Jakarta

259 20 0
                                    

Perjalanan pulang Maya dari rumah Dika menuju rumahnya cukup jauh, hari ini Maya memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dinas Om Arif. Butuh waktu kurang lebih tiga belas menit menuju rumah kediaman nya, rumahnya ini terletak tak jauh dari Yonif 1 Marinir. Ayahnya membeli rumah ini saat ayahnya dipindahkan ke Surabaya.

Motor Maya berhenti disebuah rumah yang bernuansa biru laut, tak jauh beda lah dengan rumah milik Dika. Namun untuk ukuran, lebih besar rumah yang berada dihadapan Maya.

Setelah pintu gerbang rumahnya dibukakan oleh Pak Tarjo, seorang tukang kebun yang bekerja dengan keluarga Maya sejak Maya masih duduk di bangku taman kanak-kanak hingga saat ini. Maya pun melakukan motornya sampai didepan garasi rumahnya.

Maya melepaskan helm yang ia kenakan, lalu berjalan menuju teras rumahnya. Melepaskan sepatu dan menaruhnya dengan rapi di rak sepatu yang tertata rapi disudut teras ini.

Seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya, "Mbak sudah pulang to?" Tanya wanita itu dengan wajah berseri-seri.

Maya menatap wanita paruh baya itu dan senyuman manis yang kini terpatri di wajahnya, "Iya mbok"

"Mbok dari mana, kok ada di luar?" Tanya Maya pada wanita paruh baya yang ia sebut mbok itu.

Namanya Mbok Jum, ia adalah asisten rumah tangga keluarga Maya, yang bekerja sejak ayah dan ibu Maya menikah. Mbok Jum sering ikut kemanapun Keluarga Maya dipindahkan tugas, namun untuk beberapa tahun ini mbok Jum meminta agar tetap berada dirumah Maya yang berada di Surabaya, mengingat usianya yang tak muda lagi. Maka ayah Maya mengabulkan permintaan mbok Jum itu.

Pak Tarjo dan Mbok Jum adalah pasangan suami istri, mereka berdua ditugaskan ayah untuk menjaga serta merawat rumah keluarga Maya di Surabaya ini. Mereka berdua sudah seperti keluarga Maya sendiri, sebab mereka sudah lama mengabdi pada keluarga Maya. Apapun kebiasaan dan kesukaan seluruh anggota keluarga Maya mereka hafal diluar kepala.

"Itu mbak saya dari warung depan" Jawab Mbok Jum,"Oh ya mbak, mas Bay sampon dateng loh"

Bola mata Maya sedikit melebar,"Oh ya, Ning ndi sak iki mbok?"

"Lagi dhahar mbak, Ning cedak kolam"

"Matur Suwon mbok" Jawab Maya semangat.

Lalu ia sedikit berlari menuju ruang makan rumahnya. Sesampainya di sana, ia mendapati sepiring nasi goreng yang tinggal setengah. Bola mata Maya lalu menyusuri seluruh bagian ruangan ini.

Didapatinya sang kakak sedang berenang di kolam disebelah ruang makan. Ruang makan Maya ini langsung berhadapan dengan pemandangan kolam dan taman bunga kecil milik bunda nya, antara ruang makan dan kolam hanya dibatasi dengan kaca transparan beserta pintunya.

Maya melepaskan tas ransel nya dan menyimpannya diatas meja makan, lalu kakinya melangkah menuju tepi kolam yang terdapat dua buah kursi santai yang terbuat dari kayu. Meyakinkan mendudukkan dirinya di salah satu kursi tersebut.

"Bang, Dateng jam berapa Lo?" Tanya Maya pada sang kakak yang sedang asyik berenang dengan sedikit berteriak.

Bay berenang menuju tepi kolam yang berhadapan langsung dengan Maya. "Setengah jam lalu" Kata Bay sambil berusaha naik ke atas.

Maya lalu melemparkan handuk putih pada Bay yang sudah siapkan mbok Jum di meja kayu sebelah Maya.

Maya hanya ber'oh'ria menjawab pernyataan Bay.

Bay lalu ikut mendudukkan dirinya di kursi sebelah Maya "Lo dari mana? Tadi gue jemput Lo ke rumah Om Arif gak ada, gue cari di kantor staf juga gak ada!"

Maya menoleh kearah abangnya,"Gue tadi diajak makan siang di rumah bang Dika sama keluarga nya!"

Bay yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk seketika menghentikan gerakannya, dan langsung menoleh kearah Maya dengan wajah kaget miliknya, "Seriusan!"

Hantu LautOù les histoires vivent. Découvrez maintenant