telinganya.

Lalu ponselnya berdering, ada sebuah panggilan masuk. Tertera nama G1 disana. Tanpa pikir panjang Maya langsung mengangkat telponnya dan memutar badannya berjalan sedikit menjauh dari yang lainnya.

"Ada apa?" Tanya Maya to the points.

".............." Jawab G1 di seberang sana.

Mendengar jawaban G1, Maya sedikit mengangkat kepalanya yang semula sedikit menunduk.

Lalu ia membalikkan badannya menatap ke tempat jamuan itu.

Terdengar G1 masih terus berbicara di sebrang sana.

Hantu LautWhere stories live. Discover now