Pamit

593 36 9
                                    

Apel pagi telah usai dilaksanakan, sekarang saatnya para anggota Satuan Elit Korps Marinir TNI AL berkumpul. Karena Danjen TNI Angkatan Laut telah memberikan instruksi agar para anggota Denjaka segera merapat ke ruangannya.

Tak butuh waktu lama para anggota tim elit telah berkumpul,mereka duduk di bangku dengan rapi dan tertib, yang mengelilingi meja besar berbentuk persegi panjang itu.

"Komandan tempur memasuki ruangan. Berdiri!"Ucap Kapt. Dika tegas sambil berdiri dan langsung diikuti oleh seluruh anggota Denjaka.

Sang komandan atau Danjen memasuki ruangan dengan sangat berwibawa. "Silahkan duduk" titah sang Danjen.

"Siap duduk"jawab anggota Denjaka dengan serempak,dan diikuti gerakan duduk di bangku masing masing.

"Kalian pasti sudah mendengar masalah penyanderaan warga negara kita, yang disandra oleh kelompok perompak di laut Arab. Panglima TNI telah memberikan kita mandat untuk menjalankan misi ini dan pemerintah Arab sudah memberikan izin kepada anggota TNI untuk menjalankan misi di wilayahnya."

"Kita sudah mengajukan tim negosiasi,tapi tidak ada hasil yang memuaskan. Tetapi mereka mendapatkan informasi penting dari para perompak itu. Mereka bahkan mampu membaca kemampuan, kekuatan,serta kelemahan para perompak itu."

Para anggota Denjaka mendengarkan dengan seksama penuturan sang Danjen.

"Saya juga mendapatkan sebuah informasi penting tentang perompak itu, yang jarang diketahui orang lain. Menurut mata mata saya, perompak ini adalah bagian dari Mafia terbesar didunia yang sedang diburu oleh beberapa negara didunia. Ia juga memiliki beberapa orang ahli di bidang teknologi, tapi untungnya salah satu dari beberapa ahli teknologi itu berada di pihak kita."

Dika mengangkat tangannya."izin bicara ndan"

"Silahkan Kapten Dika."

"Apakah mata mata itu bisa kita percaya ndan. Dan apakah ada jaminannya bahwa dia tidak akan pernah mengkhianati kita." ucap dika meragukan.

"Saya sendiri yang akan menjamin itu semua, apakah kau masih ragu kapten Dika."Jawab Danjen dengan tegas.

"Siap tidak ndan"

"Baiklah saya membagi anggota menjadi tiga tim, yang pertama tim serbu, beranggotakan Kapten Dika, Lettu Adit,Lettu Ardi, letda Ifan dan letda bagus. Nama tim kalian adalah tim Elang dan komandan tim adalah Kapten Dika. Tim Medis beranggotakan Lettu Dimas dan Letda Marno, nama tim kalian adalah merpati. Dan yang terakhir tim intelejen, beranggotakan Lettu Daniel saja sebagai ahli di bidang teknologi, julukannya gagak."

Tim telah terbagi, saatnya mereka membahas strategi penyerbuan. Ruangan bernuansa Hijau inilah para pasukan khusus membahas dan berdiskusi masalah yang akan dihadapi,mulai dari strategi penyerbuan sampai keselamatan para anggota dan juga para Sandra.

"Baiklah cukup sampai disini rapat ini, setelah ini saya ijinkan kalian untuk istirahat dan besok saya akan tunggu di dermaga jam 3 pagi. Mengerti!!!"

"Siap mengerti"

"Baik silahkan bubar!!!"

Rapat pun. Telah usai,para anggota kembali ke tempatnya masing-masing. Ada yang pulang ke rumah untuk berpamitan,ada yang langsung istirahat di rumah Dinas atau di barak masing masing,dan lain lainnya...

⚓⚓⚓

Kapt. Dika berjalan menyusuri koridor tempat pertemuan dan kantor kantor staf. Ia berencana kembali ke rumah Dinas nya untuk menyiapkan pembekalan dan istirahat yang cukup untuk misinya esok.

"Kapt, mau pulang kah?" Tegur Daniel Marino
Ia adalah sahabat Dika sejak menjadi Taruna.

"Gak, besok pagi pagi kan udah harus sampai ditempat kumpul, emang kamu pikir Surabaya ke Bandung jaraknya kayak jari telunjuk sama jari tengah apa "jawab Dika  yang tengah berjalan beriringan dengan sang Sahabat.

Hantu LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang