Pembagian Kekayaan

139 10 0
                                    

Apel pembukaan kegiatan patroli keamanan laut gabungan dengan instansi maritim, dalam rangka menjaga dan mengamankan perairan perbatasan RI, telah dimulai. Setelah itu dilanjutkan dengan pengecekan kelengkapan personil dan material, serta briefing sebelum melaksanakan kegiatan patroli.

Beberapa saat setelah itu, semua anggota personil menaiki kapal masing masing, sesuai kelompok mereka. Kapal pun mulai berlayar mengarungilautan Indonesia.

Dika merasa senang sekali, ia bisa kembali merasakan tugas di lautan lepas seperti saat ini.

Sebagai seorang prajurit Angkatan Laut yang lebih banyak menghabiskan hari –hari nya dilautan, tentu ia merindukan aroma aroma khas laut yang menyeruak. Terpaan angin saat ia berdiri di atas dek kapal, dan hamparan lautan yang membentang luas dihadapannya kali ini.

Apalagi selama beberapa waktu belakangan ini ia mendapatkan tugas untuk menjadi pembimbing Maya, lebih tepatnya menjadi penjaga. Dan beberapa minggu lalu ia di tugaskan menjadi personil penggembleng anggota pasukan khusus Angkatan Laut di Puslatpur Situbondo.

Lautan adalah tempat yang begitu menenangkan, namun menyimpan banyak misteri di dalamnya.

Kegiatan patroli ini dilakukan karena menindaklanjuti surat laporan dari badan bea cukai yang mencurigai adanya penyelundupan barang illegal melalui para nelayan.

Penyelundupan barang – barang itu sangat merugikan sekali bagi pendapatan Negara. Mulai dari barang elektronik, narkoba bahkan sampai manusia. Ini benar benar sangat merugikan.

Dari balik teropong, Dika mengamati keadaan lautan di sekeliling nya. Senyum tipis terukir diwajahnya, hembusan angina menerpa dirinya. Membuat kerinduanya akan lautan menjadi terobati.

"Lapor Kapten!" panggil Ardi. "Situasi terpantau aman, tak ada pergerakan yang mencurigakan!"

" Hmmm.... Syukurlah" Dika menurunkan teropongnya. "Terus pantau melalui radar, jangan sampai kita lengah".

Ardi mengangguk patuh, ia berbalik badan berjalan meninggalkan Dika. Baru beberapa langkah, ia berhenti dan berbalik badan menghadap Dika yang memanggilnya, kini keaduanya saling berhadapan.

"Ada apa?"

"Aku boleh bertanya sesuatu ?" Dika berpikir sejenak setelah Ardi mengiyakan permintaanya. "Apa Maya menghubungi mu akhir-akhir ini?" Ardi tertawa kecil, ini bukan sosok Kapten Dika yang ia kenal.

Dika menjadi salah tingkah sendiri, "Eee maksud ku... ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengannya, tapi ponselnya tidak aktif sejak beberapa hari yang lalu."

Melihat dika yang salah tingkah Ardi malah tertawa terbahak-bahak sambil memukul lengan tangan Dika, "kau bukan seperti Kapten Dika yang aku kenal, yang bersikap dingin dan acuh terhadap urusan orang lain". Dika menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

Ia melanjutkan kalimatnya, "sudah satu bulan lebih aku tak pernah berkabar dengannya, ia sibuk dengan pekerjaannya dan aku pun sama". Ardi menepuk pelan pundak Dika, " tapi tenang, kata bang Bay, Maya sedang berada di Jepang dan mungkin lusa ia akan kembali. Saat ia sibuk dengan pekerjaannya, ia tak pernah mengaktifkan ponselnya. Kau tenang saja, dia baik baik saja."

Jepang

Pertemuan keluarga besar Tuan Frank akan segera dimulai. Satu persatu iring iringan mobil mewah silih berganti, mulai dari rombongan kakak tertua Tuan Frank hingga adik terakhir Tuan Frank.

"Keadaan aman terkendali Tuan!" Ucap Maya pada Tuan Frank di kursi penumpanng belakangnya. "Saya akan mengawasi Tuan dari sini, dan ini mohon dibawa tuan, untuk berjaga – jaga" Maya menyerahkan bulpoin yang kala itu iya berikan juga pada Carlos.

Hantu LautWhere stories live. Discover now