Candra

375 26 1
                                    

Berhari-hari Dika dan yang lainnya terombang ambing di lautan lepas. Hari ini tibalah bagi mereka semua untuk melepaskan rindu bersama keluarga dan yang lainnya. Karena sebentar lagi kapal yang mereka tumpangi akan segera berlabuh di Dermaga Tanjung Perak.

Dermaga kali ini ramai sekali, karena banyak orang yang menyambut kedatangan keluarga mereka. Jangkar pun diturunkan,tali pengikat telah terpasang. Pintu kapal pun dibuka,semua prajurit dan Sandra turun dari kapal. Mereka langsung disambut sanak saudara mereka,seketika suasana berubah menjadi haru biru.

Namun sang Kapten malah berjalan dengan santainya tanpa menoleh kearah para prajurit yang disambut. Tiba tiba langkah nya terhenti karena sahabatnya Daniel menepuk bahu nya.

"Kapt. Mau pulang ke mana?" Tanya Daniel

"Ke rumah dinas,mau nebeng ya..." jawab Dika dengan satu alisnya terangkat.

"Hehehe,peka banget dah kapten ku ini,makin sayang deh"

"Jijik" jawab Dika dan langsung meninggalkan Daniel yang masih tetap ditempat.

"Woi kapten tungguin dong" teriak Daniel sambil berlari mengejar Dika.

Jalanan kota Surabaya

Menyusuri jalan Surabaya dengan Kuda Besi kesayangan,dengan tujuan ke rumah dinas milik Dika. Ingin rasanya merebahkan tubuh yang telah letih ini.

Saat duo insan ini tengah menikmati pemandangan Kota Surabaya, namun ada hal aneh yang tertangkap oleh mata sang kapten.

Ia melihat Candra tengah berada disamping jalan raya, dekat area Masjid. Candra adalah anak dari Kolonel Arif Tanpa pikir panjang ia segera menghentikan laju motor nya dan memarkirkan motornya di dekat area Masjid.

"Loh Kapt. Mau ngapain" ujar Daniel melihat tingkah sang kapten.

Alih alih mendengarkan sang kapten malah tak menghiraukan ucapan Daniel,ia segera berlari menuju Candra. Di raihnya tubuh mungil sang anak,lalu ia bawa agak menjauh dari jalan raya. Dibawanya sang anak ke area Masjid.

Daniel menghampiri sang kapten dengan anak kecil tersebut,rasa ingin tahunya sudah bergejolak dalam hati.

"Candra kok bisa ada disini?" Tanya Dika dengan lembut.

Anak kecil itu mendongakkan kepalanya, dilihatnya dua orang gagah dengan memakai pakaian santai. Orang yang sangat familiar di matanya.

Sebelum pulang, Dika dan Daniel sudah mengganti baju militernya dengan baju santai nya.

Candra tersenyum senang. "Tadi yang jemput aku kelamaan kak, jadi aku jalan kaki aja pulangnya." Kata Candra yang masih mengenakan seragam sekolah nya.

"Kalau gitu ayo bareng kita pulang aja" ajak Daniel.

"Boleh kak Dika" Dika mengangguk tanda menyetujui.

Dika langsung menggandeng tangan mungil Candra menuju kuda besinya di ikuti Daniel di belakangnya.

Dika lalu tancap gas meninggalkan tempat itu.

Saat sudah jauh tiba tiba, Dika, Daniel dan Candra dihadang oleh sebuah mobil Toyota Hilux Revo Rocco warna merah marun. Langsung saja Dika menarik pedal rem nya. Sehingga badan mereka bertiga terhuyung ke depan.

"Aduh ... Siapa sih itu, gak punya sopan santun banget, hadang orang tengah jalan. Untung jalanan sepi kalo rame kan bahaya." Cerocos Daniel.

Pengemudi mobil itu pun keluar, "Turun Lo... Mau Lo bawa kemana adik gue!!!" Teriak gadis pengemudi mobil tersebut sambil menunjuk ke arah Dika.

Dika, Candra dan Daniel turun dari motor mereka.

"Kakak...." Candra langsung berlari menuju orang yang ia panggil kakak.

Dika dan Daniel masih mematung di tempatnya, mereka berdua tak menyangka gadis bar bar itu kakak dari Candra. Dan setahu mereka Candra adalah anak tunggal, lantas siapa gadis yang dipanggil kakak oleh Candra itu.

Gadis itu menggandeng tangan Candra. "Lo berdua siapa? Dan mau lo bawa kemana adik gue?" Tanya gadis itu sambil berjalan menuju kedua orang laki-laki didepannya seolah menantang.

"Saya bawahan ayahnya Candra. Dan dia mau saya antar pulang,kamu siapanya Candra" jawab Dika ketus.

"Gue kakak nya!. Apa gue harus percaya sama omongan lo!" ujar Gadis itu sambil menaikkan satu alisnya.

"Terserah anda, toh saya gak ada niatan buruk buat Candra."

"Kak! Kakak jangan marah dulu dong, yang dibilang kak Dika itu bener kak, aku juga udah kenal mereka kok." Jelas Candra menengahi.

Merasa masih kurang percaya dengan penuturan Candra, gadis itu bertanya pada kedua orang laki-laki didepannya. "Coba kasih gue bukti yang bisa gue percaya kalau kalian memang gak ada niatan buruk sama adek gue?"

"Ini Kartu keanggotaan saya anda bisa lihat,dan sebenarnya anda sudah bisa berfikir, mana ada orang yang mau culik anak secara terang terangan dan korbannya sudah mengenali saya pula." Perempuan itu menerima Kartu milik Dika,ia mengeceknya sebentar lalu ia kembalikan lagi.

"Bisa aja kan kalo lo cuma alibi doang" ujarnya yang masih ketus.

"Terserah anda" ujar Dika dingin.

"Oke gue anggap gue percaya, terimakasih udah nolongin Candra. Permisi" katanya tanpa ekspresi.

Setelah mengucapkan kalimat itu sang perempuan tadi langsung menggandeng tangan Candra dan mengajaknya pergi begitu saja.

"Oh ya mbak, tolong lain kali kalau mau hadang orang jangan di tengah jalan, takutnya dikira perampok dan bisa saja mengganggu pengguna jalan yang lain." Peringat Dika saat gadis itu berjalan meninggalkan nya.

Gadis itu menghentikan langkahnya. Sepertinya kata kata Dika sukses memancing emosinya, sampai sampai rahang gadis itu mengeras seketika dengan mata yang sedikit melebar.

Sedangkan Dika dengan santainya menaiki kuda besinya, disusul Daniel dibelakangnya.

Gadis itu membalikkan badannya. Tangannya sudah mengepal kuat menahan emosi yang ingin meledak, ingin sekali rasanya ia hajar orang yang sudah membuatnya menjadi emosi seketika.

Namun niatannya harus ia urungkan, sebab orang yang ingin ia hajar sudah tancap gas meninggalkan nya dengan emosi yang masih membara.

"Gila,tuh cewek bar bar amat ya Dik, omongan nya pedes pula, tapi omongannya gak sepedes omonganmu" Cerocos Daniel sambil tertawa.

"Oh gitu ya, nanti sampai rumah ambil jatah dulu ya dari saya" jawab Dika.

Seketika Daniel kesulitan menelan ludah nya "Ampun bang, becanda"

"Tapi ya dik, nyalinya itu loh gede banget kek gak ada takut takutnya. Padahal kita berdua, dia sendirian, sejago apapun dia pastikan kalah sama kita yang cowok cowok. Dan dia kayak tau banget tentang dunia kemiliteran, buktinya dia paham sama kartu yang Lo tunjukin tadi" komentar Daniel panjang lebar tentang gadis itu.

Dika hanya mengendikkan bahunya tanda tak tahu. Namun Dika sendiri juga penasaran dengan sosok gadis yang baru saja ia temui itu

"Siapa dia sebenarnya, mungkin saya akan tau setelah ketemu dia lagi???" Ujar Dika dalam hati, entah Dika sangat yakin bahwa ia akan bertemu dengan gadis itu lagi. Tapi ia tak tahu kapan, bisa saja esok, atau satu jam lagi...

⚓⚓⚓

"Cand, besok besok kakak kalo telat jemput kamu tunggu aja disekolah. Jangan pulang kayak tadi, bahaya loh" ucap gadis itu memperingati Candra.

"Iya kak, Candra minta maaf ya kak, karena ulah Candra kak Maya tadi hampir berantem sama kak Dika tadi." Jawab Candra.

Gadis itu tersenyum. "Iya... Kak Maya maafin kok, maafin kak Maya juga ya udah telat jemput kamu"

Candra mengangguk sambil tersenyum.

Gadis yang Candra sebut kakak sebenarnya adalah Maya, jadi Maya itu adalah anak dari kakak Kolonel Arif, makanya Candra memanggil Maya dengan sebutan kakak. Dan selama Maya di Surabaya, ia tinggal di kediaman Kolonel Arif.

Jangan lupa vote dan kasih komen ya....
Happy reading 😉

Hantu LautWhere stories live. Discover now